Office Hour bersama Willson Cuaca: Bagaimana cara mengembangkan bisnis startup dan memulai fundraising
26 November, 2020
Generasi muda semakin kreatif seiring dengan perkembangan teknologi. Hal ini terlihat dari tingginya jumlah startup baru yang dipimpin oleh millennial dengan ide bisnis startup yang inovatif. Akan tetapi, banyak startup founders yang masih melakukan bootstrapping (mengembangkan bisnis dengan modal sendiri) karena ketidakpastian perihal fundraising (pendanaan), yang akhirnya bisa menghambat pertumbuhan startup mereka.
Dalam konferensi virtual pada Oktober lalu, Tech in Asia bekerja sama dengan East Ventures untuk menghadirkan sesi yang menunjukkan bagaimana pertemuan antara investor dan founder berlangsung. Dalam sesi ini, Willson Cuaca, Co-Founder dan Managing Partner East Ventures, berdiskusi dengan Co-Founder Tribecar, Adrian Lee dari Singapura, dan CEO Catch Me Up!, Haifa Inayah dari Indonesia.
Willson mendengarkan cerita Lee dan Haifa soal bisnis startup mereka, tantangan yang dihadapi, dan dilema yang mereka hadapi dalam memutuskan untuk mencari pendanaan atau tidak. Willson berbagi pengalaman kepada kedua founder tentang bagaimana mereka bisa mengembangkan bisnisnya dan waktu yang tepat untuk mencari pendanaan.
Berikut adalah transkrip webinar yang sudah disunting untuk alasan keringkasan dan kejelasan.
Adrian Lee, co-founder Tribecar dan drive.sg: Expansion atau fundraising?
Willson: Hai, Adrian, apa kabar? Untuk kepentingan para hadirin, kita harus memberitahukan bahwa kita tidak pernah bertemu sebelumnya. Saya belum pernah bertemu Adrian sebelumnya. Saya tidak tahu menahu mengenai bisnis startup-nya. Kami akan mengobrol dan memastikan diskusi berjalan sealami mungkin.
Adrian: Selamat sore. Halo, Willson! Kabar baik. Nama saya Adrian, saya menjalankan usaha bernama Tribecar. Tribecar merupakan startup layanan penyewaan mobil di Singapura. Kami adalah jasa penyewaan mobil terbesar berbasis stasiun di Singapura, saat ini telah berada di 400, lokasi, dengan dukungan 500 unit kendaraan. Di samping itu, kami juga menawarkan solusi teknologi.
Pada awal tahun ini, kami telah melayani lebih dari 50% teknologi car-sharing yang digunakan oleh startup ride-sharing. Kami telah berkembang dengan pesat. Kami menggunakan dana sendiri. Kami belum pernah menghimpun satu sen dana investasi meskipun harus berhadapan dengan kompetitor yang perusahaannya sudah berusia 10 sampai 20 tahun. Dalam jangka waktu 4 tahun, kami telah berhasil menjadi nomor satu. Pertanyaannya adalah, bagaimana caranya kami tetap berada di depan, menjadi nomor satu, dan menghasilkan profit yang nyata untuk para pemegang saham?
Willson: Anda bilang Tribecar menyediakan platform dan teknologi kepada perusahaan ride-sharing, bisa dijelaskan?
Adrian: Latar belakang kami, para pendiri, sebenarnya adalah industri penyedia teknologi. Kami berpikir, daripada menggunakan teknologi kami hanya untuk mendukung bisnis penyewaan mobil, lebih baik juga menjual teknologi kami kepada operator lain sebagai white label.
Willson: Kamu punya dua bisnis, ada bisnis penyewaan mobil, dan ada platform. Itu sebuah SaaS [software as a service] kan?
Adrian: Ya, jadi kita menyediakan hardware dan software, keduanya. Software lebih bersifat SaaS.
Willson: Saya mengerti. Yang mana yang lebih menguntungkan? Penyewaan mobil atau platformnya?
Adrian: Penyewaan mobil, tentu saja, ketika berbicara tentang penilaian kinerja produk jasa layanan, penilaian kurang atau lebihnya ditentukan dengan banyaknya klien. Makin banyak klien yang kamu dapatkan, layanan itu semakin baik.
Namun, platform adalah bisnis yang berkembang paling cepat. Saya pikir, kami memiliki pasar produk yang bagus dan cocok dengan selera konsumen. Konsumen menyukai apa yang kami lakukan dan pada bagian tersebut bisnis startup kami telah berkembang jauh lebih cepat.
Willson: Mengapa Anda mengatakan bahwa platform merupakan jasa yang berkaitan dengan konsumen? Saya kira jasa tersebut seharusnya B2B [business to business], kan? Bukankah seharusnya konsumen Anda adalah perusahaan penyewaan mobil?
Adrian: Saya mengatakan bahwa jasa sewa mobil dari platform kami ditujukan untuk para pengemudi yang seringkali ditemukan di jalan. Platform kami telah ditawarkan bagi konsumen-konsumen di luar negeri. Ini merupakan tahap awal, karena kami melihat adanya minat yang tinggi. Jadi kami sedang membangun kantor, misalnya, di Thailand, guna menjual jasa kami kepada beberapa konsumen Thailand.
Willson: Bagaimana caranya Anda bersaing dengan perusahaan seperti Grab? Apakah kamu akan berlokasi di Singapura?
Adrian: Ya, perusahaan kami berlokasi di Singapura. Singapura merupakan satu-satunya pasar kami sekarang ini. Tergantung apakah konsumen lebih memilih privasi, terlebih pada masa COVID-19 ini. Mereka ingin berkendara sendiri. Namun, jika mereka ingin berkendara bersama keluarga mereka, mereka dapat memesan kendaraan dengan 5 kursi di dalamnya. Para konsumen akan datang kepada kami, menggunakan kendaraan kami dengan basis waktu, per jam, per hari atau per minggu. Kami mencoba menyesuaikan kebutuhan ini sehingga kami dapat menyediakan aspek hiburan dan kesenangan untuk pelanggan kami. Misalnya kami menyediakan penyewaan mobil van yang khusus ditujukan untuk pelanggan yang ingin menyelenggarakan acara di daerah atau di wilayah seperti Amazon. Ditambahkan pula, kami juga menyediakan sewa sepeda motor. Kami merupakan pemain pertama yang melakukan bisnis ini di Asia Tenggara, bahkan mungkin yang pertama di dunia.
Willson: Inventori kalian sebanyak apa?
Adrian: Kami mempunyai sekitar 500 kendaraan dengan 450 mobil dan sekitar 100 motor.
Willson: Bagaimana proses pengadaan kalian?
Adrian: Kami agak sedikit berbeda, karena kami tidak memiliki aset. Artinya, kami adalah sebuah platform, yang menawarkan perusahaan sepeda motor dan mengatakan, “Hei, saya punya cara lebih baik untuk menjalankan bisnis Anda. Gunakan saja teknologi karena untuk membuat platform sendiri, lumayan mahal. Saya mengerjakan pemasarannya, saya melakukan semuanya untuk Anda. Yang harus Anda lakukan adalah proses verifikasi sederhana. Anda akan dibayar setiap bulan.”
Tidak diragukan lagi merupakan hal yang sangat bagus untuk mereka.
Willson: Bagaimana para konsumen mengakses platform-mu? Apakah mereka download aplikasi, dan mereka mencarii kendaraan apapun yang mereka butuhkan?
Adrian: Ya, mereka dapat mendaftar dan menjadi anggota karena biayanya cukup mahal di Singapura.
Willson: Seberapa besar margin yang kamu dapatkan dari perusahaan kamu sekarang?
Adrian: Marginnya berada di antara 20% sampai 40%. Jadi, sebagai sebuah platform, saya pikir keuangan kami sehat dalam hal tersebut.
Willson: Kenapa perbedaannya jauh sekali dari 20% ke 40%?
Adrian: Ketika memulai bekerja sama dengan mitra baru, yang sudah punya skala ekonomi yang baik, margin untuk mereka jelas lebih besar. Pada awalnya, konsumen yang mereka dapatkan dari platform kami tidak terlalu banyak dibandingkan unit yang mereka sediakan. Namun, seiring dengan basis konsumen yang terus bertambah dan akses ke pasar yang lebih mudah, margin makin tinggi. Saat ini, kami menuju margin
Tetapi nantinya, secara progresif, setelah kami memiliki basis konsumen dan akses pasar, marginnya akan meningkat. Kami sedang berjalan menuju 14%.
Willson: Berapa banyak rekan penyedia mobil dan motor yang kalian miliki sekarang?
Adrian: Kami memiliki 10 mitra, semua adalah brand ternama. Beberapa dari mereka memiliki punya layanan car-sharing di Singapura, contohnya, seperti Alpine, Uber, dan Chevrolet, para distributor di Singapura, dulu juga lebih dikenal sebagai dealer mobil, Rosetta Z, hal-hal seperti itu.
Willson: Jadi, setiap mitra memasok rata-rata 40 kendaraan, lalu bagaimana dengan penggunaannya?
Adrian: Rata-rata, untuk bekerja sama dengan kami, mira harus punya 20 sampai 30 kendaraan untuk mulai. Karena kalau tidak, skala ekonominya tidak sampai. Tingkat penggunaan layanan kami setara dengan rata-rata industri, 40% sampai 50% tiap jam. Ini merupakan siklus kami. Sewaktu jam tengah malam, tidak akan ada banyak orang yang mengendarai mobil. Jadi, di bisnis manapun, pasti ada fluktuasi.
Willson: Dapatkah saya menyewa per jam? Apakah perusahaan Anda sudah memperoleh keuntungan dari sini?
Adrian: Ya. Jadi, tahun lalu merupakan salah satu tahun terbaik kami. Tahun ini, saya pikir ada kesempatan bagus yang dapat membuat kami mendapatkan keuntungan bersih sebesar 7 digit.
Tetapi, sebagian besar. kami mengambil keuntungan bersih itu untuk diinvestasikan kembali ke bisnis startup ini sendiri. Para pendiri sangat berhemat. Kami tidak percaya untuk membelanjakannya untuk rumah mewah atau mobil. Tetapi kami ingin terus mengembangkan bisnis. Seluruh anggota tim berkomitmen penuh.
Willson: Berapa banyak anggota tim yang kalian miliki sekarang?
Adrian: Sebelum COVID-19, ada 20 orang. Salah satu kompetitor kami bangkrut. Kami merekrut beberapa orang dari perusahaan-perusahaan sehingga anggota kami akan segera mencapai 30 orang.
Willson: Apakah kamu melihat permintaan meningkat selama masa COVID-19?
Adrian: Awalnya, kami tidak tahu. Itu adalah jadi pertanyaan semua semua orang. Kami adalah yang pertama di pasar berbasis platform sewa mobil. Gagasannya adalah ketika Anda memiliki private bubble (gelembung privasi), ini dapat dijadikan peluang untuk komersialisasi sektor perjalanan, bahkan di Amerika sekalipun. Penjualan mobil bekas di Amerika meningkat. Orang-orang lebih memilih untuk upgrade, memperbaiki kenyamanan kendaraan pribadi mereka. Itulah mengapa kami memiliki bisnis yang dapat bertahan selama periode masa isolasi (lockdown).
Orang-orang dapat menggunakan kendaraan ini untuk berbelanja kebutuhan pokok mereka selama 1 atau 2 jam perjalanan. Tujuan penggunan layanan kami sedikit berubah, tetapi kami tetap mengikuti arus. Ketika ekonomi mulai normal lagi, saya percaya bahwa penggunaan semula akan datang kembali. Orang-orang akan menggunakannya untuk tujuan berlibur, bisnis menggunakan kendaraan Grab untuk mendapatkan pendapatan lebih. Hal-hal seperti itu.
Willson: Bagaimana posisi market share di industri penyewaan mobil sekarang?
Adrian: Sangat kecil. Kalau berbicara penyewaan mobil secara umum. Pemerintah telah mengakomodir opini publik, sehingga hanya sekitar 60.000 kendaraan. Jika Anda memiliki kompetitor lain dan bertanya, kebanyakan dari mereka memiliki sekitar 1.000-2.000 lebih kendaraan.
Jadi, masih panjang jalan yang harus kami tempuh untuk masuk ke akses pasar. Bisakah kami mendapatkan 10%? Secara potensial di Singapura, jika kamu melihat 600.000 kendaraan, sangat kecil.
Willson: Bagaimana dengan persediaanmu? Ada sekitar 1%, kan?
Adrian: [Sekitar 1%, jika dibandingkan dengan seluruh layanan car-sharing, yang saat ini sangat populer. Namun, jika kamu melihat kompetitor tang lain, menurut saya yang terdekat adalah klub mobil. Saya mengatakan bahwa klub mobil memiliki rata-rata sekitar 250 kendaraan. Tetapi mereka memiliki pasar yang berbeda. Mereka lebih seperti Singapore Airlines. Pasar kami sendiri lebih ke Silk Air, model yang seperti itu.
Willson: Apakah kamu memiliki pertanyaan yang ingin ditanyakan kepada saya? Maksud saya, kamu sudah bercerita banyak.
Adrian: Baik, pertanyaannya adalah kapan waktu yang tepat untuk fundraising [menghimpun pendanaan]? Saya pikir, kami sangat berfokus pada product-market fit (kesesuaian antara pasar dengan produk) selama tiga atau empat tahun belakangan. Ini, cukup mengkhawatirkan pada beberapa tahun pertama, tapi sekarang kami telah membuat model ini yang kami pikir dapat berkelanjutan dan berulang. Menurut pendapat Anda, kapan waktu yang baik untuk memperluas bisnis sampai ke luar negeri? Apakah Anda pikir kami harus fokus pada pasar dan benar-benar menguatkan posisi kami sebagai nomor satu, atau melebarkan sayap ke luar negeri secepat mungkin?
Willson: Fundraising dan ekspansi ke luar negeri adalah dua pertanyaan yang berbeda. Pertanyaan yang sangat berbeda dengan jawaban yang sangat berbeda. Saya pikir saran kami untuk semua perusahaan startup adalah Anda harus memenangkan pasar di negara tempat Anda berasal. Apakah Anda merasa sudah memenangkan pasar di negaramu sendiri?
Adrian: Belum. Setidaknya dua atau tiga tahun lagi.
Willson: Lalu, kamu jangan memperluas pasar ke luar negeri. Karena jika kamu lengah, orang lain akan datang ke pasar Anda dan merebutnya. Itu jawaban sederhana. Untuk pendanaan, itu tergantung apa yang menjadi inspirasi Anda. Anda telah melakukannya dengan baik dan dapat menghasilkan laba. Anda senang dengan konten yang dihasilkan dan kemudian, kamu tidak perlu pendanaan karena kamu senang dengan apa yang kamu lakukan. Tetapi, misalnya Anda memiliki inspirasi untuk menjadi pemain di regional, kalau kasusnya seperti itu, Anda ingin berkembang menjadi lebih besar, atau kamu ingin mempercepat pasar di negara Anda dan memastikan bahwa Anda dapat menjadi nomor satu, atau Anda ingin menantang pemain yang kuat, karena Anda sudah dominan di Singapura. Pada saat itu, itulah waktu yang bagus untuk penggalangan dana. Situasi pasar tidak memengaruhi penggalangan dana. Semua tergantung kepada Anda sendiri, apa yang ingin Anda lakukan?
Adrian: Saya pikir ada sebuah perubahan. Para pendiri sangat agresif dalam membuat nama mereka besar dan dikenal luas setidaknya ditingkat regional. Tetapi bagian yang rumit adalah banyaknya pemain utama. Saya senang untuk memberitahukan beberapa nama. Contohnya, saya bertemu Turo di Korea Selatan dan Socar. Mereka adalah unikorn berukuran besar; mereka dapat dengan mudah datang ke wilayah ini.
Willson: Di Singapura?
Adrian: Bukan, Socar itu di Malaysia. Kami hanya dipisahkan oleh sebuah jembatan saja.
Willson: Kenapa gelisah jika mereka fokus di Malaysia?
Adrian: Hal yang paling rumit adalah bagaimana saya menggalang dana dan menyeimbangkan hasilnya dengan lebih baik? Karena ruang berkembang saya menjadi terbatas, karena perusahaan-perusahaan yang saya sebut tadi ini jauh lebih kuat pendanaannya. Mereka dapat merebut pasar saya dengan mudah. Bagaimana saya harus fokus berinvestasi? Apakah ini semua lawan yang saya hadapi? Apakah perkembangan saya sudah mentok? Jika membuka ronde pendanaan, saya harus target mengumpulkan berapa? Apakah saya bisa mempertimbangkan exit, atau pemain-pemain besar ini membuat jalan menuju exit sangat terbatas?
Willson: Mereka belum datang ke Singapura, kan? Jadi sebenarnya mereka belum jadi kompetitor. Jika kamu baru khawatir mereka akan datang. Ini seperti jika ada yang mencoba menyerang rumahmu, kamu perlu untuk memperkuat pertahanan. Kamu harus memastikan bahwa tidak semudah itu bagi mereka untuk masuk . Kamu harus tahu keunggulan lokalmu. Apa yang baik untukmu. Jika mereka datang, hal itu tidak semudah seseorang dari Malaysia dapat pergi ke Singapura dan memulai sebuah perusahaan. Seseorang dari Korea juga datang ke Singapura dan mulai melakukan kasus yang serupa. Sama juga, tidak mudah bagi Tribecar untuk ekspansi ke Thailand, terlepas dari teknologi apa pun yang kamu miliki. Bisnis startup ini sangat lokal. Saya pikir ada beberapa regulasi, beberapa hal yang Anda harus lakukan secara regulasi untuk memulai bisnis seperti Tribecar. Namun, jika Anda pikir bahwa ada inspirasi bagi calon kompetitormu untuk masuk, ya saya pikir itu waktu yang bagus bagimu untuk mulai membangun pertahanan. Itulah strateginya, dari sisi taktik.
Kemudian Anda harus berpikir bagaimana untuk mengerti kapabilitasmu, hal apa yang kamu pandai lakukan dan apa keuntungan dari sisi keunggulan kompetitifmu. Cobalah untuk melipatgandakan itu semua. Ketika Anda ingin melipatgandakan keuntungan kompetitif yang Anda miliki, cobalah untuk bangun kapabilitasmu dan butuh banyak investasi untuk membangunnya. Selanjutnya, kamu seimbangkan hal ini dan jumlah uang yang kamu butuhkan, dengan hasilnya. Ketika kamu menggunakan uang itu, bisakah kamu meyakinkan calon investor yang mencari keuntungan besar? Kamu harus menyeimbangkan semuanya. Bagaimana kamu akan mempertahankan pasarmu, mengembangkan bisnismu, dan memberikan timbal balik yang bagus kepada para pemegang saham. Hal-hal ini adalah proses yang harus kamu mulai. Saya tidak dapat memberikan nasihat kepadamu mengenai beberapa hal tertentu yang harus kamu lakukan. Tetapi gambaran dari cara berpikir inilah yang harus kamu catat.
Adrian: Itu adalah nasihat yang sangat bagus. Senang berbicara denganmu. Benar-benar 15 menit perbincangan yang bagus.
Haifa Inaya, CEO Catch Me Up!: Antara organic growth, subscription model, dan investasi
Willson: Okay, terima kasih banyak. Jadi, sekarang kita berpindah ke Haifa. Saya belum pernah bertemu denganmu. Ini pertama kalinya. Ayo ceritakan apa yang sedang Anda lakukan!
Haifa: Hai Willson! Hai semuanya! Nama saya Haifa. Saya adalah CEO dari Catch Me Up! Sebuah perusahaan newsletter (nawala) di Indonesia yang membuat orang lebih mudah dalam mendapatkan informasi. Salah satu dari produk utama kami adalah “Daily Catch Up”, tempat kami akan mengirimkan e-mail setiap hari, dari hari Senin sampai Jumat, kepada subscriber kami. Email ini memuat semua berita utama dari seluruh dunia yang kami ringkas dan dikirim ke inbox email mereka. Kami sudah membaca segalanya untuk mendapatkan ide utama tentang isu-isu yang berbeda, dari politik, ekonomi, teknologi dan semuanya yang menjadi perhatian para pelanggan kami. Beberepa topik itulah akan menjadi hal pertama yang mereka lihat di pagi hari.
Willson: Apakah kamu seorang news aggregator?
Haifa: Tidak, kami bukan news aggregator. Kami tidak menggabungkan semua berita dan kemudian memasukkannya dalam satu e-mail, tetapi kami mengerjakannya dan meringkasnya serta membacanya dengan cepat. Kami mengambil semua informasi yang penting.
Willson: Berapa banyak subscriber yang kalian punya sekarang?
Haifa: Sampai sekarang ada hampir 43.000 subscriber. Saya pikir sekarang kami ada 42.900 subscriber dan open rate-nya sekitar 40% sampai 45% setiap hari.
Willson: Berapa lama waktu bagi mereka untuk tetap membaca e-mail dari Anda? Berapa lama mereka akan bertahan?
Haifa: Karena konten dari e-mail-nya sangat sederhana dan sudah diringkas semuanya, kami memiliki semua informasi di dalam sana. Kami melakukan penelitian internal dan kami menemukan bahwa pelanggan kami hanya menghabiskan tiga sampai lima menit untuk membaca e-mail kami, dan itulah yang kami inginkan. Kami melihat bahwa waktu fokus para milenial, khususnya target pasar kami yaitu milenial perempuan, menyusut.
Willson: Siapakah saingan Anda? Apakah Twitter atau Facebook? Karena itulah yang orang-orang lakukan di pagi hari, kan? Ketika mereka bangun, mereka membuka Instagram mereka, mereka mengikuti orang-orang untuk mendapatkan beberapa informasi.
Haifa: Dalam konteks e-mail marketing, dimana kami hadir dalam kotak masuk email mereka, kami belum menemukan pesaing dalam konteks ini.
Willson: Saya pikir ini bukan seperti kompetisi dalam pembuatan konten. Saingan Anda, bukan hanya perusahaan yang melakukan hal yang sama dengan Anda. Tetapi, pesaing Anda adalah seseorang yang menyita waktu pengguna Anda. Karena bisnis startup Anda adalah tentang bagaimana cara menarik perhatian orang untuk membaca apa yang Anda kirim kepada mereka. Semua orang hanya punya 24 jam. Setiap pagi, semua orang mempunyai, sekitar 2 jam untuk sarapan, dsb. Selama waktu tersebut, Anda harus menarik perhatian mereka ke konten Anda. Saya pikir itulah pesaing Anda, itu pendapat saya. Bagaimana caramu mendapatkan uang?
Haifa: Tentu saja, melalui iklan-iklan seperti ini, kami melihat potensi yang besar dalam pemasaran berbasis e-mail dengan open rate yang tinggi. Kini, pemasaran melalui e-mail marketing masih kurang dipergunakan. Iklan dan juga jasa berlangganan yang besar juga akan menjadi produk kami selanjutnya. Tapi saat ini, kami mendapatkan uang kebanyakan dari iklan. Tapi lagi-lagi, karena ini masih tahun pertama kami, saya masih menggunakan dana pribadi di Catch Me Up!. Kami belum memutuskan untuk mengambil investasi apapun.
Willson: Perusahaan jenis apa atau pengiklan seperti apa yang akan membayar untuk berada dalam e-mail newsletter milikmu?
Haifa: Berkisar dari pengiklan yang bergerak pada teknologi kesehatan sampai ke beberapa perusahaan startup. Apa pun organisasi yang lebih menargetkan kepada para milenial.
Willson: Apakah yang akan mereka dapatkan sebagai gantinya? Apakah click dari pembaca?
Haifa: Mereka akan mendapatkan click dari e-mail kami.
Willson: Berapakah click rate-nya sekarang ini? Katakanlah kalian memiliki 43.000 subscriber, open rate sekitar kurang dari 50%. Kalian memiliki sekitar 21.500 pembaca setiap paginya yang menghabiskan waktu sekitar dua sampai tiga menit untuk membaca buletin kalian, dan kamu mengharapkan mereka untuk mengeklik.
Haifa: Sekitar 5% sampai 6%. Open rate e-mail marketing sekarang adalah sekitar 10% sampai 12%.
Willson: Katakanlah 5% sampai 6%. 5% persen dari 21.000, sekitar 1.000 lebih click per harinya. Setiap pagi. Kalian bagus dalam mendapatkan subscriber. Kalian cukup menarik bagi mereka untuk membuka berdasarkan judul yang kalian kirimkan pada mereka. Tetapi akhirnya, apa yang penting bagi pengiklan adalah ketika saya harus menghabiskan sejumlah uang ini, untuk mendapatkan 1.000 klik. Jika saya memberikannya kepadamu, berapa banyak klik yang akan saya dapatkan, dan apakah ketika saya menggunakan media lain maka saya akan menghabiskan sejumlah uang yang sama? Inikah logikanya? Lalu, kalian akan beralih ke model berlangganan yangmana Anda dapat meminta orang untuk membayarmu untuk beberapa hal yang Anda sukai. Oke, saya dapat mengerti bisnis startup Anda. Apakah ada sesuatu yang kamu ingin tanyakan?
Haifa: Saya tahu sekarang di Indonesia, bisnis media sangat kompetitif. Apa yang dicari para investor ketika mereka berinvestasi di media?
Willson: Media itu menarik, khususnya selama periode pandemi ini. Semua orang tinggal di rumah. Anda dapat melihat bahwa konsumsi media meningkat secara signifikan. Anda tidak memiliki kegiatan apa pun untuk dilakukan di rumah. Saat itu, kamu ingin melihat telepon genggam milikmu dan mulai membaca sesuatu. Itulah beberapa contoh media. Hal yang penting seberapa banyak Anda dapat menjalin keterlibatan dengan penggunamu. Dan semua orang, seperti yang sudah saya katakan, semua orang memiliki 24 jam per hari. Dan kamu menargetkan waktu di pagi hari, seperti, katakanlah sarapan, satu sampai dua jam. Dan kemudian, ya, jadi inilah bagaimana Anda harus memikirkannya lebih jauh, bagaimana Anda bersaing dengan media-media lain yang mengambil perhatian pelanggan dari perusahaan Anda. Jadi, jika saya melihat dari sini, kemungkinan pesaingnya adalah seperti Instagram, TikTok, karena dengan inilah orang-orang menghabiskan waktunya, kan?
Apa yang penting untukmu adalah memastikan dan fokus pada bagaimana orang-orang terlibat dan menghabiskan lebih banyak waktu pada layar mereka untuk kontenmu. Saya pikir sesederhana itu untuk bisnis media apa pun. Beberapa dari mereka membuat konten, beberapa dari mereka meringkas berita, seperti Anda, beberapa pengumpul konten berita, bahkan TikTok dimulai sebagai pengumpul konten berita, atau beberapa dari mereka menulis artikel. Beberapa dari mereka menulis tentang artikel yang kontroversi. Itu adalah bisnis media.
Haifa: Pertanyaan kedua saya adalah tentang e-mail marketing. Kami masih sangat baru dalam bisnis ini. Bagaimana kami akan memajukan bisnis startup ini? Bagaimana memastikan orang-orang ingin bertahan lama membaca e-mail kami dan hal-hal seperti ini? Ketika kita membicarakan tentang e-mail marketing, keuntungan kami adalah bahwa ketika kami membaca sekilas berita-berita, dan semuanya seperti mengejar ketertinggalan dari topik yang sedang dibicarakan, karena Anda tidak memiliki pesaing.
Willson: Anda sangat baik dalam membuat konten; lalu kenapa kamu ingin menggunakan e-mail? Kenapa Anda tidak memggunakan konten yang sama dan menditribusikannya dengan platform yang berbeda? Kenapa Anda tidak menggunakan Instagram? Kenapa Anda tidak menggunakan Youtube? Kenapa Anda tidak menggunakan Twitter? Kenapa Anda tidak bisa menggunakan Facebook? Karena itu adalah konten yang sama tapi dengan channel distribusi yang berbeda, dan Anda dapat menjangkau pelanggan yang lebih banyak yang mungkin tidak membutuhkan berbagi informasi pribadi mereka dengan alamat e-mail kepadamu. Dan kemudian network effect baru akan efektif.
Haifa: Ya, tentu saja itulah apa yang akan menjadi tujuan kami, atau menjadi sasaran kami selanjutnya. Tapi saat ini, situasi kami yang belum mendapatkan investasi, dan kami juga sedang menggunakan dana pribadi kami. Ya, kami punya Instagram, dan kami punya interaksi yang sangat bagus di Instagram. Tapi kami juga suka membuatnya menjadi produk yang lebih bermacam-macam. Tapi ini membutuhkan lebih banyak modal. Kami memiliki interaksi di kedua platform, setidaknya di Twitter dan Facebook.
Willson: Jika Anda membandingkan platform distribusi tersebut seperti Twitter atau Instagram, platform mana yang akan mendapatkan interaksi pembaca yang lebih baik?
Haifa: Newsletter masih yang pertama di pasar. Ya, saya akan katakan, untuk setidaknya milenial di Indonesia yang tinggal di kota-kota besar, merupakan 70% dari pelanggan kami sekarang.
MC: Terima kasih, Willson. Dan terima kasih kepada para startup founders, yang telah mengikuti sesi siang ini dengan East Ventures.