Insights
Perkembangan motor listrik di Asia Tenggara
Kendaraan listrik (electric vehicle/EV) diproyeksi akan mengubah mobilitas di seluruh dunia. Akan tetapi, sebuah revolusi yang menarik terjadi di Asia Tenggara: kebangkitan kendaraan listrik roda dua atau motor listrik. Di kawasan regional yang memiliki jumlah pengendara motor yang besar, motor listrik adalah alternatif kendaraan yang tidak berisik, bebas emisi, dan menawarkan solusi ramah lingkungan dan berkelanjutan yang lebih dekat dan nyata bagi negara-negara di Asia Tenggara.
Permintaan kendaraan listrik di Asia Tenggara
Empat pasar motor terbesar di dunia terdapat di Asia Tenggara: Indonesia, Vietnam, Thailand, dan Malaysia. Totalnya, keempat negara ini memiliki lebih dari 200 juta motor yang sebanding dengan India, pasar motor terbesar di dunia. Jika kita memakai perkiraan konservatif bahwa usia pakai motor bensin adalah 15 tahun dan harga rata-rata US$1.500 per motor, maka potensi pasar penggantian motor listrik yang bisa dibidik oleh perusahaan motor listrik adalah senilai US$15 miliar.
Saat ini, penjualan motor listrik di Indonesia masih sekitar satu persen dari total penjualan motor baru, dengan angka yang hampir sama di Thailand dan Vietnam. Namun, pertumbuhan diproyeksi bisa melebihi 50% tingkat pertumbuhan tahunan gabungan (CAGR) dalam beberapa tahun mendatang, didorong oleh insentif pemerintah, peningkatan infrastruktur, dan perubahan preferensi konsumen.
Sebagai contoh, pemerintah di negara-negara Asia Tenggara seperti Indonesia, Thailand, Filipina, dan Malaysia menawarkan insentif atau subsidi bagi pembeli motor listrik, sehingga diharapkan dapat menarik minat banyak orang untuk beralih dari motor bensin ke motor listrik. Namun, agar penggunaan motor listrik dapat terus berkembang di masa depan, perlu mempertimbangkan beberapa hal, seperti meningkatkan skala ekonomi dengan memproduksi motor listrik dalam jumlah besar, meningkatkan inovasi, dan mengembangkan infrastruktur pendukung yang kuat, seperti tempat pengisian daya, jaringan distribusi, dan bengkel.
Masa depan motor listrik di Asia Tenggara
Di tahun 2024, motor listrik akan dianggap sebagai alternatif baru untuk motor bensin di pandangan masyarakat di Asia Tenggara. Selain menawarkan solusi ramah lingkungan, motor listrik juga menghadirkan potensi ekonomi yang sangat besar bagi negara-negara Asia Tenggara yang memiliki industri manufaktur sepeda motor yang kuat.
Misalnya, Indonesia akan mendapat manfaat dari pengembangan industri baterai karena selaras dengan rencana pembangunan nasional yang berfokus pada pengembangan rantai produksi baterai/mineral dan otomotif. Manufaktur baterai motor listrik dapat menjadi langkah awal bagi Indonesia menjadi pemain utama di pasar kendaraan listrik.
Selain itu, motor listrik lebih murah untuk dirancang dan diproduksi serta membutuhkan listrik untuk pengisian daya lebih rendah dibandingkan kendaraan roda empat. Inilah yang memicu adopsi konsumen dan mendorong pengembangan manufaktur domestik di wilayah Asia Tenggara. Motor listrik akan menjadi titik awal bagi industri di Asia Tenggara untuk membangun pengalaman, skala, dan ekosistem rantai pasok untuk elektrifikasi transportasi darat selanjutnya. Kami melihat tren jangka panjang, di mana produsen lokal juga akan beralih ke produksi kendaraan listrik pribadi dan komersial, sehingga dapat mengurangi sebagian besar emisi transportasi darat secara keseluruhan.
Dari sudut pandang konsumen, motor listrik juga lebih ekonomis dari sisi total biaya kepemilikan (total cost of ownership/TCO). Meskipun harga beli motor listrik saat ini lebih tinggi daripada motor berbahan bensin, biaya operasional motor listrik lebih murah. Penghematan pertama berasal dari biaya energi. Untuk menempuh jarak 100 km, motor bensin biasanya membutuhkan sekitar US$1,67 untuk bensin, sementara motor listrik hanya membutuhkan seperenam untuk biaya listrik. Selain itu, biaya perawatan tahunan motor listrik lebih rendah, karena tidak perlu mengganti oli. Biaya perawatan tahunan motor listrik diperkirakan setengah dari biaya perawatan tahunan motor bensin.
Tantangan dan peluang untuk disrupsi
Meski potensial, transisi adopsi motor listrik tetap memiliki tantangan. Namun, tantangan ini merupakan peluang pasar bagi para inovator untuk membuka jalan bagi adopsi kendaraan listrik secara luas.
1. Penyesuaian standar infrastruktur pengisian daya
Untuk mendukung adopsi motor listrik secara luas, standar infrastruktur pengisian daya yang sama sangat penting, terutama untuk penggunaan komersial yang seringkali membutuhkan pengisian daya berkali-kali dalam sehari. Sayangnya, saat ini banyak produsen yang membuat sistem pengisian daya dan baterai sendiri, menciptakan “tembok tertutup” untuk ekosistem perangkat keras mereka sendiri. Hal ini menghambat adopsi massal dan upaya menciptakan standar pengisian daya yang universal, sehingga berpotensi membatasi ekspansi pasar mereka sendiri. Kami memperkirakan para inovator akan masuk ke pasar dengan model bisnis dan kemitraan yang inovatif dan berkelanjutan untuk mendorong adopsi standar pengisian daya yang homogen di seluruh wilayah Asia Tenggara.
2. Jaringan dealer dan layanan purnajual
Sebagian besar merek motor listrik masih baru dan belum memiliki jaringan dealer dan layanan purnajual yang terpercaya, tidak seperti merek motor bensin ternama pada umumnya. Ketersediaan suku cadang aftermarket dan asli (original equipment manufacturer/OEM) serta keahlian bengkel dalam perawatan motor listrik sangat penting untuk menumbuhkan kepercayaan konsumen dan adopsi massal. Beberapa startup sudah memahami kebutuhan akan jaringan dealer yang kuat dan jaringan dukungan purnajual yang luas untuk motor listrik. Hal ini akan menjadi pembeda utama pendatang baru di industri kendaraan listrik yang mampu bersaing dengan mereka yang kesulitan mempertahankan pertumbuhan dalam skala besar.
3. Ekosistem pasar kendaraan bekas
Karena pasar kendaraan listrik masih baru di Asia Tenggara, belum ada pasar sekunder kendaraan listrik yang terpercaya. Ini berdampak langsung pada pembiayaan dan harga asuransi kendaraan listrik, karena pasar sekunder yang terpercaya penting untuk menentukan nilai residu dan tingkat penyusutan kendaraan listrik. Kami melihat peluang pasar baru untuk pasar kendaraan listrik bekas jika mereka dapat menawarkan jaminan kepada pembeli, terutama terkait baterai kendaraan listrik.
4. Model pembiayaan yang disruptif
Di seluruh industri on-demand dan logistik di Asia Tenggara, karyawan biasanya membeli dan membiayai sepeda motor mereka sendiri dengan suku bunga yang sangat tinggi. Perusahaan dapat mengambil alih pembiayaan untuk kendaraan listrik dengan suku bunga yang jauh lebih rendah dari bank dan menyewakan kendaraan tersebut kepada karyawan mereka. Dengan model pembiayaan disruptif ini, karyawan mereka dapat menghemat biaya dan mungkin dapat berbagi keuntungan bersama. Ini juga memungkinkan platform on-demand skala besar mengambil kepemilikan atas transisi listrik dan komitmen mereka terhadap emisi nol bersih (net zero).
Tesis East Ventures terhadap EV
East Ventures percaya bahwa kendaraan listrik akan menjadi hal yang lazim di Asia Tenggara sebelum berbagi pasar dengan pemain lama dengan adanya startup–startup yang memulai transformasi ekosistem EV yang kuat. Seiring dengan transisi menuju mobilitas listrik, ada banyak peluang menarik yang dapat dikembangkan, seperti pembiayaan, asuransi, model penyewaan (leasing) untuk korporat, dan infrastruktur pengisian daya yang fleksibel.
Salah satu pemain baru yang sedang naik daun di sektor kendaraan listrik adalah MAKA Motors, yang didukung oleh East Ventures sejak 2023. Solusi yang ditawarkan MAKA Motors secara langsung mengatasi kelemahan motor listrik sebelumnya, yaitu dengan merancang produk sedemikian rupa oleh pengendara dan untuk pengendara.
Beberapa keunggulan MAKA Motors, seperti:
- Tim yang kompeten: Pendiri MAKA Motors memiliki keahlian di bidang sepeda motor, termasuk memahami permintaan, pola penggunaan, dan dinamika industri.
- Desain produk yang inovatif: Desain produk MAKA Motors jauh berbeda dari model tradisional yang kaku dan kurang menarik. MAKA Motors menawarkan produk yang lebih sesuai dengan keinginan pembeli.
- Strategi go-to-market yang jelas: Strategi MAKA Motors untuk penetrasi pasar sangat jelas dan berbeda dari pesaing. MAKA Motors memahami permintaan pasar, strategi penetapan harga, product positioning yang efektif, sehingga motor listrik mereka tepat sasaran.
Perusahaan disruptif seperti MAKA Motors, didukung oleh kebijakan pemerintah yang tepat, transfer pengetahuan dari pasar yang sudah matang, dan kemajuan teknologi, akan membuka jalan untuk inovasi startup lainnya. Transisi ke motor listrik diperkirakan akan berlangsung selama satu dekade ke depan atau lebih – mengikuti usia pakai motor bensin selama 15-20 tahun. Di tengah masa transisi ini, permintaan motor listrik akan terus meningkat sehingga membuat sektor ini semakin menarik di masa depan.
Oleh Zhengyi Zhu, Investment Professional East Ventures, dan Gavin Adrian, Investment Professional East Ventures