Mendorong digitalisasi yang berkelanjutan : Arsjad Rasjid, Ketua Umum KADIN (Kamar Dagang dan Industri Indonesia)
Ada beberapa aspek yang bisa mendorong digitalisasi yang berkelanjutan di indonesia. Pertama, infrastruktur: pemerataan infrastruktur untuk menyediakan akses broadband berkecepatan tinggi hingga ke pelosok daerah. Indonesia memiliki potensi hingga 74.000 desa yang dapat dijangkau layanan digital terutama fintech. Selain itu, terdapat 204,7 juta penduduk yang telah terkoneksi internet pada 2022 dengan 370,1 juta penduduk yang telah menggunakan smartphone.
Momentum untuk menilai UMKM yang memiliki resiliensi: Teten Masduki, Menteri Koperasi dan UKM Indonesia
Sebelum pandemi COVID-19, UMKM yang terhubung ke digital hanya 8 juta. Ketika pandemi, hampir 21 juta UMKM yang terhubung. Ini merupakan suatu lompatan besar. Transformasi digital UMKM salah satunya dipicu pandemi COVID-19 kemarin yang mendorong UMKM mencari alternatif untuk tetap bertahan.
Mengakselerasi pembangunan kelautan dan perikanan yang berkelanjutan: Sakti Wahyu Trenggono, Menteri Kelautan dan Perikanan Indonesia
Dengan potensi sumber daya kelautan dan perikanan Indonesia yang melimpah, KKP mengakselerasi pembangunan kelautan dan perikanan yang berkelanjutan untuk mendukung ketahanan ekonomi, pertumbuhan berkualitas, dan berkeadilan dengan mengedepankan ekologi sebagai panglima berlandaskan prinsip-prinsip ekonomi biru (blue economy).
Digitalisasi bantu tingkatkan kompetensi dan integritas: Budi Karya Sumadi, Menteri Perhubungan Indonesia
Salah satu yang paling krusial adalah transportasi udara, karena sektor yang padat modal dan mudah mengalami perubahan apabila ada tekanan ekonomi. Oleh karena itu saya sampaikan kepada teman-teman saat itu, pelajarannya adalah kita sedikit kalang kabut, kemudian kita terapkan proses pembatasan, dan akhirnya pemulihan. Hasilnya, pertumbuhan ekonomi tumbuh 5,3% serta Transportasi dan Pergudangan tumbuh 19,9%. Artinya pemulihan kita memang cepat, akan tetapi masih tertinggal. Hal tersebut memang butuh waktu.
Data menjadi “alat intelijen kebijakan”: Akmal Malik, Pj. Gubernur Sulawesi Barat
Satu hal yang dapat kita ambil manfaatnya dari perkembangan dunia digital adalah penguasaan akses pada data. Data memungkinkan kita mengolahnya menjadi berbagai informasi yang dibutuhkan. Pemerintah yang merespon paling baik terhadap resesi ekonomi adalah pemerintah yang paling siap menghadapinya. Dari pandemi yang baru saja berlalu di akhir tahun kemarin, kita bisa belajar banyak hal, termasuk salah satu hal yang iyama adalah mau tidak mau kita harus siap dengan transformasi digital.
Pelonggaran pembatasan bantu industri pariwisata bertumbuh: Caesar Indra, Presiden Traveloka
Platform digital seperti Traveloka telah berhasil membuka akses untuk bisnis lokal di berbagai daerah dan menghubungkan mereka dengan pasar global. Sebagai contoh, partner bisnis akomodasi dan transportasi kami saat ini dapat membuka peluang usahanya ke pasar yang lebih luas di seluruh dunia. Selain itu, unit bisnis financial services kami telah memberikan pilihan dan akses kredit ke segmen underbanked yang sebelumnya belum terjangkau oleh lembaga keuangan konvensional.
Mengembangkan ekosistem digital di dunia bisnis : Franky Oesman Widjaja, Chairman PT Sinar Mas Agro Resources & Technology
Melalui kerja bersama sektor privat dan publik, infrastruktur telekomunikasi dan digital terus dibenahi. Warga masyarakat di pelosok membutuhkan teknologi tepat guna, yang mampu mendukung aktivitas sosial dan ekonomi mereka, tanpa meninggalkan kearifan lokal yang ada di sana.
Upaya untuk mencapai efisiensi logistik: Andree Susanto, Founder & CEO Waresix
Dalam pertumbuhan ekonomi digital, yang kita lakukan sebagai katalis adalah mempercepat alur informasi dan dikaitkan dengan permasalahan yang ada. Di sektor logistik, kami mendapatkan informasi yang lebih cepat sehingga bisa berimprovisasi dari segi perencanaan. Kami juga bisa mengetahui dimana gudang yang penuh atau port yang sedang mengantri, lalu bisa mengatur rencana yang lebih baik.