Leadership
Kita harus berpikir seperti startup yang bergerak cepat: Sandiaga Uno, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia
Indonesia diperkirakan akan menghadapi perfect storm akibat resesi global, krisis energi, dan tensi geopolitik yang berdampak terhadap berbagai sektor. Strategi apa yang disiapkan pemerintah untuk menghadapi fenomena tersebut?
Saya meyakini bahwa pariwisata memiliki ketangguhan dan resiliensi dan ekonomi digital. Saya selalu menyebut di diskusi sebelumnya adalah event lead recovery. Kita akan menyelenggarakan banyak event tahun ini, event sport tourism Kejuaraan Dunia Menembak 2023 di Januari, ASEAN Tourism Forum (ATF) di Yogyakarta, FIFA U-20 World Cup 2023, dan banyak lagi.
Khusus ekonomi digital, saya tetap berpegang trend yang tetap berjalan adalah digitalisasi, kesehatan, dan sustainability. Jadi tiga pilar ini akan mendorong optimisme di sektor ekonomi digital dan untuk menjaga roda perekonomian tetap berjalan. Saya meyakini kebijakan pemerintah dengan bauran kebijakan saat ini sudah sangat tepat.
Saya sudah menyampaikan kepada seluruh perusahaan digital di travel tech untuk tidak bakar uang. Karena mereka memiliki demand, jadi harus fokus kepada EBITDA, generating positivity. Karena kita sudah memiliki keunggulan dari nature & culture, teman-teman di industri ini harus fokus di bagian yang bisa menghasilkan. Adanya pelonggaran mobilitas juga akan membuka peluang. Pesan saya adalah bagaimana kita mengedepankan produk lokal dan menekan angka impor dengan Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI) yang sudah mencapai target 21 juta UMKM. Harapannya bisa mencapai 30 juta di akhir 2023.
Strategi kita harus ada penguatan ekosistem di dalam negeri, misalnya daya tarik wisata lokal harus ditingkatkan menjadi daya tarik wisata unggulan nasional. Lima destinasi yang menjadi destinasi super prioritas saat ini yaitu Danau Toba, Borobudur, Mandalika, Labuan Bajo, dan Likupang harus memiliki daya tarik yang sudah bisa menambah daya tarik kita Selain Bali.
Kedua, fasilitas dan peningkatan kompetensi SDM lokal. Ini juga sangat penting karena ekonomi digital membutuhkan talenta digital. Ketiga, penguatan implementasi parekraf yang inklusif dan berkelanjutan. Keempat, mendorong pemerataan bantuan modal. Kelima, fasilitasi pelaku dalam pengembangan pasar terutama ekonomi digital.
Terakhir, karena tahun ini adalah tahun merk, kita harus membantu memfasilitasi pendaftaran dan pendampingan percepatan perolehan Hak Kekayaan Intelektual (HKI). Apalagi HKI ini hak cipta sebagai modal penetrasi pasar internasional juga bisa jadikan objek pembiayaan, mekanismenya diatur melalui PP No. 24/2022. Kita harapkan ini menjadi salah satu game changer sehingga produk produk ekonomi kreatif kita bisa dijadikan objek pembiayaan dan memberikan peluang mereka untuk mengembangkan usahanya sehingga bisa menciptakan lapangan kerja.
Bagaimana upaya pemerintah menjaga momentum pertumbuhan di tengah ancaman ketidakpastian global?
Kita patut bersyukur karena Inflasi berada di angka 5,5%, di atas target kita. Melihat perbandingan inflasi dengan Eropa yang mencapai 10% dan Amerika di atas 7%, kami patut mengapresiasi kinerja seluruh stakeholders, bukan hanya pemerintah tetapi juga seluruh masyarakat karena bisa menekan inflasi terutama pangan dan energi. Berulang kali kami Ingatkan bahwa kita harus memperkuat rantai pasok dengan memberdayakan UMKM untuk menghadapi inflasi. Jadi kita mengutamakan pasokan lokal yang dimudahkan dengan ekonomi digital. Ini merupakan sebuah gerakan yang kita sebut Gernas BBI yang terfasilitasi oleh ekonomi digital.
Potensi ekonomi digital indonesia mencapai US$ 70 miliar di 2021, ditargetkan US$ 146 miliar pada 2025, dan diperkirakan mencapai US$ 360 miliar pada 2030. Ini sebuah pertumbuhan yang sangat dipicu oleh transaksi e-commerce. Kedua, untuk mengatasi persaingan yang semakin luar biasa adalah startup bisnis. Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah perusahaan rintisan tertinggi di dunia, yaitu posisi kelima dengan 2.346 startup. Kami meyakini ini merupakan bagian dari potensi ekonomi yang tadi ditargetkan. Saat ini juga sudah ada 13 startup unicorn, 2 startup decacorn. Ini adalah kebanggaan kita.
Sekali lagi, inflasi bisa kita sikapi dengan program-program yang tepat sasaran, manfaat, dan waktu. Gernas BBI pada 2023 ditargetkan mencapai 30 juta UMKM. Tapi tentunya transformasi digital ini masih terdapat banyak kesenjangan karena infrastruktur digital yang masih sangat terbatas dan butuh dukungan semua pihak.
Apa saja tantangan dan peluang yang dihadapi dalam membangun kolaborasi dengan sektor swasta? Apa saja strategi yang dilakukan untuk mengoptimalkan sinergi tersebut?
Langkah kolaborasi karena mantra kita disini adalah inovasi, adaptasi, dan kolaborasi ini tentunya sangat bertumpu kepada lintas pentahelix. Dua aspek utama di dunia usaha yaitu Inovasi dan dare to take a risk. Jadi dunia usaha ini karena mereka berani mengambil resiko dan berinovasi serta kecepatan dalam mengeksekusi menjadi mitra yang handal dalam meningkatkan langkah-langkah transformasi digital.
Kolaborasi kita dengan startup ini keniscayaan, saya sampaikan kepada rekan-rekan Kemenparekraf, bahwa kita harus berpikir seperti startup yang bergerak cepat. Jangan kita berpikir sebagai seorang birokrat, yang lambat dan ditinggal karena kita tidak lagi relevan. Salah satu dukungan kita adalah regulasi yang berpihak kepada peningkatan kelas startup dan kolaborasi berbentuk inisiasi gerakan pembangunan seperti infrastruktur. Hal itu bisa kita bangun dengan konsep Public Private partnership.
Ada tiga hal yang penting menurut saya untuk kedaulatan digital kita. Pertama, kita harus punya data center yang mumpuni dan memanfaatkan energi baru dan terbarukan sebagai sebagai sumber energinya. Kedua, fintech dan payment. Ketiga, cyber security. Pada intinya kita mendorong para startup, terutama yang dimotori oleh generasi muda untuk pandai melihat peluang. Hal ini khususnya peluang usaha dan membuka nilai tambah serta menciptakan lapangan kerja. Di era digital dan teknologi ini, lapangan kerja lebih cepat diciptakan, akan tetapi kalau tidak hati-hati bisa juga cepat hilang seperti badai PHK di perusahaan teknologi.
Namun saya melihatnya itu adalah bagian dari dare to take a risk. Ketika mereka market turn against them, mereka melakukan penyesuaian. Mudah-mudahan mereka bisa bertahan dan kuat melalui 2023, sehingga saat 2024 kita lepas landas, kita melihat startup menjadi penguasa Bursa Efek Indonesia.
Berkaca dari statistik dari tahun 2011-2019 itu, rata-rata pengeluaran wisatawan mancanegara sekitar US$ 1.000-1.200, sementara di tahun 2020 mencapai US$ 2.200. Apa strategi Kemenparekraf untuk mengulangi hal tersebut?
Kita bersyukur atas kenaikan tersebut yang disebabkan durasi tinggal yang lebih lama. Hal tersebut berdampak pada meningkatnya ekonomi lokal. Strategi ekonomi kita di 2023 adalah you need to stay in the game. Jadi kita memberikan dorongan culture dan nature terhadap hal yang menjadi kekuatan kita. Kita harus lakukan kolaborasi baik online maupun offline dengan dunia usaha untuk mempertahankan karakteristik keunggulan dan menghindari kelemahan kita.
Melalui Peta Jalan Indonesia Digital 2021-2024, kita akan mempercepat peningkatan pemanfaatan pengembangan teknologi digital. Namun kita harus tahu apa hal yang dibutuhkan melalui data. Misalnya data yang kita dapat bahwa terdapat unfulfilled demand di beberapa destinasi wisata. Ini merupakan kesempatan kita menciptakan 2,5 juta lapangan kerja baru dan melatih 600.000 talenta digital.
Kembali lagi ke digitalisasi di kalangan pelaku parekraf, perubahan tren ini lebih ke personalize, customize, localize, and smaller in size. Para agen travel perjalanan online besar seperti Traveloka dan Tiket.com sudah beralih. Mereka sekarang mulai menjual paket wisata yang terjangkau, wisata healing, dan konsep sharing economy. Website Indonesia travel kita ini bisa juga menawarkan ide-ide perjalanan yang menarik carbon footprint kita. Ini menjadi salah satu pariwisata yang mendapat point yang baik bahwa kita bukan hanya berwisata tapi juga bisa menyelamatkan lingkungan dengan menanam mangrove dan mendorong offset carbon footprint.
Terakhir, metaverse. Kita sudah meluncurkan platform “WonderVerse Indonesia” sebagai bagian dari metaverse Wonderful Indonesia dengan segala keindahan dan keunikan yang kita promosikan ke seluruh dunia secara digital dan metaverse. Kita buka peluang bagi para industri untuk berkolaborasi karena pemerintah tentunya memiliki banyak keterbatasan.
Indonesia dinilai sukses menyelenggarakan G20, apakah Kemenparekraf juga akan fokus ke sektor MICE untuk kedepannya?
KTT ASEAN 2023 harus kita manfaatkan. Hal ini karena sama seperti G20, terdapat 200-300 pertemuan dan salah satu yang paling utama adalah ASEAN tourism forum di minggu pertama Februari di Yogyakarta. Kami melihat bahwa ternyata dari event internasional seperti MotoGP, kita sudah mendapatkan direct dan indirect economy impact sampai Rp 5,4 triliun pada tahun pertama. G20 di Bali langsung berkontribusi pada angka di Kementerian Keuangan sebesar US$ 500 juta (hampir Rp 7,4 Triliun rupiah). Ini artinya pemerintah harus bergerak cepat penyelenggaran event untuk fokus mendatangkan event internasional, bukan hanya meeting tapi juga sport tourism. Jadi dengan ruang fiskal yang lebih besar, saya berupaya mendorong efisiensi proses perizinan melalui digitalisasi sehingga memudahkan lebih banyak pendanaan dan dukungan pemerintah untuk event MICE termasuk event di ekonomi digital.
Saat ini kami sedang mendorong peta Jalan Indonesia Digital 2021-2024 agar lebih banyak sinergi antara swasta dan pemerintah. Setiap event internasional juga diharapkan UMKM juga mendapat manfaat. Terlebih 30 juta UMKM ditargetkan masuk ke ekonomi digital. Jadi kami terus akan mengundang MICE ke Indonesia untuk meningkatkan kecakapan digital melalui literasi digital dan upskilling, reskilling, dan new-skilling.
Unduh East Ventures – Digital Competitiveness Index 2023 di sini.