David Fernando Audy, Operating Partner at East Ventures
East Ventures

Share

9 Maret, 2023

EV-DCI

Meningkatkan daya saing digital: Kunci keberlanjutan Indonesia

Indonesia memiliki populasi lebih dari 260 juta dan kelas menengah yang berkembang pesat. Namun, negara ini menghadapi banyak tantangan dalam mempertahankan pertumbuhan ekonominya dan meningkatkan taraf hidup masyarakatnya. Salah satu bidang penting yang perlu ditingkatkan oleh Indonesia adalah daya saing digitalnya.

East Ventures Digital Competitiveness Index (EV-DCI) 2022 menunjukkan bahwa daya saing digital Indonesia semakin terdistribusi secara merata setiap tahunnya, ditandai dengan peningkatan skor median EV-DCI setiap tahunnya. EV-DCI merupakan acuan pengukuran yang digagas oleh East Ventures untuk menghitung daya saing digital antar provinsi. Meski demikian, provinsi yang berbasis di Jawa masih mendominasi posisi teratas, meninggalkan provinsi-provinsi di wilayah timur Indonesia.

Meningkatkan daya saing digital dan menutup kesenjangan antar provinsi sangat penting untuk keberlanjutan ekonomi dan lingkungan Indonesia.

Menurut laporan Google, Temasek, Bain & Co., ekonomi digital Indonesia melonjak signifikan, dari US$ 41 miliar pada 2019 menjadi US$ 77 miliar pada 2022. Pada 2025 jumlahnya diperkirakan meningkat menjadi US$ 130 miliar pada 2025. Angka tersebut dapat dicapai jika kita dapat mengoptimalkan sumber daya kita dengan tepat.

Ekonomi digital tidak lepas dari peran Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). UMKM memegang kunci untuk membawa Indonesia menuju keberlanjutan. Indonesia merupakan rumah bagi 65 juta UMKM, yang menyumbang lebih dari 60% dari PDB negara dan mempekerjakan sekitar 110 juta orang. Meskipun demikian, hanya sepertiga dari UMKM ini yang menggunakan platform digital, bahkan lebih sedikit lagi yang berbasis di daerah di luar kota besar.

Banyak UMKM membutuhkan bantuan dalam hal akses keuangan, akses pasar, dan teknologi. Oleh karena itu, meningkatkan daya saing digital UMKM menjadi sangat penting jika Indonesia ingin mencapai keberlanjutan dan terus menumbuhkan ekonominya.

Pertama, dengan meningkatkan pemanfaatan teknologi di kalangan UMKM, Indonesia dapat meningkatkan efisiensi dan daya saing bisnisnya, memungkinkan mereka menjangkau pasar dan pelanggan baru. Misalnya, melalui platform e-commerce dan pembayaran seluler (mobile payments), UMKM dapat menjangkau pelanggan di seluruh Indonesia dan sekitarnya, meningkatkan pendapatan mereka, dan meningkatkan keberlanjutannya.

Salah satu perusahaan portofolio kami yang paling awal, Tokopedia, telah aktif merangkul UMKM lokal dalam mendigitalkan bisnis mereka. Saat ini, Tokopedia telah memasukkan sekitar 12 juta penjual ke dalam platformnya, dan hampir 100% adalah UMKM. Namun, perlu diingat juga bahwa hal ini hanya akan terjadi dengan infrastruktur digital yang layak, yang telah didorong oleh pemerintah dan pengelola daerah saat ini demi meningkatkan teknologi daerah.

Usaha-usaha ini termasuk memberikan pelatihan dan dukungan untuk membantu bisnis mengadopsi teknologi baru dan solusi digital serta berinvestasi dalam infrastruktur digital untuk memudahkan UMKM mengakses alat digital yang mereka butuhkan demi mengembangkan bisnis mereka.

Manfaat utama lainnya dari peningkatan daya saing digital di kalangan UMKM adalah dapat membantu meningkatkan inklusi keuangan. Banyak UMKM di Indonesia menghadapi tantangan keuangan yang dapat membatasi pertumbuhan dan keberlanjutannya. Namun, startup fintech dapat memanfaatkan layanan keuangan digital mereka dan menjembatani kesenjangan sehingga UMKM dapat meningkatkan akses keuangan mereka, memungkinkan mereka untuk mengembangkan bisnis dan meningkatkan stabilitas keuangan mereka.

Salah satu perusahaan portofolio kami, Komunal, berkontribusi untuk menyelesaikan masalah ini. Perusahaan tersebut menargetkan Bank Perkreditan Rakyat (BPR), yang masih sangat tradisional dengan proses yang terfragmentasi – namun menawarkan bunga yang lebih tinggi untuk BPR yang dijamin pemerintah daripada bank komersial. Pada tahun 2022, Komunal telah menyalurkan simpanan dan pinjaman senilai US$ 230 juta (setara dengan Rp 3,6 triliun) kepada BPR dan UMKM lokal, membantu UMKM mengelola keuangan dan modal mereka dengan mudah dan efisien.

Selain itu, meningkatkan daya saing digital juga dapat membantu meningkatkan transparansi dan akuntabilitas UMKM, yang sangat penting untuk membangun kepercayaan dan keyakinan konsumen. Misalnya, dengan menggunakan platform digital untuk mengelola akun dan transaksi mereka, UMKM dapat menunjukkan stabilitas dan keandalan keuangan mereka kepada calon pelanggan dan mitra.

Meningkatkan daya saing digital juga dapat memungkinkan UMKM mengelola sumber dayanya dengan lebih baik dan mengurangi dampak lingkungannya. Sebuah studi oleh Accenture, yang bekerja sama dengan Forum Ekonomi Dunia (WEF), menyatakan bahwa adopsi digital dapat menjadi kunci untuk menurunkan emisi karbon hingga 20% pada tahun 2050 di tiga sektor penghasil emisi tertinggi: energi, mobilitas, dan material. Studi ini juga menyarankan bahwa bisnis harus memprioritaskan inklusi digital dan pengembangan keterampilan untuk memastikan tenaga kerja saat ini dan masa depan dapat mengakses teknologi baru, mengembangkan keterampilan yang diperlukan untuk meningkatkan skala teknologi digital.

Dengan mengadopsi perangkat digital, UMKM dapat mengurangi konsumsi energi, mengurangi jejak karbon, dan meningkatkan keberlanjutannya. Misalnya, kami mencatat bahwa Gojek dan Grab bercita-cita untuk secara bertahap mengubah metode transportasi mereka menjadi Kendaraan Listrik roda dua (2WEV) yang lebih ramah lingkungan.

Terkait pengiriman makanan (food delivery), beberapa startup food delivery online juga telah mendorong UMKM untuk menggunakan kemasan yang berkelanjutan, seperti sendok garpu kayu, tas daur ulang, dan inisiatif lainnya.

Secara lebih luas, startup digital juga dapat membantu UMKM dan penggunanya untuk mengimplementasikan praktik keberlanjutan dalam bisnis mereka. Dalam kasus Aruna, mereka memanfaatkan teknologi untuk mempraktikkan memancing ‘ramah lingkungan’ untuk para nelayan di daerah pesisir Indonesia, dan menciptakan mata pencaharian yang lebih baik bagi masyarakat melalui praktik memancing, rantai pasokan, dan pendidikan. UMKM dapat memanfaatkan inisiatif digital semacam itu untuk berkontribusi pada lingkungan yang berkelanjutan.

Pada akhirnya, daya saing digital dapat mendukung perjalanan Indonesia menuju keberlanjutan. Hal ini dapat menjembatani kesenjangan antar wilayah, meningkatkan literasi digital, dan mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Potensi dampak terhadap masyarakat dan lingkungan tidak dapat diabaikan dan harus dipertimbangkan dalam mendorong adopsi digital di Indonesia. Pemerintah dan sektor swasta harus bekerja sama untuk menciptakan lingkungan yang mendukung yang memungkinkan UMKM di seluruh nusantara memanfaatkan ekonomi digital dan berkembang di pasar global saat ini.

***

Oleh David Fernando Audy, Operating Partner East Ventures.

Artikel ini telah terbit di The Jakarta Post, 2 Maret 2023.