Sejak berdiri pada tahun 2009, East Ventures telah menjadi perusahaan modal ventura (venture capital/VC) yang terbuka pada seluruh sektor (sector-agnostic) dan pelopor investasi startup Indonesia. Kami adalah platform holistik yang menyediakan investasi tahap awal hingga tahap lanjutan untuk lebih dari 300 perusahaan teknologi di Asia Tenggara. Investasi kami mencakup berbagai sektor, mulai dari e-commerce, Software as a Service (SaaS), fintech, kesehatan, dan climate tech.
Kami berkomitmen untuk mengembangkan ekosistem digital di kawasan ini, terus memberikan peluang bagi perusahaan portofolio serta startup baru untuk mencapai kesuksesan.
Berikut adalah 16 fakta penting tentang East Ventures:
1. Tiga pendiri, satu visi
East Ventures didirikan oleh Willson Cuaca, Taiga Matsuyama, dan Batara Eto. Ketiganya saat ini menjabat sebagai Managing Partner.
Willson, berasal dari Indonesia, memiliki pengalaman di bidang infrastruktur jaringan dan keamanan internet. Ia adalah lulusan Universitas Bina Nusantara (Binus) dan telah membuat beberapa produk teknologi sebelum mendirikan East Ventures.
Taiga dan Batara kini tinggal di Jepang. Sebelum mendirikan East Ventures, Taiga bekerja di Accenture, membantu dalam peluncuran Yahoo Jepang, dan sempat sukses mendirikan dana investasi Kronos Fund. Sementara itu, Batara pernah menjabat sebagai CTO perusahaan jejaring sosial bernama Mixi.
2. Pelopor di bidang venture capital
Tahun 2024 menandai 15 tahun perjalanan East Ventures. East Ventures didirikan pada tahun 2009 sebagai salah satu perusahaan venture capital pertama di Indonesia. Pada saat itu, penetrasi internet hanya 13%, atau sekitar 30 juta jiwa dari total 230 juta penduduk Indonesia.
Bersama dengan startup dalam ekosistem kami, East Ventures mulai membangun ekosistem digital Indonesia, karena kami melihat bahwa penetrasi internet yang masih rendah justru menyimpan potensi yang besar. Pada Januari 2023, penetrasi internet telah mencapai 77% dari total populasi Indonesia.
“Tujuan kami adalah selalu berada di depan gelombang sebelum menjadi tren besar. Dengan penetrasi internet Indonesia yang diproyeksikan mencapai 80% di 2024, kita mulai melihat akhir dari era transisi digital konsumen dan munculnya era baru: bonus demografi (dividen demografi) yang akan datang,” ungkap Willson.
3. Dukungan kuat dari para investor melalui dana-dana baru
East Ventures memiliki kemampuan untuk meluncurkan dana-dana baru dengan dukungan kuat dan kepercayaan dari para investor. Dengan 11 dana khusus untuk Asia Tenggara: 6 dana Seed, 2 dana Growth, 1 dana Growth Plus, dan yang terbaru, dana “East Ventures South Korea fund in partnership with SV Investment” sebesar US$100 juta untuk investasi Asia Tenggara – Korea Selatan.
Investor terkemuka dari Korea dan Indonesia mendukung pelaksanaan penutupan pertama dari dana bersama ini, Korea Development Bank (KDB), dan komitmen strategis dari salah satu bank baru terkemuka di dunia.
Dengan berbagai dana tersebut, East Ventures dapat memaksimalkan jangkauan ke perusahaan di berbagai tahap dan industri di Asia Tenggara.
4. Investasi yang berkembang
Sejak 2009, East Ventures telah berinvestasi di lebih dari 300 perusahaan dan sukses dengan pencapaian investasi (exit) dari 40 perusahaan. Kami juga memperkuat dukungan terhadap perusahaan-perusahaan terbaik di Asia Tenggara dan membantu perusahaan portofolio kami yang sudah menjadi pemimpin pasar untuk menjaga posisi dominan mereka.
East Ventures telah membantu perkembangan beberapa unicorn (perusahaan dengan valuasi lebih dari US$1 miliar), seperti Tokopedia, Traveloka, Xendit, dan Carro. Kami juga melakukan exit melalui akuisisi, seperti Kudo yang diakuisisi oleh Grab pada tahun 2017, Moka yang diakuisisi Gojek pada tahun 2020, dan Tech in Asia (TIA) yang diakuisisi oleh SPH Media pada bulan Januari 2024.
Kudo adalah startup pendukung e-commerce dengan model bisnis Online to Offline (O2O), dan akuisisi tersebut bertujuan membantu Grab mengembangkan layanan pembayaran digital mereka dengan cepat. Moka adalah aplikasi kasir atau Point of Sales (POS) online, dan diakuisisi Gojek untuk mendukung digitalisasi UMKM di Indonesia.
Tech in Asia adalah platform media dengan misi untuk membangun dan melayani komunitas teknologi dan startup di Asia, dan akuisisi ini diharapkan dapat membantu SPH Media, sebagai penerbit berita terbesar di Singapura, membangun bisnis terkemuka di Asia Pasifik.
5. Irama & waktu yang tepat
Fokus utama kami ada di Asia Tenggara. Wilayah ini memiliki populasi usia produktif yang besar dengan ekosistem startup yang berkembang pesat dan siap memasuki era bonus demografi, sebuah periode dimana akan banyak peluang bagi startup teknologi.
Willson sering menekankan pentingnya “ritme” (cadence). “Seperti pemain bulutangkis yang harus terus bermain, investor harus terus berinvestasi untuk merasakan ritme pasar dan membuat keputusan yang tepat. Kami tidak pernah berhenti berinvestasi.
Di hari cerah maupun hujan, kami akan tetap berinvestasi pada founder yang berkualitas dan hanya berhenti berinvestasi jika tidak ada lagi founder yang baik untuk diinvestasikan. Kami telah menyaksikan peningkatan kualitas para founder dari waktu ke waktu, yang dapat membangun bisnis sukses lebih cepat dari sebelumnya.
Waktu untuk meningkatkan bisnis digital di Asia Tenggara telah dikompres dan dipercepat,” jelasnya.
Selain di Indonesia, East Ventures juga berinvestasi pada startup yang berasal dari Singapura, Malaysia, Filipina, Thailand, Hong Kong, Vietnam, Jepang, dan India.
6. Ekosistem yang berkembang
Perjalanan East Ventures dimulai dengan dana Seed, berjalan sembilan tahun dari 2009 hingga 2018. Setelah itu, kami juga mendirikan dana pertumbuhan (Growth fund) pertama kami bersama Sinar Mas dan Yahoo Japan pada tahun 2018. Pada tahun 2021, East Ventures meluncurkan Growth fund kedua kami, dan akhirnya menyatukan tim Seed dan Growth menjadi satu platform holistik.
Saat ini, di dalam ekosistem East Ventures ada empat perusahaan unicorn, bukti dedikasi kami dalam mengembangkan lanskap startup yang dinamis dan kuat.
Di tengah kondisi pendanaan global yang sulit, East Ventures terus mendukung perusahaan portofolio kami dengan menjadi mitra diskusi terpercaya, melakukan pendekatan dengan komunitas, menghubungkan mereka dengan prospek mitra bisnis, dan menjajaki pendanaan tambahan.
Pada akhir tahun 2024, 70% dari perusahaan-perusahaan portofolio tahap pertumbuhan kami menghasilkan laba, dan lebih dari 80% di antaranya telah menunjukkan peningkatan marjin EBITDA selama tahun lalu, dengan peningkatan marjin rata-rata sebesar 54%.
7. Membina beberapa startup paling tangguh di Asia Tenggara
East Ventures secara konsisten menunjukkan pertumbuhan yang kuat dan menghasilkan nilai yang besar bagi ekosistemnya. Pendapatan dari perusahaan-perusahaan portofolio tahap pertumbuhan (growth) telah melonjak hingga 40% dari tahun ke tahun, hampir tiga kali lipat dari tingkat pertumbuhan pendapatan di Asia Tenggara secara keseluruhan, menurut Laporan e-Conomy Asia Tenggara tahun 2024 dari Google, Temasek, dan Bain.
Di East Ventures, kami telah mengamati bahwa perusahaan-perusahaan dengan fundamental yang kuat dan runway yang jelas menuju profitabilitas memiliki posisi yang baik untuk mencapai stabilitas dan kesuksesan finansial jangka panjang.
Sebagai contoh, Sociolla mencapai pertumbuhan lebih dari 50% dari tahun ke tahun dan mencapai profitabilitas pada semester pertama tahun 2024, mengungguli para pesaingnya di segmen perdagangan kecantikan yang sangat kompetitif di Indonesia.
ShopBack adalah salah satu platform cashback regional terbesar, dengan lebih dari 45 juta pengguna di seluruh Asia Pasifik. Melalui inovasi dalam layanan bernilai tambah bagi para pedagang dan penawaran produk yang lebih baik bagi para pembeli, ShopBack berhasil mencapai pertumbuhan hampir 25% dari tahun ke tahun, mengukuhkan dirinya sebagai platform pilihan bagi para pembeli dan pedagang.
Pada Q3 2025, perusahaan telah menghasilkan keuntungan.
Dari lanskap konsumen, Mighty Jaxx telah berkembang pesat didukung oleh permintaan konsumen global yang kuat dan telah mencapai profitabilitas EBITDA pada kuartal tiga 2024.
East Ventures merupakan salah satu investor Online Travel Agent Traveloka pertama. Perusahaan mencapai status ‘unicorn’ pada tahun 2017, lima tahun setelah pertama kali didanai East Ventures di tahun 2012.
Pada akhir tahun 2023, Traveloka telah beroperasi di lima negara Asia Tenggara, termasuk Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, dan Vietnam. Kemudian pada tahun 2025, Traveloka secara resmi memulai operasinya di Jepang.
8. Penghargaan global sebagai investor aktif
East Ventures dinobatkan sebagai perusahaan venture capital paling aktif di Indonesia berulang kali sejak 2018. Kami dinobatkan sebagai “Most Consistent Top Performing Venture Capital Fund Globally” oleh Preqin, dan menjadi satu-satunya venture capital dari Asia Tenggara yang mendapatkan gelar tersebut.
East Ventures dinobatkan sebagai salah satu VC paling aktif di dunia oleh berbagai institusi terkemuka, termasuk Pitchbook (#3 Most Active in the Rest of the World 2022), CB Insights (#4 Investor Global Q4 2022 #1 Investor Asia Q4 2022), dan Tech in Asia (#2 Most Active in Southeast Asia) dari jumlah deals. Penghargaan-penghargaan global ini membuat East Ventures dikenal salah satu sebagai perusahaan venture capital ‘terbaik’ di Indonesia.
9. Fokus utama pada pendiri (founder)
Filosofi investasi East Ventures untuk investasi tahap awal adalah 2Ps: People (Pendiri/founder) dan Potential market (Potensi pasar). Kualitas yang kami cari dalam para founder adalah integritas, kesadaran diri, dan sifat paradoks (kontradiktif).
East Ventures percaya bahwa produk yang berkualitas dibuat oleh founder berkualitas yang menilik pasar yang besar. Menurut Willson, produk startup dapat berubah, tetapi kualitas pendiri dan potensi pasar tidak berubah.
Oleh karena itu, kami tidak memprioritaskan penilaian awal produk, seperti yang dilakukan banyak investor lain. Sementara itu, untuk perusahaan di tahap pertumbuhan, kami juga fokus pada traksi (pencapaian).
10. Mendorong keragaman gender, kesetaraan, dan inklusi
East Ventures berkomitmen untuk keragaman gender, kesetaraan, dan inklusi. Di tempat kerja dan ekosistem East Ventures, kami bangga memiliki jumlah perempuan yang substansial—50% di posisi kepemimpinan senior dan 40% sebagai Investing Partner pada tahun 2023.
Selain ketiga founder kami, kepemimpinan East Ventures juga mencakup Melisa Irene dan Avina Sugiarto sebagai Partner. Ketika Melisa menjadi Partner di tahun 2019, perempuan yang menduduki posisi Vice Principal dan Principal di perusahaan venture capital merupakan memang cukup umum. Namun, Melisa berhasil menjadi Partner perempuan pertama di East Ventures pada usia 25 tahun.
Tim East Ventures secara keseluruhan terdiri dari 63 profesional yang berdedikasi di seluruh negara Asia Pasifik (APAC), dan lebih dari separuhnya adalah perempuan. Selain itu, 26% dari perusahaan portofolio kami memiliki setidaknya satu pendiri perempuan.
11. Misi yang berkembang
Pada perayaan ulang tahun ke-10 kami pada tahun 2019, East Ventures merancang pernyataan misi awal kami. Misi kami adalah menjadi platform bagi tiga pemangku kepentingan: bagi para founder untuk mengubah impian mereka menjadi kenyataan, bagi tim kami untuk tumbuh menjadi diri terbaik mereka, dan untuk memberikan dampak positif pada masyarakat. Memasuki tahun ke-15 berdirinya East Ventures, kami telah mewujudkan misi ini.
Pernyataan misi baru East Ventures adalah: Membangun Asia Tenggara yang produktif dan sehat untuk generasi saat ini, esok, dan masa depan.
“Produktif” menyoroti inti dari pekerjaan kami – untuk meningkatkan produktivitas melalui digitalisasi. Agar Indonesia dapat memanfaatkan bonus demografinya, kesehatan dan keberlanjutan harus diprioritaskan.Ketiga hal ini mencerminkan komitmen East Ventures untuk memanfaatkan peluang yang ada, memastikan kemakmuran jangka panjang, dan meninggalkan warisan yang positif.
12. Mendukung daya saing digital Indonesia
Dalam mengidentifikasi peluang, perusahaan venture capital akan memanfaatkan dan memperluas jaringan mereka yang terdiri dari investor, pengusaha, dan akademik, dan meneliti tren besar untuk membentuk visi atau tesis tentang masa depan.
Komitmen East Ventures terhadap proses ini tercermin dalam laporan tahunan East Ventures – Digital Competitiveness Index, yang pertama diluncurkan pada tahun 2020. Indeks ini memetakan pertumbuhan ekonomi digital Indonesia secara sistematis di tiap provinsi dan kota.
Tujuan kami memetakan tingkat daya saing digital Indonesia adalah untuk membantu menutup kesenjangan digital antara daerah-daerah dengan adopsi teknologi tinggi dan provinsi lainnya, serta menjadi panduan bagi pemerintah untuk membangun infrastruktur dan kesiapan digital yang merata di seluruh Indonesia.
13. Komitmen net-zero
East Ventures berjanji untuk menjadi perusahaan emisi nol bersih (net zero) pada tahun 2050 di seluruh operasi dan ekosistem kami. Beberapa inisiatif yang East Ventures lakukan adalah: menghitung dan mengungkapkan emisi gas rumah kaca (GRK) dalam laporan keberlanjutan East Ventures Sustainability Report, program pengimbangan (offset) karbon seperti penanaman mangrove di beberapa lokasi di Indonesia dan penanaman pohon di Jakarta, mengembangkan kerangka investasi berkelanjutan, dan mengembangkan fokus teknologi iklim.
East Ventures juga meluncurkan kalkulator GRK berbasis web dan gratis, bernama ECOVISEA (Emission Calculator & Visualization Southeast Asia), untuk membantu perusahaan menghitung dampak lingkungannya.
Inisiatif ini sejalan dengan komitmen East Ventures yang menjadi perusahaan venture capital pertama yang menandatangani Prinsip-Prinsip Investasi Bertanggung Jawab (Principles for Responsible Investment/PRI) yang didukung oleh PBB pada tahun 2022. Dengan menjunjung tinggi prinsip-prinsip tersebut, kami terus berupaya mengembangkan sistem keuangan global yang lebih berkelanjutan, dan menerapkan enam Prinsip Investasi Bertanggung Jawab.
14. Membangun Indonesia yang lebih sehat
Selama krisis COVID-19, East Ventures berperan krusial dalam memperkuat sistem kesehatan Indonesia melalui inisiatif Indonesia PASTI Bisa (IDPB). Platform IDPB memanfaatkan ekosistem digital East Ventures untuk membantu pemerintah dan sektor swasta dalam mitigasi COVID-19 melalui tiga program penting: IDPB Test Kit, IDPB Safeguards PPE, dan IDPB Safeguards Oxygen.
East Ventures juga mendukung pengembangan genomik di Indonesia dengan berkontribusi pada pembangunan Biomedical & Genome Science Initiative (BGSi) pada Agustus 2022, mendonasikan reagen dan bahan habis pakai (consumables) senilai lebih dari Rp1 miliar.
Kami juga merilis white paper berjudul “Genomics: Leapfrogging into the Indonesian healthcare future” bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan pada Februari 2023.
Ini juga membuka jalan untuk program akselerasi Digital Transformation Office Kementerian Kesehatan, “Health Innovation Sprint Accelerator 2023 in collaboration with East Ventures”.
East Ventures telah menjadi investor aktif di bidang kesehatan di Indonesia dan Asia Tenggara; termasuk Mesh Bio, AMILI, Aevice Health, Etana, Diri Care, dan Nexmedis, serta investasi awal di perusahaan rintisan genomik seperti NalaGenetics dan Nusantics.
15. Investasi 15 tahun sebagai landasan yang kokoh
Terlepas dari ketegangan geopolitik dan penurunan ekonomi global menyebabkan krisis pendanaan di sektor teknologi (tech winter) pada tahun 2022 dan 2023, East Ventures tetap menjadi investor yang kokoh, salah satu perusahaan venture capital tertua di Indonesia.
“Berkaca pada pengalaman kami, [kami melihat bahwa] fenomena berkurangnya pendanaan adalah bagian dari siklus pasar dan kami bisa terus membimbing dan mendukung perusahaan portofolio kami, berinvestasi pada para founder yang baik, serta menciptakan dampak yang lebih berarti di ekosistem kami,” kata Melisa dalam Pandangan para Partner East Ventures tentang Berinvestasi di ekosistem digital Asia Tenggara di 2023.
Pasar Asia Tenggara terus bergejolak dengan transisi, pergeseran, dan dinamika baru. Pengalaman kami selama 15 tahun telah mengajarkan kami untuk melihat lebih jauh dari yang terlihat sambil menavigasi perairan yang belum dipetakan.
Ketika tarikan gravitasi tampak mustahil untuk dilawan, keyakinan East Ventures yang tak tergoyahkan di wilayah ini memungkinkan kami untuk “menentang gravitasi.”
16. Mewujudkan Asia Tenggara yang dapat dipercaya
East Ventures memulai tahun 2025 dengan kuat dengan penutupan transaksi sekunder perdana yang dipimpin oleh GP, yang dijamin oleh perusahaan sekunder global, Coller Capital.
Dengan ini, kami berhasil menawarkan likuiditas LP East Ventures 5 (EV5 Fund), sehingga total distribusi yang dibayarkan ke dalam modal (“DPI”) dari dana tersebut menjadi sekitar 2,0x.
Portofolio EV5 didukung oleh perusahaan-perusahaan teknologi ternama di Asia Tenggara seperti IDN dan waresix.
Menyusul kabar baik tersebut, kami juga mengumumkan bahwa PT Fore Kopi Indonesia (Fore), perusahaan hasil inkubasi kami sendiri, telah melakukan penawaran umum saham perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI). Penawaran umum ini menarik minat yang signifikan dari 114.873 investor ritel dan mengalami kelebihan permintaan (oversubscribed) sebanyak 200,63 kali dari sistem e-ipo BEI.
Di tengah volatilitas pasar akibat ketidakpastian ekonomi global, ketegangan perdagangan, dan respons kebijakan moneter dalam negeri, kami bertahan dan memilih untuk menentang gravitasi, berhasil mencatatkan saham Fore di BEI pada tanggal 14 April 2025.
Kisah sukses ini menunjukkan bagaimana sebuah produk otentik dari startup lokal dapat berkembang dengan baik di tengah ketidakpastian di pasar modal. “Keputusan yang berlawanan dengan intuisi untuk melakukan IPO di tengah kondisi IHSG yang sedang berada di titik terendah sejak pandemi, ternyata membuahkan hasil,” ujar Willson yang juga menjabat sebagai Komisaris Utama Fore.