Dalam iklim bisnis global saat ini, tanggung jawab perusahaan semakin bertambah dan berkembang melampaui kinerja keuangan, dimana perusahaan perlu memerhatikan juga dampak lingkungan yang signifikan.
Praktik pengukuran dan pengelolaan emisi GRK tidak lagi terbatas pada industri padat energi; praktik ini kini menjadi standar umum bagi perusahaan di berbagai ukuran dan sektor.
Didorong oleh meningkatnya tuntutan dari investor, konsumen, dan mitra rantai pasokan akan transparansi dan akuntabilitas iklim yang lebih besar, tren global ini merupakan faktor krusial yang tidak dapat diabaikan.
Untuk mencapai tujuan nasional Net Zero Emissions pada tahun 2060, dan dengan diluncurkannya Indonesia Carbon Exchange (IDXCarbon) baru-baru ini, mekanisme pasar yang terstruktur untuk emisi karbon telah terbentuk.
Oleh karena itu, bagi setiap perusahaan di Indonesia yang berupaya meningkatkan daya saingnya, langkah awal yang krusial adalah mengukur jejak karbon secara akurat menggunakan pendekatan yang terstandardisasi.
Protokol GRK (GHG Protocol) adalah standar global yang diakui secara internasional untuk mengukur dan mengelola dampak iklim perusahaan, serta menyediakan kerangka kerja standar bagi perusahaan untuk menghitung jejak karbon mereka.
Perusahaan-perusahaan di Indonesia sangat dianjurkan untuk mengikuti protokol ini karena menyediakan kerangka kerja yang jelas dan terstruktur, serta panduan untuk mengidentifikasi, mengukur, dan melaporkan emisi GRK mereka secara akurat.
Pengadopsian GHG Protocol menghadirkan keuntungan signifikan yang melampaui kepatuhan regulasi. Hal ini berkontribusi pada peningkatan reputasi perusahaan, realisasi penghematan biaya melalui identifikasi dan remediasi inefisiensi energi, peningkatan manajemen risiko terkait kebijakan iklim di masa depan, dan peningkatan akses terhadap pendanaan hijau dari investor yang mensyaratkan data keberlanjutan.
Apa itu emisi scope 1, 2, dan 3?
Untuk menyederhanakan akuntansi, GHG Protocol mengelompokkan emisi suatu perusahaan ke dalam tiga kategori “ruang lingkup” (scope) yang berbeda.
Meskipun proses ini terstruktur, setiap scope emisi memiliki tantangan yang berbeda, terutama saat perusahaan beralih dari emisi langsung ke emisi tidak langsung. Definisi, contoh, dan tantangan utama untuk setiap scope dijelaskan dalam tabel di bawah ini.
Bagi sebagian besar perusahaan, emisi scope 3 merupakan bagian terbesar dari jejak karbon mereka. Menurut laporan MIT, rata-rata, emisi scope 3 berkontribusi sekitar 75% dari total emisi perusahaan, menjadikannya tantangan keberlanjutan terbesar yang harus dihadapi.
Meskipun demikian, emisi scope 3 seringkali dilaporkan secara tidak akurat. Hal ini disebabkan oleh kompleksitas pengumpulan data dari rantai nilai perusahaan. East Ventures telah menganalisis secara mendalam fenomena ini dan menggarisbawahi urgensi bagi perusahaan untuk tidak mengabaikannya.
Panduan lengkap cara menghitung emisi GRK perusahaan
Perhitungan jejak karbon didasarkan pada rumus fundamental: Emisi Gas Rumah Kaca (GRK) = Data aktivitas x Faktor emisi. “Data aktivitas” merujuk pada ukuran kuantitatif dari aktivitas operasional (misalnya, volume bahan bakar yang dikonsumsi), sedangkan “Faktor emisi” mengubah data tersebut menjadi setara emisi GRK (misalnya, kg CO₂ per liter bahan bakar).
Proses implementasi melibatkan empat langkah kunci:
1. Tetapkan batasan Anda
Pertama, tentukan “batas organisasi” (bagian-bagian bisnis yang akan dimasukkan, seringkali menggunakan pendekatan “kontrol”) dan “batas operasional” (mengidentifikasi semua sumber emisi dan mengkategorikannya ke dalam scope 1, 2, dan 3).
2. Kumpulkan data Anda
Ini adalah langkah yang paling memakan waktu. Selama satu tahun penuh, perusahaan harus mengumpulkan data aktivitas. Hal ini mencakup catatan pembelian bahan bakar untuk scope 1, tagihan listrik bulanan untuk scope 2, dan data tentang barang yang dibeli, perjalanan bisnis, atau pembuangan limbah untuk scope 3.
3. Temukan faktor emisi dan hitung
Gunakan faktor emisi yang terpercaya dari sumber-sumber yang tersedia. Sumber-sumber utama di Indonesia meliputi Kementerian Lingkungan Hidup/Badan Pengendalian Lingkungan Hidup melalui Sistem Pendaftaran Nasional untuk Pengendalian Perubahan Iklim (SRN PPI) dan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral untuk faktor listrik spesifik jaringan, atau basis data internasional seperti Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC). Data ini kemudian digunakan untuk menghitung emisi untuk setiap aktivitas.
4. Laporkan, verifikasi, dan tetapkan target
Setelah inventarisasi GRK dihitung, data tersebut harus disusun menjadi laporan yang transparan. Untuk meningkatkan kredibilitas, perusahaan dapat meminta data ini diverifikasi oleh pihak ketiga.
Inventarisasi ini membantu mengidentifikasi “hotspot“—sumber emisi terbesar—sehingga perusahaan dapat menetapkan target pengurangan spesifik dan mengembangkan strategi yang dapat dilaksanakan, seperti membeli Sertifikat energi terbarukan (REC) untuk mengatasi emisi scope 2 atau bekerja sama dengan pemasok untuk meningkatkan efisiensi dan mengurangi dampak scope 3.
Dengan mengadopsi kerangka kerja GHG Protocol, perusahaan-perusahaan Indonesia dapat secara efektif mengukur, mengelola, dan mengurangi dampak lingkungan mereka, membangun ketahanan, dan menunjukkan kepemimpinan dalam transisi menuju ekonomi rendah karbon.
ECOVISEA, alat untuk menghitung emisi karbon Anda secara gratis
Banyak perusahaan masih menghadapi tantangan dalam memulai perhitungan emisi GRK mereka karena keterbatasan alat dan perangkat yang diperlukan. ECOVISEA hadir untuk mendukung berbagai pelaku usaha dan pemilik bisnis, lintas industri.
ECOVISEA, yang merupakan singkatan dari Emission Calculator & Visualization Southeast Asia, adalah merupakan kalkulator emisi GRK berbasis web yang diluncurkan oleh East Ventures dan Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin Indonesia).
Alat ini memfasilitasi perusahaan dalam menghitung dan mengukur dampak lingkungan mereka melalui pengukuran, pengelolaan, dan pengurangan emisi GRK secara akurat, meliputi ketiga scope emisi, yang dikembangkan berdasarkan GHG Protocol: Corporate Standard.
Dengan ECOVISEA, Anda dapat mengubah tugas kepatuhan (compliance) yang sulit menjadi keunggulan strategis perusahaan, memastikan pelaporan emisi GRK Anda tidak hanya akurat dan terverifikasi, tetapi juga berfungsi sebagai alat yang efektif untuk mendorong efisiensi dan pertumbuhan berkelanjutan dalam perekonomian regional.
Perusahaan dapat mengakses ecovisea.com untuk mendaftarkan akun dan memulai perhitungan emisi GRK. Setelah proses verifikasi, data yang diunggah akan segera diproses untuk memberikan akses langsung ke hasil yang disajikan dalam bentuk dataset yang jelas dan representasi visual.