Modal Ventura Terus Beri Pendanaan ke Bisnis Startup Indonesia
26 March 2018
Bisnis start up di Indonesia memang tengah naik daun, sehingga banyak perusahaan modal ventura yang mengucurkan dana kepada bisnis start up tanah air.
Salah satu pemain modal ventura yakni PT Global Digital Prima (GDP Ventures), anak perusahaan perusahaan rokok Indonesia yakni Djarum juga kerap memberikan pendanaan pada usaha rintisan start up digital dan e-commerce Indonesia. Selain memberi pendanaan pada usaha rintisan, GDP Ventura juga membeli saham forum jual beli Kaskus. Beberapa waktu lalu GDP juga memberi suntikan dana ke GoJek.
Tahun lalu GDP Venture menggandeng start up Tiket.com, qlue, dan Tinkerlust untuk diberi suntikan dana. Sayang pihaknya tidak merinci besar dana yang dikucurkan untuk perusahaan tersebut. “GDP Venture tidak memiliki target setiap tahunnya, kalau memang ada start up yang memang bagus dan sesuai untuk kita, kita akan investasi,” terang Ossy Isabelle Wardhani, Head of Pablic Relation GDP Venture kepada Kontan.co.id Senin (26/3).
GDP Venture tidak hanya fokus menggarap penanaman modal, pihaknya juga menjadi venture builder atau yang juga fokus membangun start up bersama dengan visi misi yang sama. Pihaknya mengaku tidak ada kriteria khusus untuk diinvestasi, “Kita akan salurkan modal kalau memang perusahannya dianggap sesai dengan tujuan kita untuk memajukan bangsa Indonesia”, tambah Ossy.
Selain itu Sinar Mas melalui perusahaan modal venturanya yaitu SMDV menggandeng Yahoo Jepang dan East Ventures untuk membentuk East Ventures Growth. Hingga kini East Ventures sudah menyuntik dana kepada 120 start up di Asia Tenggara dengan jumlah US$ 30 juta.
Pihaknya tidak menyebutkan kriteria khusus perusahaan yang akan disuntik dana, “Basically kita pengen cari company yang menjadi pain killer bukan sekedar vitamin,” terang Elisa Suteja, Analyst East Ventures kepada Kontan.co.id.
Yang pasti, East Ventures selalu membuka peluang untuk perusahaan yang ingin berkolaborasi dengannya dengan tujuan serta visi misi yang sama yaitu untuk mendukung ekosistem tech start up Indonesia.
Tren yang tengah ramai di pasaran dan mulai tumbuh kembang adalah perusahaan pengolah data, artificial intelegence, dan fintech. “Sebagai dana awal, kami lebih banyak menggunakan persentase perusahaan kami yang mendapatkan pendanaan berikutnya,” tambah Elisa.
Tidak ada target perusahaan yang dibidik tahun ini. Sebagai gambaran, tahun lalu, East Ventures investasi ke lebih dari 25 perusahaan start up. Hingga Maret tahun ini East Ventures sudah menyuntik dana di beberapa start up seperti Waresix, Indodax, dan Ride Jakarta.
Sumber: Kontan