Pelajaran dari startup yang sukses
28 Desember, 2020
Status unicorn kadang menjadi tolok ukur sukses bagi startup. Unicorn sendiri adalah sebutan untuk startup yang sudah mendapatkan valuasi lebih dari $1 miliar. Tapi apa saja sebenarnya faktor di balik kesuksesan sebuah startup? Apakah penguasaan pasar saja cukup untuk menjamin suksesnya startup? Mengapa perkembangan startup penting untuk ekonomi Indonesia secara keseluruhan?
Menurut Melisa Irene, ada empat hal yang menjadi komponen startup yang sukses:
- Penguasaaan pasar
- Penguasaan SDM
- Penjagaan atas hak intelektual
- Penggunaan modal yang efisien
Berikut adalah transkrip dari sharing session Melisa Irene dalam acara Makassar Startup Weekend, yang sudah disunting untuk kepentingan akurasi, keringkasan, dan kejelasan.
Pembangunan ekonomi baru
Sebelum bicara tentang pelajaran dari startup yang sukses, saya berbicara dulu tentang ekonomi baru, new economy.
Adanya startup–startup yang baru adalah buah dari pemikiran tentang pembangunan ekonomi yang baru. Kita merasakan cara pengoperasian ekonomi sudah kurang relevan lagi. Di sini rata-rata umurnya berapa ya kalau boleh saya tahu. Ada yang di atas 40? Enggak ada, semua di bawah 40 berarti ya? Ada yang di bawah 20? Oh, ada yang di bawah 20, muda sekali. Ada yang 20 sampai 30 usianya? Semua.
Nah, jelas dengan ini kita berpikir kalau kita lihat perusahaan-perusahaan yang ada saat ini, mereka dibangun berpuluh-puluh atau ratusan tahun lalu. Mereka sudah sukses, jadi mereka mempunyai strategi-strategi yang mereka susun dan mereka berlakukan untuk kalangan-kalangan yang mungkin pada saat ini usianya 50-60 tahun.
Kita akan menjadi lebih dari 50% populasi Indonesia, sehingga dibutuhkan sebuah reformasi untuk ekonomi yang baru, karena konsumen atau pengguna manfaat ekonomi berubah. Dan saya katakan ini terjadi di beberapa sektor. Misalnya, kita enggak hanya bilang, mungkin kebanyakan startup diproduksi di Jakarta, kemudian dari Jakarta produk tersebut bisa dibawa ke kota-kota lainnya. Bahwa target dari kota-kota lainnya selain kota di Jakarta menjadi kota-kota konsumtif, konsumen dari produk-produk yang diproduksi oleh teman-teman di kota Jakarta.
Tapi saya percaya sebetulnya reformasi ekonomi itu bisa terjadi di macam-macam juga. Ada model di mana ketika kita tahu daerah kita itu sebetulnya apa sih yang sangat unik, yang orang Jakarta itu tidak akan mengerti tentang Makassar. Di situlah opportunity yang paling penting, bahwa ada kesempatan kita menjadi nomor satu di bidang tersebut.
Lalu, kenapa penting kita punya sebuah model ekonomi yang baru, nilai tambah, yang bahasa Inggrisnya sering kali disebut value added, value creation. Apa sih nilai-nilai yang kita buat dari pembuatan startup kita. Itu yang akan men-sustain atau membuat perusahaan kita ada di dalam pasar untuk jangka waktu panjang. Kalau masyarakat yang kalian sentuh bisa merasakan dampak positif dari produk atau atau layanan yang diberikan.
Terakhir, kita bicara tentang keuntungan bedanya startup sama charity, sumbangan, sosial impact itu ada fokus ke dalam keuntungan. Sehingga artinya apa, solusi itu sudah harus tepat. Market yang dipilih harus tepat sehingga ada justifikasi atau dasar yang kuat kenapa mengambil SDM-SDM. Kita katakan misalnya harganya cukup mahal, atau susah sekali untuk didapatkan. Faktor ketiga itu penting untuk diperhatikan apakah berarti memilih keuntungan sejak hari pertama? Belum tentu juga, balik tergantung business model, tapi mindset ‘bagaimana saya bisa membuat keuntungan dari produk tersebut’ sudah harus ada dari hari pertama.
Belajar dari startup yang sukses
Saya rasa, untuk memberikan dampak kepada masyarakat dan dampak juga untuk diri kita sendiri sebagai entrepreneur ada beberapa hal komponen penting. Kita sebut ketika bicara startup dan kita bilang ‘oh Indonesia ternak unicorn misalnya dari 8 ada 5 dari Indonesia‘. Apa sih maksud sebenarnya? Kenapa sih semua orang berkata kalau kita dapat unicorn itu sudah bagus.
Sebetulnya unicorn itu status enggak penting, yang penting adalah bagaimana perusahaan tersebut memberikan dampak positif kepada masyarakat dan posisi apa sih masalah-masalah di masyarakat yang dia selesaikan.
Satu, penguasaan pasar.
Kita bicara Gojek, Tokopedia kenapa dia sangat valuable karena banyak sekali sisi masyarakat yang mereka sentuh. Kita katakan sopir ojek. Kesannya sopir ojek penghasilannya tuh sangat kecil karena terimpit lokasi. Tapi dengan adanya teknologi itu bisa memperbesar luasan dia sehingga pendapatan dia yang tadinya Rp 100.000, Rp 200.000 itu bisa naik jadi misalnya Rp 400.000 sampai Rp 500.000. itu dampak sustainable yang terjadi.
Tokopedia misalnya. Ketika dia katakan tadinya kalau kita jualan barang dari Makassar kita hanya bisa distribusi ke Makassar dan sekitarnya. Dengan adanya Tokopedia yang diberikan demokratisasi, bahwa kita sudah tidak terbatas oleh jarak, jarak di mana lokasi kita berada, tapi internet itu sudah meliberalisasi, ‘bisa nih kita jualan di mana saja’.
Itu dampak positif dan ketika kita membuat sebuah perusahaan, startup kita, kita bermimpi untuk sampai ke sana walaupun secara statistik nggak semua company ketika kita membangunnya, kita harus bermimpi setinggi-tingginya. Seperti kata Bung Karno, “Mimpi setinggi langit kalau jatuh tetap di bintang-bintang.”
Kenapa penting dan komponen apa yang kita bicarakan? Kita bicara satu tentang penguasaan pasar. Ini kemarin menarik. Saya dapat pertanyaan wartawan “Kok, banyak startup bakar-bakar uang segala macam?.” Ini karena semua bertarung di penguasaan pasar.
Apa itu penguasaan pasar? Ketika kita bilang mau bergerak di sebuah bidang, kita harus berpikir apa kesempatan saya untuk jadi nomor satu di bidang tersebut. Kenapa? Karena hanya dengan berpikir bagaimana caranya menjadi nomor satu kita baru akan punya penguasaan pasar.
Jadi kita jangan bikin perusahaan hanya untuk sekadar, “yang penting saya punya perusahaan, yang penting produk.” Enggak. Kita harus punya mindset di mana perusahaan yang saya bikin harus jadi nomor satu di pasar yang kita masuki.
Bagaimana caranya? Karena pada akhirnya leadership di dalam pembangunan perusahaan itu adalah mau enggak mau akan ditentukan oleh market. Misalnya kita ngomong ‘oh properti’ mungkin di sini hanya ada satu, mungkin hanya tiga atau empat penguasaan dari properti. Nah, mereka adalah leader-nya, market leader. Sama juga ketika kita membuat perusahaan kita harus berpikir bagaimana perusahaan kita menjadi penguasa pasar. Penguasaan pasar itu penting.
Kedua, penguasaan sumber daya manusia.
Di sini apakah ada masalah dengan hiring teman-teman dari bidang teknologi? Sangat, ketika kita mau menjadi market leader, visi jangka panjang sangat penting. Karena berikutnya adalah kita bicara penguasaan sumber daya manusia.
Bagaimana kita bisa menarik orang-orang terbaik untuk masuk ke perusahaan kita, ini adalah satu tantangan lagi karena untuk mencapai penguasaan pasar yang bagus perlu didukung penguasaan sumber daya manusia untuk menopang pertumbuhan company tersebut.
Ketika kita rekrut orang untuk join perusahaan kita. Kita tidak hanya lihat dia mampu atau tidak, tetapi apakah dia punya mimpi yang sama dengan kita. Karena kalau punya mimpi yang sama, nanti dia hijack sama Gojek atau di-hijack sama Grab, tidak akan pindah. Ini kalau visi dan misi yang dia lihat di perusahaan yang teman-teman bikin itu bisa beriringan nilai-nilai hidup yang mereka tanamkan. Makanya, ini penting sekali untuk dibicarakan. SDM yang tepat.
Ketiga, penjagaan aset intelektual.
Karena teman-teman develop semuanya, bentuknya bukan lagi aset fisik ya. Kita bukan lagi bicara bukan punya perkebunan kopi, tapi punya network dengan petani, punya hubungan dengan supplier. Misalnya, kita katakan dalam sistem aplikasi, sistem rantai pangan yang dibuat dalam bentuk software. Itu adalah aset intelektual yang kita punya dan kita harus berpikir bagaimana bisa menjaga aset intelektual tersebut.
Keempat, penggunaan modal yang efisien.
Nah, di sini kenapa venture capital itu berperan sangat tinggi di dalam perkembangan startup. Karena kalau kita bicara aset intelektual, penguasaan pasar itu adalah sifatnya investasi di depan, yang hasilnya mungkin kita lihat apakah satu tahun, enam bulan, tiga bulan apakah tiga tahun, tergantung dari business model yang dibangun teman-teman sendiri dan nggak ada one rule for all.
Saya sangat nggak percaya kalau orang bilang sudah ada lima company kita bakal kasih masing-masing amount-nya berapa. Itu saya enggak percaya. Karena setiap business model itu unik dan setiap business model membutuhkan level pendanaan dan penjagaan pendanaan yang berbeda-beda. Tapi inilah konsep kenapa saya mau bicara banget tentang pola pikir karena ketika kita membuat company, mindset kita harus sebagai market leader.