Insights
Indonesia Emas 2045: Mengakselerasi potensi generasi muda Indonesia
Pada East Ventures Summit 2024 lalu, Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Republik Indonesia, memaparkan visi tentang Indonesia Emas 2045. Beliau menekankan peran penting generasi muda dalam mencapai pertumbuhan ekonomi sebesar 5%-6,5% dalam satu dekade mendatang berkat bonus demografi yang diperkirakan akan berlangsung hingga tahun 2041-2042.
Inisiatif yang disampaikan meliputi pembentukan sekolah-sekolah unggulan untuk mempersiapkan generasi cerdas bangsa memasuki universitas-universitas global, pembangunan pusat riset di Morowali untuk pengembangan teknologi dalam pemrosesan nikel, peningkatan ketahanan pangan melalui penelitian genom, serta mempromosikan praktik ekonomi yang berkelanjutan.
Dengan fokus pada industri-industri baru seperti budidaya rumput laut dan target emisi nol bersih pada tahun 2060, Menteri Luhut menekankan peran krusial generasi muda dalam mendorong inovasi, digitalisasi, dan inisiatif ramah lingkungan menuju terwujudnya Indonesia Emas 2045.
Berikut adalah ringkasan transkrip pidato sambutan Bapak Luhut Binsar Pandjaitan di acara East Ventures Summit 2024:
1. Pertumbuhan ekonomi
Saya ingin memberikan sedikit proyeksi menuju Indonesia Emas 2045. Kami berharap ekonomi akan bertumbuh 5%-6,5% dalam 5 sampai 10 tahun ke depan. Jika ini tercapai, Indonesia akan menjadi negara high-income. Menurut saya, ini akan bergantung pada kita semua, dan kaum muda yang hadir di sini harus bekerja sama karena bonus demografi yang sekarang kita miliki hanya akan bertahan sampai tahun 2041 atau 2042. Peran anak muda menjadi kunci, contohnya konsentrasi kaum muda di Jawa yang kegiatan utamanya adalah bekerja mencapai hampir 55%. Profil Indonesia saat ini harus kita maksimalkan pemanfaatannya. Oleh karena itu, kita harus mencapai efisiensi. Jika kita tidak bisa memanfaatkan bonus demografi ini dan tidak berhasil menjadi negara berpendapatan tinggi pada tahun 2035-2040, kita akan menjadi aging population. Posisi kita sekarang sangat menguntungkan dibandingkan negara-negara di sekitar kita.
2. Sumber daya manusia dan pendidikan
Kemudian, kita harus meningkatkan pengembangan sumber daya manusia, riset, dan keluar dari jebakan pendapatan menengah. Ini alasan mengapa presiden terpilih sedang merencanakan membuat 40 SMA unggul dengan tujuan mencari crème de la crème anak-anak Indonesia yang akan kita persiapkan untuk masuk perguruan tinggi terbaik dunia seperti Tsinghua University, Stanford, MIT, dan Harvard. Akan ada pendanaan yang cukup besar dan abadi untuk proyek ini. Anak-anak ini akan diarahkan masuk bidang STEM. Sekarang, kami sedang menyeleksi tempat untuk membangun SMA unggul ini. Banyak sekali anak-anak pintar yang tidak memiliki kesempatan di daerah-daerah tertentu. Penguatan kualitas SDM dan inovasi akan meningkatkan daya saing Indonesia.
3. Riset dan inovasi
Sekarang, kami bahkan akan membangun area riset khusus di Morowali. Kami akan mengundang para profesor hebat dari Tiongkok untuk melakukan penelitian, misalnya penelitian nikel dan turunannya seperti cathode dan prekursor. 4 tahun lalu, kami sudah mengirim lebih dari 40 anak-anak Indonesia untuk mendalami bidang STEM ke Tiongkok untuk nanti bisa bergabung dan mengembangkan HPAL, prekursor, dan cathode. Saya percaya kita bisa leapfrog di sini. Kemudian, meski daya saing Indonesia sudah naik 7 peringkat, masih banyak sekali hal yang harus kita perbaiki. Ini tidak bisa dikerjakan sendiri oleh pemerintah. Pembangunan ke depan harus diarahkan untuk mengantisipasi pemanfaatan tren global. Kita bicara mengenai digitalisasi, perubahan iklim, dan fragmentasi geopolitik.
4. Digitalisasi
Artificial Intelligence (AI) menurut saya sangat penting dan perkembangannya luar biasa. Kami sudah mengalami dengan sistem e-catalog yang membantu government procurement. E-catalog ini mengurangi korupsi. Lalu, ada aplikasi Simbara untuk mengawasi ekspor batubara. Meski begini, digitalisasi masih belum diterapkan di semua instansi. Masih banyak yang menggunakan sistem tertulis di mana kecurangan bisa terjadi. Ini tidak akan terjadi jika sistem sudah terdigitalisasi.
5. Ketahanan pangan
Lalu, kita bicara mengenai ketahanan pangan. Kami tidak pernah membuat penelitian genome untuk bidang ini. Sekarang, kami melakukan ini sehingga nantinya akan ada bibit-bibit yang menghasilkan panen lebih bagus untuk tanaman seperti kentang dan cabai, karena bibit yang sekarang sudah berusia 40-100 tahun. Selain itu, setelah memeriksa Carbon Capture & Storage (CCS), ternyata kita memiliki hampir 670 gigaton, dan CO2 akan diinjeksi ke sana. Ini merupakan bisnis yang baik.
6. Pembangunan berkelanjutan
Program-program Pak Jokowi akan diteruskan Pak Prabowo. Saya menyampaikan kepada beliau bahwa government technology (govtech) akan menjadi kunci, karena ini akan menyederhanakan semua kementerian dan lembaga menjadi satu portal. Ini akan berujung pada penghematan yang luar biasa kedepannya dan berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi.
Saya dengar dari Menteri Keuangan bahwa sistem perpajakan sudah mulai secara bertahap dipindahkan ke sistem digital dan mungkin akan selesai dalam 1 tahun ke depan. Nantinya, tidak akan ada yang bisa lari dan semua orang harus taat dengan sistem perpajakan kita. Kalau ini terjadi, saya rasa rasio pajak kita akan meningkat sebesar 1,5%-2% dalam 5 tahun ke depan.
Kami juga sedang bekerja sama dengan Temasek untuk pengembangan industri rumput laut yang bisa dimanfaatkan menjadi pupuk organik dan makanan. Saya harap kaum muda akan lebih memperhatikan industri rumput laut ini, karena sifatnya mungkin sama seperti nikel yang awalnya tidak diperhatikan, tetapi sekarang menjadi industri yang sangat besar. Rumput laut ini akan ditumbuhkan di teluk khusus, dan setelah 35 hari akan bisa dipanen. Pembangunan ekonomi berkelanjutan dan ramah lingkungan juga penting. Oleh karena itu, CCS yang saya sebutkan tadi menjadi penting, karena kita memiliki target net zero emission pada tahun 2060 atau bahkan 2050.
7. Pertumbuhan industri dan ekspor
Bicara tentang pertumbuhan ekonomi, industrialisasi, dan hilirisasi, angka tahun ini sedikit lebih tinggi daripada tahun lalu. Sekarang, kita sedang melihat potensi ekspor perdagangan dengan China yang bernilai US$120 miliar dan apakah mungkin jika sebagian dilakukan dengan mata uang yuan. Inovasi seperti ini harus kaum muda perhatikan, karena tekanan terhadap rupiah bisa berkurang.
8. Inovasi daur ulang
Kemudian, kami sedang membangun ekosistem seperti industri daur ulang di Morowali. Bekas baterai lithium mobil nanti akan didaur ulang di sana dan akan bisa diekstraksi sebanyak 95%-97%. Kita juga masih kurang dalam bidang metalurgi dan material science. Maka dari itu, kita sedang bekerja sama dengan beberapa universitas Tiongkok untuk hal ini. Ada fakultas Metalurgi di ITB, tapi tidak ada prakteknya. Dengan adanya industri di Morowali dan Weda Bay dan berkat anak-anak Indonesia yang mendalami ini, implementasi seperti pembuatan HPAL menjadi mungkin.
Seperti sudah saya singgung tadi, digitalisasi menjadi prioritas pemerintah. Aplikasi Simbara memungkinkan traceability komunitas minerba, sehingga kegiatan illegal mining tidak bisa dilakukan, karena kita mengetahui sumbernya, berapa produksi dan kalorinya, royaltinya, dan apakah mereka sudah membayar pajak. Jika mereka memiliki hutang kepada pemerintah, akan otomatis terblokir saat akan ekspor.
Mengenai net zero emission, kami benar-benar melakukannya dengan cermat sehingga pertumbuhan ekonomi tidak terganggu. Kontribusi emisi karbon Indonesia masih rendah dibandingkan negara-negara maju seperti Amerika, Russia, dan Tiongkok, yaitu 4,5 ton per kapita. Indonesia berada di jalur yang benar dan pencapaian ini cukup bagus. Kami sudah mempunyai program sampai tahun 2040, di mana di bulan Oktober ini kami akan mengumumkan 56-58 gigawatt hydropower, geothermal, dan wind solar panel.
9. Nasionalisme dan kolaborasi
Untuk mencapai Indonesia Emas 2045, pertumbuhan ekonomi harus di atas 5% dan kita semua harus bekerja sama dan kompak. Peran Anda sangat penting. Jika kaum muda tidak melakukan inovasi, kita akan tertinggal. Dibutuhkan strategi jangka pendek dan jangka panjang. Kita perlu memperhatikan digitalisasi, pembangunan ramah lingkungan, dan human capital. Terakhir, kita harus berbangga hati menjadi orang Indonesia.