East Ventures merilis Digital Competitiveness Index 2025, menyoroti peningkatan daya saing digital Indonesia
East Ventures, perusahaan venture capital terkemuka dan pionir investasi startup di Indonesia dan Asia Tenggara, bersama dengan Katadata Insight Center, meluncurkan laporan East Ventures — Digital Competitiveness Index (EV-DCI) 2025. Menandai edisi keenam sejak debutnya pada tahun 2020, melalui laporan ini, East Ventures terus memetakan lanskap dan daya saing digital Indonesia. Dengan tema “Mendorong inovasi dan kecerdasan buatan untuk meningkatkan daya saing digital Indonesia”, laporan ini menyajikan wawasan dan data terkini yang berperan penting dalam membentuk masa depan lanskap digital Indonesia, serta menyoroti berbagai inovasi yang mendorong perubahan yang bermakna.
Jejakin: Dukung ekonomi hijau Indonesia dengan menghitung jejak karbon
Indonesia mengalami pertumbuhan ekonomi yang stabil dan positif dalam satu dekade terakhir dengan rata-rata kenaikan sekitar 4–5% per tahun. Perkembangan ini didorong oleh ekspansi sektor-sektor utama seperti manufaktur, pertambangan, dan infrastruktur. Pemerintah telah menetapkan visi besar melalui Indonesia Emas 2045, yang mencakup kontribusi sektor manufaktur mencapai 28% dari total Produk Domestik Bruto (PDB) nasional, menjadikannya kekuatan utama pendorong pembangunan jangka panjang.
Teknologi wearable stethoscope: Alat kesehatan inovatif untuk menunjang pengobatan asma
Asma adalah salah satu penyakit saluran pernapasan yang paling umum, diidap lebih dari 260 juta orang di seluruh dunia. Meskipun faktor genetik juga memiliki andil, asma juga sangat dipengaruhi oleh tingkat stres, aktivitas fisik, dan kualitas udara. Penyakit ini dikaitkan dengan sekitar 455,000 kasus kematian setiap tahunnya, dengan sebagian besar kematian yang terjadi lebih awal sebelum usia harapan hidup normal, yang banyak terjadi di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah, di mana kondisi ini seringkali tidak terdiagnosis dan tertangani dengan baik.
40 Under 40: StickEarn, merevolusi industri iklan OOH di Indonesia
Perusahaan teknologi periklanan, StickEarn, didirikan oleh Archie Carlson, Garry Limanata, Sugito Alim, dan Hartanto Alim pada 2017. Empat sekawan itu melihat potensi besar dalam industri periklanan luar ruang atau out-of-home (OOH) di Indonesia, yang kala itu masih minim inovasi dibandingkan dengan kota-kota global seperti New York dan Singapura. Mereka berambisi merevolusi industri periklanan melalui iklan mobil dengan harga lebih terjangkau bagi pasar Indonesia.
Bisnis peternakan cerdas bagi unggas ala Chickin
Sebagai mahasiswa saat kuliah di Universitas Brawijaya, Malang, ayam geprek menjadi makanan keseharian Tubagus Syailendra Wangsadisastra. Pada 2016, ia baru saja memulai belajar di Program Studi Hubungan Internasional. Ide bisnisnya muncul saat dipertemukan dengan Ashab Alkahfi di sebuah pelatihan kewirausahaan. Ashab, kala itu belajar di Fakultas Peternakan.
Xurya: Pelopor transformasi energi berkelanjutan melalui panel surya
Di negara kepulauan Indonesia dengan sinar matahari yang melimpah, tersimpan sebuah tantangan besar yang sering terlupakan: keterbatasan akses terhadap energi besih dan berkelanjutan.
Sukses IPO, Fore Coffee catat oversubscription 200.63 kali dan Auto Reject Atas (ARA) di hari pertama
PT Fore Kopi Indonesia Tbk (Fore Coffee), coffee chain premium affordable terkemuka, sukses mencatatkan saham perdana (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI) hari ini. Pencatatan ini menandai tonggak penting dalam perjalanan transformasi Fore Coffee menjadi perusahaan publik yang mengedepankan transparansi dan tata kelola perusahaan yang baik.
Perusahaan inkubasi East Ventures, Fore Coffee, menarik 114.873 investor baru dan oversubscribe 200,63 kali
PT Fore Kopi Indonesia Tbk (Fore Coffee), coffee chain premium affordable terkemuka di Indonesia, baru saja menyelesaikan penawaran umum yang berlangsung pada 8 - 10 April 2025. Penawaran umum ini mendapatkan antusiasme yang tinggi dari pelaku pasar ritel dalam penjatahan terpusat atau pooling, terlihat dari jumlah kelebihan permintaan atau oversubscribe 200,63 kali dan jumlah investor sebanyak 114.873 investor, berdasarkan data hingga 10 April 2025 yang diunduh dari sistem e-IPO.