Insights
Memberdayakan perempuan: tiga strategi utama untuk membangun kepercayaan diri di tempat kerja
Sebagai perempuan di dunia kerja, membangun rasa percaya diri bisa menjadi tantangan, terutama saat mencoba menaiki tangga karir di perusahaan. Berbagai faktor budaya, sosial, dan sejarah dapat mempengaruhi kesenjangan kepercayaan antara laki-laki dan perempuan.
Di Asia, misalnya, seringkali ada tekanan yang lebih besar pada pola masyarakat otoritas dan perlawanan secara pasif, sehingga lebih sulit bagi perempuan untuk menegaskan diri dan berpendapat. Hampir setengah dari perempuan di Asia tidak percaya dengan diri mereka sendiri baik di tempat kerja maupun dalam kehidupannya, menurut survei Watson’s Women’s Confidence. Hong Kong memiliki tingkat kepercayaan diri perempuan terendah, diikuti oleh Thailand, Singapura, Filipina, Indonesia, dan Daratan Utama Tiongkok.
Untuk membantu mengatasi masalah ini, East Ventures telah melaksanakan program yang berpusat pada pemberdayaan perempuan, “Women with Impact,” yang pertama kali pada tahun ini, dengan pidato sambutan Mari Elka Pangestu, the former Managing Director the World Bank dan Board of Trustee United Diversity Foundation, serta panel diskusi tentang “Tech for gender equity: Empowering females, improving livelihoods“, menampilkan tiga pembicara utama dari ekosistem teknologi: Ardelia Apti, CEO Mapan; Grace Tahir, CEO & Co-Founder Medico dan Everest Media; dan Isabella Wibowo, Strategic Partnerships Manager Youtube Indonesia.
Dalam pidato utamanya, Mari Elka Pangestu menyebutkan bahwa salah satu masalah penting yang dia temukan selama 30 tahun bekerja yaitu perempuan kurang percaya diri, sehingga membangun ekosistem yang dapat memberikan bimbingan dan dukungan merupakan hal yang penting. Jadi, bagaimana perempuan bisa membangun kepercayaan diri dalam karirnya terutama pada sektor yang didominasi laki-laki seperti teknologi? Berikut merupakan hal-hal yang individu dan organisasi dapat lakukan untuk mendukung dan meningkatkan kepercayaan diri perempuan.
Mengatasi rasa insecure
Banyak wanita mengalami rasa insecure dari adanya stigma masyarakat yang dapat menyebabkan mereka terlalu banyak berpikir dan meragukan diri sendiri. Untuk mengatasi rasa insecure, kita harus mengenali dan menghadapi berbagai faktor internal dan eksternal yang dapat menghalangi kita untuk mencapai potensi penuh dalam diri. Banyak perempuan yang masih membutuhkan rasa percaya diri meskipun mampu mengambil peran kepemimpinan atau mencapai hal-hal yang besar.
Seperti yang dikatakan Grace Tahir, kuncinya adalah mengidentifikasi tantangan yang menghambat perempuan dan menemukan cara untuk mengatasinya. Dengan melakukan itu, perempuan dapat berkembang, mengambil ruang, dan sukses dalam bidang apa pun, khususnya industri yang didominasi laki-laki secara tradisional.
Perempuan perlu menolak perspektif dan stereotip negatif yang mungkin dibuat oleh media atau orang lain sebelumnya.
Dengan manfaat media sosial dan meningkatnya kesadaran, perempuan sekarang dapat menerima kualitas dan pribadi mereka yang unik, terlepas dari penampilan, derajat, atau kepribadian.
Pendidikan
Memastikan bahwa perempuan memiliki akses yang sama terhadap pendidikan dan menciptakan sistem yang memenuhi kebutuhan khusus mereka sangatlah penting.
Pendidikan dapat memberdayakan perempuan dengan membekali mereka pengetahuan serta kemampuan dalam pengambilan keputusan atas kehidupan dan memberi mereka kontrol lebih besar atas masa depan mereka.
Untuk mendukung perkembangan karir pada perempuan, sangatlah penting untuk mengidentifikasi keterampilan dalam hal apa dimana mereka dapat unggul. Ardelia, salah satu pembicara pada acara ini, percaya bahwa wanita dapat unggul dalam bidang spesialisasi mereka dan membangun keterampilan tersebut, serta meningkatkan kenyamanan, kepercayaan diri, dan kapasitas mereka untuk menjadi pemimpin.
Koneksi & program bimbingan
Membangun koneksi dan program bimbingan berperan sangat penting bagi perempuan dalam pengembangan pribadi dan profesional, karena hal tersebut memberikan kesempatan untuk kemajuan karier dengan menghubungkan mereka kepada peluang kerja, wawasan industri, dan bimbingan karier. Namun, hal tersebut merupakan salah satu hal natural yang paling sulit dilakukan oleh perempuan.
Mentor dan grup networking dapat menyediakan lingkungan yang mendukung di mana perempuan dapat berbagi pengalaman, mencari nasihat, dan menerima dorongan. Forum membangun kepercayaan diri dapat membantu perempuan meningkatkan visibilitas mereka di bidangnya, yang mengarah pada adanya pengakuan dan peluang yang lebih besar. Isabella mengingatkan bahwa jaringan dan bimbingan adalah proses berkelanjutan yang membutuhkan usaha dan komitmen. Jadilah proaktif dalam mencari peluang, dan terbuka untuk belajar dari orang lain serta berbagi pengalaman yang dimiliki.
Ingat, kepercayaan diri adalah kunci untuk memajukan karier dan mengambil peran kepemimpinan. Dengan mengidentifikasi dan menangani faktor-faktor yang mungkin menghambat kita, mencari peluang pendidikan, dan membangun koneksi yang mendukung, kita dapat memperoleh kepercayaan diri yang kita perlukan untuk berhasil.
Mari juga menekankan perlunya kolaborasi antara sektor publik dan swasta serta semua kelompok yang peduli terhadap pemberdayaan perempuan agar dapat memberikan dampak yang substansial bagi masyarakat, keluarga, komunitas, dan ekonomi secara keseluruhan.
Sebagai inisiatif, East Ventures dengan bangga meluncurkan program Peer Mentorship pertamanya bagi entrepreneur perempuan untuk menawarkan panduan, dukungan, dan wawasan saat mereka menghadapi tantangan dalam membangun startup yang sukses. Pada gelombang pertama, para mentee terpilih akan terlibat dan dibimbing oleh tujuh mentor dari ekosistem East Ventures dalam dua periode mentorship: April hingga Mei 2023 dan Juni hingga Agustus 2023.
Untuk mendapatkan lebih banyak insight dalam mendukung perempuan di tempat kerja dan industri teknologi, tonton diskusi panel lengkap di bawah ini.