EV-DCI
“Culture Future”: Kebangkitan digital warisan Mangkunegaran yang didukung East Ventures
Selama lima tahun terakhir, akselerasi serta perkembangan digital di Indonesia telah meningkat begitu pesatnya. Hal ini merupakan buah dari upaya pemerintah, serta seluruh pemangku kepentingan lainnya, yang kian mendorong transformasi digital demi menggaet peluang era keemasan digital Indonesia. Laporan East Ventures – Digital Competitiveness Index (EV-DCI) menunjukkan peningkatan skor indeks sebesar 35%, dari 27.9 di tahun 2020 ke 38.1 di tahun 2024.
Kali ini, kami menjadikan Surakarta – atau yang sering disebut Solo – sebagai tokoh utama, sebuah kota dengan sekitar 560.000 penduduk di Jawa Tengah. Kami melihat potensi yang signifikan dalam meningkatkan daya saing digital.
Mengapa Solo?
Jawa Tengah menduduki posisi ke-10 dari 38 provinsi dan Solo merupakan salah satu dari 30 kota dengan peringkat tertinggi dalam laporan EV-DCI 2024. Ini membuat Solo bersaing dengan kota-kota yang berpenduduk padat seperti Jakarta, Surabaya, Pontianak, dan Jambi.
Ada banyak upaya yang telah diinisiasi untuk meningkatkan literasi digital, seperti perbaikan infrastruktur yang mendukung sinyal internet yang kuat (stasiun pemancar atau BTS), banyaknya jumlah mahasiswa yang berkemampuan digital, serta program-program seperti Solo Techno Park dan Solo Smart City. Selain itu, pertumbuhan positif ini juga didorong oleh regulasi dan kapasitas pemerintah daerah dalam mendorong digitalisasi yang meningkat dari tahun sebelumnya.
Namun, satu hal yang tak kalah penting dari kota Solo adalah warisan budayanya yang begitu kental, yang merupakan peninggalan turun-temurun dari Praja Mangkunegaran.
Praja Mangkunegaran adalah monarki keadipatian di pulau Jawa, yang telah berdiri sejak tahun 1757. Saat ini, raja Mangkunegaran Solo yang sedang berkuasa adalah Kanjeng Gusti Mangkoenagoro X, Gusti Bhre Sudjiwo, yang berkuasa sejak 2022.
Minat khalayak akan warisan budaya Mangkunegaran juga semakin bertumbuh dengan banyaknya wisatawan yang berkunjung ke Pura Mangkunegaran sebagai salah satu objek wisata di kota Solo.
Oleh karena itu, Mangkunegaran serta Pemerintah Kota Solo gencar melakukan revitalisasi tempat-tempat wisata, serta mengadakan program edukasi yang mengintegrasi budaya lokal. Tak hanya menggandeng kekayaan identitas serta budaya Solo, inisiatif ini juga bertujuan untuk menciptakan fondasi yang kuat untuk pergerakan sosial dan ekonomi yang harmonis.
East Ventures berkesempatan untuk mengadakan Gala Dinner bersama Mangkunegaran sebagai salah satu rangkaian acara di East Ventures Summit 2024 di Jakarta, pada 31 Juli lalu, dimana Kanjeng Gusti Mangkoenagoro X juga memperkenalkan inisiatif terbaru dari Mangkunegaran, yakni “Culture Future.”
Membentuk budaya masa kini untuk masa depan
“Culture Future” adalah sebuah konsep yang menekankan pentingnya menjaga dan mengembangkan warisan budaya dalam konteks dunia modern yang terus berubah.
“Kami percaya bahwa ‘Surakarta Masa Depan’ adalah ‘Surakarta Masa Lalu,’ di mana kami menjadi fondasi untuk mendorong “Budaya Masa Depan (Culture Future),” sebuah inisiatif dari Mangkunegaran untuk membentuk masa kini berdasarkan budaya kami yang ditanamkan dengan tradisi, sejarah, dan nilai yang sudah turun temurun, sebagai akar pemberdayaan di masa depan,” ujar Kanjeng Gusti Mangkoenagoro X, dalam sambutannya di acara East Ventures Summit 2024.
Melalui integrasi teknologi dan inovasi, Ia berharap dapat melestarikan nilai-nilai luhur masa lalu sembari menciptakan ekosistem serta ekspresi budaya yang relevan bagi generasi mendatang. Di sinilah Mangkunegaran berperan untuk menyediakan ‘platform’ untuk berbagai pemangku kepentingan untuk “berkolaborasi, berinteraksi, belajar satu sama lain, dan membentuk sebuah budaya yang adaptif, melalui seni rupa, edukasi, serta teknologi,” lanjutnya.
Membentuk budaya masa kini bukanlah tugas yang mudah. Diperlukan sinergi antara berbagai pihak, termasuk pemerintah, komunitas, dan juga pihak swasta, untuk melahirkan sebuah ekosistem yang dinamis.
Kanjeng Gusti Mangkoenagoro X menambahkan, “Kolaborasi ini memungkinkan pertukaran ide, sumber daya, dan inovasi yang diperlukan untuk menjawab tantangan globalisasi dan perubahan teknologi. Dengan memanfaatkan teknologi modern seperti digitalisasi dan kecerdasan buatan (artificial intelligence atau AI), kami dapat melestarikan warisan budaya sembari mempromosikan ekspresi budaya yang baru dan relevan.”
Dampak positif kepada seluruh kalangan masyarakat
Melalui program-program yang memberdayakan UMKM, revitalisasi tempat wisata, dan kolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan, Mangkunegaran tidak hanya berperan sebagai pusat kebudayaan, namun juga sebagai katalis terhadap perubahan ekonomi dan sosial yang dampaknya dapat dirasakan oleh setiap kalangan masyarakat.
Melihat banyaknya insiatif strategis yang juga mendorong inovasi teknologi dan menciptakan ekosistem yang mendukung entrepreneur muda, East Ventures senang bisa turut mendukung misi “Culture Future” demi meningkatkan kualitas hidup masyarakat Solo melalui integrasi teknologi, dan pada akhirnya menarik lebih banyak investasi serta talenta dari seluruh negeri. Dengan kapabilitas East Ventures sebagai perusahaan venture capital terkemuka di Indonesia dengan ekosistem yang luas, kami antusias untuk berkolaborasi dan menjadi Digital Partner Mangkunegaran.
Salah satu bentuk kolaborasi yang telah dilakukan adalah Mangkunegaran Digital Day yang diselenggarakan pada 19 Agustus 2024 yang bertepatan dengan hari Kemerdekaan Indonesia yang ke-79. Mangkunegaran, East Ventures, dan Katadata mengundangan beberapa panelis untuk membahas “Solo Digital Hub: Merintis Jalan Menuju Pusat Digital yang Berkelanjutan.”
Selain itu, East Ventures turut berkontribusi dalam pembuatan website dan aplikasi seluler (mobile app) Mangkunegaran, yang baru saja diluncurkan oleh Kanjeng Gusti Mangkoenagoro X. Publik dapat mengakses seluruh informasi sejarah dan kegiatan yang akan diselenggarakan di Mangkunegaran dengan mudah di mangkunegaran.id dan aplikasi yang kini dapat diunduh di App Store dan Play Store. Kedepannya, platform ini akan terus dikembangkan bersama untuk mempromosikan budaya Solo ke masyarakat yang lebih luas.
Solo bukanlah satu-satunya kota yang berpotensi tinggi. Laporan EV-DCI yang telah kami luncurkan selama lima tahun berturut-turut sejak 2020 menjadi bukti tertulis dan acuan bagi para pemerintah provinsi dan kota untuk melihat peluang yang dapat diambil agar dapat bersaing dengan kota-kota besar lainnya. Kolaborasi antar pemangku kepentingan seperti yang telah dilakukan di Solo perlu diperluas ke provinsi dan kota lainnya demi tercapainya pemerataan dan kedaulatan digital.
Kami percaya akan semangat kolaborasi dan terbuka untuk kolaborasi lainnya demi mewujudkan kedaulatan digital bagi seluruh rakyat Indonesia.
Laporan East Ventures – Digital Competitiveness Index 2024 dapat diunduh di east.vc/DCI.