Leadership
Semua harus bersinergi mengembangkan ekosistem digital: Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Indonesia
Salah satu topik bahasan dalam KTT G20 di Bali yang lalu dan menjadi perhatian utama negara negara dengan ekonomi terkuat di dunia adalah transformasi digital untuk mendukung ketahanan dan resiliensi ekonomi. Perekonomian Asia bertumbuh dengan kecepatan yang lebih tinggi dari kecepatan global. Ekonomi Indonesia sendiri tumbuh diatas 5 persen dan diharapkan akan terus berlanjut memanfaatkan momentum pemulihan ekonomi pasca pandemi yang lalu.
Presiden Joko Widodo telah menyatakan optimismenya bahwa Indonesia akan menjadi kekuatan ekonomi terbesar keempat di dunia pada tahun 2045 nanti. Bahkan pertumbuhan ekonomi digital Indonesia sangat pesat jika dibandingkan dengan negara lain di Asia Tenggara. Nilai ekonomi digital Indonesia tahun 2021 mencapai angka sebesar USD 70 miliar dan diprediksi tumbuh dua kali lipat pada tahun 2025.
Tahun 2023 saat ini, merupakan sebuah momentum dan tonggak penting bagi pemerintah untuk serius mengakselerasi pengembangan ekonomi digital sesuai dengan arahan yang diberikan oleh Presiden. Perencanaan yang telah digodok matang sepanjang tahun perlu untuk terus dikawal demi tercapainya sebuah target yang telah kita yakinkan bersama ini.
Berdasarkan data Rencana Induk Pengembangan Industri Digital Indonesia 2023-2045, nilai ekonomi digital ditargetkan mencapai 22.513 triliun rupiah pada 2045 atau 15 kali lipat dari capaian pada 2021 yang tercatat di angka Rp 1.490 triliun. Saya meyakini bahwa transisi ekonomi Indonesia ke arah digital saat ini merupakan sebuah keniscayaan.
Namun, meskipun prospek ekonomi digital di Indonesia terlihat cerah, masih ada tantangan yang perlu diatasi. Salah satu tantangan terbesar adalah akses internet yang masih terbatas di beberapa wilayah Indonesia. Kita telah sama tahu bahwa kondisi geografis kepulauan yang ada dan belum meratanya infrastruktur menjadi momok tersendiri bagi negara ini untuk mencapai cita-cita tersebut.
Menurut data Bappenas saat ini kita juga belum mampu untuk menyamai kecepatan internet rata rata global. Dimana rerata kecepatan internet di dalam negeri adalah 23,1 mbps pada 2020. Kecepatan ini tak lebih dari separuh kecepatan rata-rata internet global yang mencapai 55,7 mbps. Cita-cita untuk yang ada di pundak kita saat ini perlu dibarengi dengan upaya yang nyata.
Adopsi teknologi digital yang terjadi selama pandemi Covid-19 yang lalu juga perlu diimbangi dengan literasi digital oleh para pelaku usaha, terutama di sektor usaha kecil dan menengah (UMKM). Literasi digital di kalangan pelaku UMKM ini perlu ditingkatkan apabila Indonesia ingin menjadi kekuatan ekonomi digital di Asia Tenggara dan Dunia utamanya. Selain investasi, ekosistem yang mumpuni juga diperlukan untuk pertumbuhan ekonomi digital. Saya meyakini bahwa literasi digital ke depan akan sama pentingnya dengan kemampuan dasar, seperti membaca, menulis, dan berhitung.
Kembali kepada pernyataan Presiden Joko Widodo beberapa waktu yang lalu, Presiden mengingatkan agar potensi ekonomi digital yang dimiliki Indonesia bisa dimanfaatkan sebaik baiknya dan bukan justru ”diambil” oleh negara lain. Untuk itulah semua pemangku kepentingan harus bersinergi mengembangkan ekosistem digital di Tanah Air.
Saat ini, Pemerintah terus mendorong para pemain telekomunikasi aktif membangun infrastruktur jaringan sampai ke pelosok. Pemerintah juga terlibat dalam penyediaan jaringan tulang punggung melalui proyek Palapa Ring dan satelit multifungsi Satria. Di sisi hilir, Pemerintah bekerja sama dengan berbagai mitra untuk mengadakan pelatihan keterampilan teknologi digital. Kami juga menggelar pelatihan literasi dan pembinaan usaha agar pelaku usaha kecil dan menengah melek pemasaran digital melalui program Bangga Buatan Indonesia. Dan yang terpenting saat ini adalah Pemerintah ingin kebijakan agar kebijakan yang menyangkut dengan masalah koordinasi antara Pusat dan Daerah yang seringkali tidak selaras menjadi lebih baik kedepannya.
Di tengah berbagai kesempatan dan tantangan diatas, dibutuhkan percepatan dan semangat baru untuk menyongsong tahun yang penuh ketidakpastian ini. Kolaborasi adalah kata tunggal yang mesti dilakukan antara pemerintah, pelaku industri digital, dan masyarakat untuk mencapai cita cita bersama pada tahun 2045 demi sejahteranya segenap tumpah darah Indonesia.
Unduh East Ventures – Digital Competitiveness Index 2023 di sini.