Startup SaaS di Indonesia: Semua Hal yang Perlu Kamu Tahu
13 June 2019
SaaS, alias Software as a Service, adalah salah satu jargon di dunia teknologi yang sering membuat takut orang-orang awam yang belum memahami sepenuhnya istilah tersebut. Namun, terlepas dari rancunya istilah tersebut, ekosistem SaaS telah menjadi sesuatu yang penting bagi banyak sektor industri di seluruh dunia.
Menurut Market Watch, pasar untuk produk SaaS di seluruh dunia diperkirakan akan tumbuh sekitar 21,2% antara tahun 2018 hingga 2023, hingga mencapai angka US$117 miliar di akhir tahun 2022.
Ada banyak tren yang menunjukkan bahwa pasar SaaS tengah meledak di Asia Tenggara. Meski begitu, masih ada hambatan signifikan bagi para perusahaan yang ingin mengadopsi teknologi tersebut, terutama di negara dengan infrastruktur yang kurang maksimal seperti Indonesia. Namun kita tetap harus memikirkan pengaruh yang bisa langsung diberikan teknologi SaaS ini untuk perusahaan-perusahaan di Indonesia, dan siapa saja pemain penting yang harus kita perhatikan.
Membedah teknologi Cloud Computing
Untuk mengerti SaaS, kamu harus memahami teknologi cloud computing, karena SaaS sendiri sangat tergantung pada teknologi tersebut. Cloud computing merupakan teknologi yang memungkinkan pemrosesan data dan jaringan dari yang sebelumnya mengandalkan infrastruktur fisik menjadi di internet. Ini artinya, produk yang dibuat para perusahaan teknologi bisa berkembang lebih cepat, lebih mudah diakses, dan lebih terjangkau bila dibandingkan solusi tradisional.
Secara umum, layanan cloud computing mencakup infrastruktur (IaaS, yang merupakan utilitas digital seperti bandwidth internet dan tempat penyimpanan data); platform (PaaS, mengacu pada layanan yang mengelola beberapa aplikasi secara bersamaan); dan software (SaaS).
Cloud computing sendiri merupakan sesuatu yang relatif belum terlalu dikenal di pasar Asia Pasifik. Menurut perusahaan riset Forrester, pasar cloud computing hanya mencapai 3% dari seluruh pasar layanan teknologi di wilayah tersebut, meski perkembangannya cukup pesat.
Hal ini kemudian membawa kita ke SaaS.
Istilah SaaS sendiri mengacu kepada Software as a Service, sebuah jenis layanan cloud computing yang bertujuan untuk memberikan layanan aplikasi secara online kepada pengguna. Jika layanan IaaS dan PaaS merupakan fondasi, maka produk SaaS merupakan alat yang memang dibuat untuk menjalankan tugas tertentu, seperti pengolahan teks atau manajemen konten.
Penyedia layanan SaaS sangat memanfaatkan fleksibilitas dan skalabilitas dari teknologi cloud computing untuk memotong “perantara di tengah”: seperti proses instalasi software yang sangat tradisional (apakah kamu ingat berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mengunduh Microsoft Office dari sebuah Floppy Disk?), biaya mahal untuk merawat dan mengelola server, bug, layanan keamanan, dan sebagainya. Berbeda dengan pendahulunya, penyedia SaaS bisa menyediakan layanan lewat web browser, aplikasi internet (seperti WhatsApp Desktop), atau aplikasi mobile, yang dirawat secara langsung oleh perusahaan penyedia SaaS tersebut. Contoh dari aplikasi seperti itu adalah Google Docs dan Microsoft Office 365.
Berkat perkembangan ini, beberapa perusahaan baru kemudian berusaha mengisi celah-celah yang ada di bisnis yang tidak terlalu populer. Sebagai contoh, di ranah pengelolaan sumber daya manusia, beberapa startup SaaS berusaha mengurangi tugas-tugas rutin yang membosankan seperti memonitor dan mengukur data performa karyawan.
Startup bernama Synergo yang berasal dari Indonesia merupakan perusahaan yang memungkinkan pemilik bisnis untuk menyelaraskan performa individu dengan target dan tujuan besar perusahaan. Lewat penggunaan aplikasi mobile yang mudah digunakan, teknologi Synergo berusaha mengurangi proses manual seperti wawancara tatap muka, dan mengenalkan solusi-solusi inovatif yang bisa mempermudah tugas rumit seperti perencanaan suksesi dan pengembangan talenta karyawan.
Manfaat yang bisa dirasakan perusahaan Indonesia dari SaaS
Para pemilik bisnis bisa mendapatkan manfaat yang besar dari produk SaaS karena teknologi tersebut bisa mengurangi biaya operasional. Produk SaaS menawarkan alternatif untuk pengembangan hardware dan software yang mahal, termasuk gaji untuk staf IT khusus. Dibanding terus mengeluarkan lebih banyak uang untuk update dan software, perusahaan yang menggunakan SaaS bisa mendapat keuntungan karena biaya produk yang lebih murah dan fleksibilitas yang ditawarkan.
Bagi para pemilik bisnis di Indonesia, produk SaaS bisa menyelesaikan masalah besar terkait biaya. Sebuah ketidakpastian bisa memberikan dampak buruk bagi para pemilik bisnis di Indonesia, sebuah negara dengan hampir 360 juta usaha kecil dan menengah (UKM). Bagi pemilik UKM, biaya adalah faktor yang paling berpengaruh dalam pengambilan keputusan bisnis. Ini artinya, bisnis yang begitu memanfaatkan SaaS bisa mempunyai keuntungan yang signifikan.
Berbeda dengan IaaS dan PaaS, yang biasanya menetapkan biaya berlangganan yang tetap (fix), produk SaaS biasanya dijual dengan model biaya yang “sesuai penggunaan”. Ini artinya, aplikasi tersebut bisa digunakan kapan pun konsumen membutuhkan, namun dengan biaya yang lebih murah. Di sisi lain, produk SaaS juga menyediakan pilihan apabila pengguna ingin menggunakan lebih banyak fitur dan layanan.
Sebagai contoh, kamu merupakan seorang pemilik bisnis (seperti kafe atau restoran) dan ingin membantu karyawan kamu agar bisa bekerja dengan lebih efisien. Untuk melakukan itu, kamu bisa menggunakan layanan standar dari Point of Sale (POS) seperti Moka. Seiring bisnis kamu berkembang dan semakin rumit, maka kamu bisa menambah fitur dan layanan yang ingin kamu gunakan.
Meningkatkan keahlian masyarakat Indonesia
Tidak bisa dipungkiri bahwa Indonesia merupakan bintang yang mulai bersinar di lanskap ekonomi Asia Tenggara. Meski begitu, negara tersebut masih menghadapi masalah dalam hal kurangnya talenta sumber daya manusia. Terlepas dari beberapa usaha yang telah dilakukan pemerintah, masih ada laporan beberapa bisnis dari negara maju yang kesulitan mengisi posisi-posisi tertentu dengan talenta yang sesuai di Indonesia. Seiring dengan semakin banyaknya perusahaan Indonesia yang memasuki dunia digital, maka kebutuhan akan talenta dengan keahlian yang lebih tinggi pun akan semakin bertambah.
Produk SaaS bisa sangat bermanfaat untuk mengurangi kekurangan talenta ini, dengan cara membantu tugas-tugas yang tidak bisa diselesaikan oleh satu orang. Selain itu, SaaS juga bisa mengurangi kemampuan teknis yang dibutuhkan untuk menyelesaikan sebuah tugas tertentu. Perusahaan bisa menggunakan produk SaaS sebagai pengganti dari karyawan di posisi tertentu, seperti manajemen sumber daya manusia atau akuntansi. Selain itu, produk SaaS juga bisa mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk melakukan sebuah tugas, seperti publikasi konten dan pencatatan keuangan.
Mekari, sebuah startup asal Indonesia, merupakan contoh yang baik bagaimana solusi SaaS bisa menjembatani kekurangan talenta di sebuah perusahaan. Perusahaan tersebut menggabungkan solusi menyeluruh yang berasal dari gabungan empat startup: sistem informasi sumber daya manusia Sleekr; Jurnal, solusi yang menyederhanakan solusi akuntansi berbasis web untuk perusahaan baik yang berskala kecil maupun besar; software automasi pembayaran gaji Talenta; dan software manajemen pajak Klikpajak.
Dibanding merekrut akuntan khusus atau menggunakan firma akuntansi yang mahal, sebuah bisnis kecil bisa menggunakan Jurnal untuk mencatat transaksi dan membuat laporan keuangan tahunan. Kumpulan perangkat yang disediakan Mekari bisa mengurangi biaya outsource mahal yang biasanya harus dikeluarkan pemilik bisnis untuk perusahaan yang berbeda-beda, dan hanya mengharuskan pemilik bisnis untuk membayar biaya sesuai penggunaan.
Untuk perusahaan yang lebih tua dan institusi yang telah berdiri lama, produk SaaS juga bisa membantu mereka untuk melakukan transisi ke era digital, dengan cara mengurangi biaya yang sebelumnya dibutuhkan untuk mengintegrasikan software yang mahal ke seluruh anggota tim. Banyak perusahaan dan institusi publik di Indonesia yang ingin mendigitalisasi proses bisnis mereka, meningkatkan efisiensi, dan tetap relevan dengan kondisi masa kini. Namun, transisi tersebut merupakan proses yang berat dan sulit.
Organisasi-organisasi tersebut bisa mengambil manfaat dari produk SaaS, yang didesain untuk bisa berkembang untuk memenuhi kebutuhan struktur perusahaan yang besar, yang biasanya masih sangat tergantung pada proses yang berbasis kertas. Sebuah contoh startup yang ingin menyelesaikan masalah ini adalah Jojonomic, yang ingin menyederhanakan tugas administratif dengan mendigitalisasi proses tradisional. Organisasi yang lebih tua bisa menggunakan perangkat manajemen pengeluaran dari Jojonomic untuk menyelesaikan permasalahan keuangan, atau bahkan menggunakan software presensi mereka untuk mengukur produktivitas karyawan.
Transisi ke era digital tidak selalu memerlukan investasi yang mahal dan menyeluruh, karena saat ini telah ada beragam produk SaaS yang tersedia bagi UKM dan perusahaan besar di Indonesia.