East Ventures’ thesis on Direct-to-Consumer (D2C) startups
Insights

Bagaimana startup D2C ciptakan pelanggan yang lebih kuat dan loyal

East Ventures
Share

Layaknya semua investasi East Ventures pada tahap awal, tesis kami terhadap startup D2C (Direct-to-Customer) terletak pada para founder. Startup D2C adalah perusahaan yang menjual produknya langsung ke konsumen, yang berarti tidak ada perantara antara konsumen dan perusahaan.

Di setiap portofolio D2C kami, para founder berkomitmen untuk membangun brand yang berfokus pada pelanggan, inovatif, dan dipersonalisasi.

Di sisi makro, ketika konektivitas global melonjak, pergeseran generasi seperti meningkatnya prevalensi penduduk digital native (orang yang lahir di era digital), termasuk Gen-Z dan milenial, membentuk perilaku konsumen secara signifikan.

Menurut laporan McKinsey, Gen Z yang merupakan generasi digital native meluangkan banyak waktu dan pertimbangan dalam pembelian mereka, untuk memastikan bahwa sebuah produk sesuai dengan kebutuhan dan nilai mereka.

Tipe konsumsi ini membutuhkan kesabaran; Gen Z bersedia untuk menunda pembelian hingga mereka benar-benar membutuhkannya dan hingga mereka menemukan penawaran terbaik.

Laporan Indonesia Millennial and Gen Z 2025 oleh IDN baru-baru ini menunjukkan bahwa kedua generasi ini telah menerapkan gaya hidup hemat sebagai respons terhadap kenaikan biaya hidup, namun dengan fokus yang berbeda.

Gen Z memprioritaskan penghematan melalui diskon dan penawaran, sementara generasi milenial menyeimbangkannya dengan pekerjaan sampingan untuk memastikan stabilitas keuangan.

Perilaku konsumen mereka yang unik secara fundamental tengah mengubah dunia ritel.  Studi menunjukkan bahwa 43% konsumen Gen Z lebih memilih untuk membeli langsung dari platform brand, persentase yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan generasi yang lebih tua. 

Hal ini mengindikasikan bahwa bagi demografi yang lebih muda, hubungan langsung dengan brand menumbuhkan rasa keaslian dan keandalan. Selain itu, daya beli Gen Z diproyeksikan tumbuh hingga sekitar US$12 triliun secara global pada tahun 2030, sehingga memberikan peluang besar bagi brand untuk diraih.

Di Indonesia sendiri, populasi milenial dan Gen Z mencapai lebih dari setengah populasi negara ini, dan berkontribusi pada sebagian besar dari keseluruhan populasi milenial dan Gen Z di Asia Tenggara.

Daya tarik model D2C lebih dari sekadar kepercayaan. Laporan PwC mengenai tren pasar konsumen juga menekankan peran penting dari “Pengalaman pelanggan NextGen.

Laporan tersebut menunjukkan bahwa brand semakin berfokus pada personalisasi dan memanfaatkan data pelanggan untuk membangun hubungan. 

Potensi startup D2C terletak pada peluangnya untuk memberikan pengalaman yang dipersonalisasi, sehingga dapat menumbuhkan loyalitas brand, dan pada akhirnya memenuhi tuntutan yang terus berkembang dari konsumen modern.

Dibangun di atas fondasi keintiman digital ini, lanskap konsumen saat ini semakin dibentuk oleh “ekonomi pengalaman,” tahap keempat dalam perkembangan ekonomi di mana nilai inti bergeser dari barang dan jasa menjadi menciptakan interaksi yang berkesan, menarik, dan terhubung secara emosional.

Startup D2C yang didukung oleh East Ventures berada di garis depan dalam menangkap pergeseran konsumen

Salah satu perusahaan portofolio kami, Compawnion, berfokus pada peningkatan kesehatan dan kesejahteraan hewan peliharaan secara keseluruhan, yang didorong oleh tren humanisasi hewan peliharaan.

Grup ini menaungi beberapa brand makanan hewan peliharaan yang sehat, termasuk Pawmeal, Catto, dan UGO.

Compawnion didirikan oleh tiga wanita: Stephani Herman, Tania Suganda, dan Valerie Amintohir. Mereka melakukan penelitian yang mendalam dan komprehensif dengan ahli gizi hewan peliharaan, termasuk Valerie sendiri, yang merupakan Ahli Gizi Anjing dan Formulator Diet bersertifikat.

Bagi Compawnion, memupuk loyalitas dan kepercayaan terhadap brand adalah hal yang sangat penting. Sebagai pemilik hewan peliharaan sendiri, tenaga penjualan dan pemasaran Compawnion sangat memahami perjuangan para pemilik hewan peliharaan dan menawarkan pengalaman dan layanan pelanggan yang luas. Itulah cara mereka memasuki komunitas ini untuk mendapatkan pemahaman mendalam tentang apa yang dibutuhkan pelanggan mereka.

Compawnion juga memiliki konten bulanan yang dibuat oleh pengguna dengan pelanggan, pengecer, dan Key Opinion Leader (KOL) seperti influencer dan dokter hewan, yang mengintegrasikan semua pemangku kepentingan ke dalam platform dan brand mereka.

Founder Compawnion, Tania Suganda, Stephani Herman, dan Valerie Amintohir

Ada juga Diri Care, sebuah perusahaan teknologi kesehatan konsumen untuk orang-orang yang memiliki masalah kulit, rambut, dan kesehatan intim, dan lainnya. Pendekatan omnichannel perusahaan ini memungkinkan pelanggan—atau pasien—untuk menghubungi tim klinis untuk konsultasi online, membeli produk Diri Care, dan membuat janji temu offline.

Dalam hal keterlibatan pelanggan, tim klinis Diri Care juga melakukan pemeriksaan rutin terhadap pelanggan dan menawarkan perawatan lebih lanjut di klinik offline.

Di sisi lain, RPG Commerce, memulai perjalanannya sebagai brand murni digital ketika pertama kali didirikan. Saat ini, dengan brand terbesarnya, Montigo, perusahaan omnichannel ini mengoperasikan lebih dari 50 toko ritel di seluruh Asia Tenggara yang menawarkan pengalaman unik bagi para pelanggan yang berkunjung.

Toko-toko ini secara khusus dirancang untuk “ritel pengalaman,” di mana pelanggan dapat menyesuaikan dan berinteraksi dengan produk, menciptakan hubungan yang lebih dalam dan lebih pribadi yang mendorong loyalitas brand.

Montigo tumbler - Wildflower field collection
Tumbler Montigo – Koleksi Wildflower field

Kasual, startup D2C asal Indonesia yang menjual celana khusus pria, juga berhasil menciptakan basis pelanggan yang mengidentifikasikan dirinya sebagai profesional muda yang efisien, sadar penampilan, peduli lingkungan.

Pendekatan personalisasi dan teknologi Kasual yang inovatif menjadikannya sebagai platform fesyen-teknologi dan perdagangan instan terkemuka di Indonesia. Perusahaan ini memiliki kendali penuh atas rantai pasokannya, memberdayakan para penjahit lokal untuk membuat produknya.

Beberapa startup D2C lain yang didukung East Ventures telah membagikan cara dan strategi mereka untuk tetap menjadi yang terdepan dalam revolusi konsumen di Asia Tenggara. Baca pendapat mereka di sini.

Pada pelanggan di vertikal D2C, ada rasa bangga dan rasa memiliki yang kuat di setiap pembelian. Para pelanggan juga dapat mengidentifikasi pesan dan visi brand dengan mudah.

Memahami pelanggan dan tetap inovatif adalah kunci bertahan jangka panjang

Karena penetrasi digital terus meningkat dan semakin banyak perusahaan D2C baru yang berkembang di pasar, salah satu faktor penting bagi  perusahaan D2C yang sukses dan berkelanjutan adalah kemampuan untuk mengenal pelanggan dan tumbuh bersama mereka. 

Perusahaan D2C harus tetap inovatif dan berhubungan dengan apa yang dicari oleh segmen pelanggan mereka.

Saat tren terus berubah, brand D2C yang jeli dapat membedakan antara sesuatu yang hanya sebatas hiruk pikuk dan sesuatu yang bermakna.

Perusahaan D2C paling sukses di seluruh dunia dapat secara autentik dan sengaja menghubungi pelanggan mereka yang paling setia, memanfaatkan panggilan pelanggan, focus group, dan data untuk membantu mereka mengembangkan produk dan membuat keputusan penting.

Bukan hanya tentang beradaptasi dengan selera dan preferensi lokal; keberlanjutan brand D2C merupakan jangkar untuk membangun keterikatan dan kepercayaan pelanggan.

Konsumen kini semakin cerdas, mereka mencari lebih banyak informasi dan hubungan dengan sebuah brand sebelum melakukan pembelian, dan pada akhirnya menjadi pelanggan tetap.

Pendekatan bottom-up untuk pemasaran, turun ke lapangan, dan keterlibatan langsung dengan konsumen adalah strategi utama dalam membangun basis pelanggan setia.

Penting untuk mengetahui siapa pelanggan Anda sejak awal dan mengapa mereka memilih Anda. Pemain D2C memiliki keunggulan dibandingkan pemain e-commerce tradisional karena mereka dapat mengakses data pribadi dan wawasan berharga untuk mendorong strategi inovasi.

Bersama dengan pengalaman belanja online yang unik, perusahaan startup D2C dapat mengembangkan kampanye, mendorong strategi omnichannel, dan memanfaatkan era “ekonomi pengalaman” yang membantu menciptakan dan mempertahankan loyalitas brand dalam jangka panjang.

Hingga saat ini, perusahaan-perusahaan portofolio D2C East Ventures juga mencakup ESQA, Fore, KLAR Smile, Mighty Jaxx, Novelship, The Parentinc, UENA, dan masih banyak lagi yang lainnya di antara ekosistem kami yang memiliki lebih dari 300 portofolio.

Ada banyak ruang bagi brand D2C untuk berevolusi dan tumbuh, dan kami berkomitmen untuk terus menjadi yang pertama percaya pada perusahaan perintis yang berada di garis depan inovasi.

Jika Anda adalah founder startup yang sedang membangun bisnis D2C dan mencari pendanaan, kirimkan pitch Anda di sini.

Artikel terbaru