Insights
Menata kembali pertanian Indonesia dengan memperkuat rantai pasokan
Mengoptimalkan rantai pasokan agar lebih efisien dan kokoh dapat mengelola risiko pertanian Indonesia
Indonesia dikenal sebagai salah satu negara agraris utama dunia, produsen dan eksportir tanaman terbesar di dunia seperti karet, kopra, inti sawit, minyak sawit, kopi, kakao, dan rempah-rempah. Namun, teknologi dan produktivitas pertanian Indonesia tertinggal dari negara-negara tetangga. Tapi, kami yakin kita dapat meningkatkan industri ini melalui peningkatan rantai pasokan.
Dalam diskusi panel ketiga di East Ventures Summit 2022 bertajuk “Reimagining Indonesia’s Agriculture By Strengthening the Supply Chain”, kami membahas bagaimana digitalisasi melalui startup agritech dapat memberikan solusi atas tantangan yang ada sejak lama pada industri ini. Panel tersebut terdiri dari Utari Octavianty, CSO dan Co-Founder Aruna, dan Samuel Tirtasaputra, CEO dan Co-Founder Gokomodo, yang dimoderasi oleh Devina Halim, Principal East Ventures. Mereka bersama-sama membahas krisis rantai pasokan yang telah menghambat kemajuan industri pertanian.
Pertanian merupakan sektor besar yang berkontribusi terhadap 11% dari total PDB ASEAN dan 14% dari PDB Indonesia pada tahun 2020. Digitalisasi dapat mengatasi rantai pasok agribisnis yang menjadi salah satu tantangan terbesar di sektor tersebut.
Gangguan rantai pasokan pertanian
Laporan McKinsey tahun 2022 menunjukkan bahwa gangguan rantai pasokan telah meningkat frekuensinya sejak pandemi, ditambah dengan faktor geopolitik dan makroekonomi yang lebih luas. Guncangan ini menyebabkan efek berantai di seluruh rantai pasokan global, seperti kemacetan di pelabuhan utama dan penundaan lainnya, yang mendorong biaya logistik pengiriman naik 200% hingga 300%.
Krisis rantai pasokan dari konflik yang sedang berlangsung di Ukraina juga memberikan dampak besar bagi hasil pertanian Indonesia. Meskipun menjadi sumber rantai pasokan utama, Indonesia masih mengimpor sebagian besar konsumsi pupuk dari Eropa Timur. Oleh karena itu, terjadi kenaikan harga pupuk dan kelangkaan stok yang meluas.
Masalah rantai pasokan Indonesia juga dapat dikaitkan dengan kondisi geografi negara yang unik. Transportasi multimoda diperlukan untuk mengangkut barang di seluruh nusantara, namun kurangnya infrastruktur membuat kurangnya pemerataan distribusi barang hingga ke daerah-daerah terpencil , sehingga mengakibatkan harga yang mahal. Arus informasi juga terfragmentasi antar wilayah, dan adopsi teknologi cenderung lebih lambat.
Solusi Agritech dalam mengurangi tantangan rantai pasokan
Untuk mengatasi tantangan rantai pasokan ini, Aruna dan Gokomodo, dua perusahaan portofolio East Ventures yang beroperasi di bidang pertanian, memanfaatkan solusi digital dengan cara mereka sendiri.
Karena backlog dan disrupsi rantai pasokan semakin sering terjadi, Aruna menekankan pentingnya kelincahan dan kolaborasi. Selama pandemi, Aruna menemukan suatu solusi yang menguntungkan dan menjadikan perusahaannya tumbuh sepuluh kali lipat dengan mengubah model bisnis mereka dan berekspansi ke pasar B2C. Aruna juga membuka peluang untuk optimalisasi profit margin dan pembangunan infrastruktur melalui kerjasama dengan berbagai pemangku kepentingan, seperti masyarakat yang berinteraksi langsung dengan nelayan dan pemerintah.
Krisis rantai pasokan global yang sedang berlangsung juga memperburuk kesenjangan antara nelayan dan pasar akhir. Salah satu inisiatif Aruna untuk mengatasi hal ini adalah ArunaHub, pabrik pengolahan Aruna di mana para nelayan diberikan alat untuk menavigasi kondisi rantai pasokan yang bermasalah dan memiliki akses pasar yang lebih baik. Para Local Hero Aruna akan mengajarkan para nelayan tentang teknologi, perawatan produk untuk menjaga hasil laut dengan kualitas terbaik, dan praktik penangkapan ikan yang berkelanjutan. Local Hero adalah sebutan bagi para pemuda di setiap daerah yang menjadi perwakilan Aruna di seluruh Indonesia dan menjalankan berbagai program untuk masyarakat pesisir serta memperkenalkan kepada mereka teknologi yang telah dikembangkan perusahaan. Aruna percaya bahwa teknologi akan membantu nelayan terhubung dengan pasar yang tepat, dan akan berusaha untuk memberdayakan nelayan dengan pengetahuan dan keterampilan standar global.
Solusi Gokomodo untuk mengatasi disrupsi rantai pasokan adalah membangun ekosistem rantai pasokan digital yang memungkinkan visibilitas di seluruh rantai pasokan. Perusahaan pertanian dapat membuat keputusan pengadaan yang lebih baik karena mampu mengantisipasi inefisiensi logistik dalam rantai pasokan.
Solusi terhadap kesenjangan pasokan pupuk akibat konflik Rusia-Ukraina, yakni Gokomodo memberi akses bagi para pelanggannya ke berbagai produk input pertanian seperti pupuk, alat panen, dan bahan kimia pertanian di berbagai provinsi.
Gokomodo mampu mengamankan rute dan peti kemas domestik dengan bermitra dengan Waresix, platform teknologi logistik dan bagian dari ekosistem East Ventures. Bersama-sama, kedua perusahaan telah mengangkut lebih dari 300.000 ton pupuk ke seluruh Indonesia. Di masa mendatang, Gokomodo akan menyiapkan infrastruktur teknologi yang baik, dan menggunakannya sebagai jembatan antara perusahaan dan petani kecil untuk membuat rantai pasokan lebih efisien dan tangguh.
Diskusi panel selengkapnya dapat ditonton ulang di saluran YouTube kami.