EV-DCI
Membuka peluang raksasa agribisnis dengan pengoptimalan digitalisasi
Pemanfaatan digital paling dinilai belum maksimal di sektor Pertanian, Perkebunan, Peternakan & Perikanan
Meskipun ekonomi digital telah memberi kontribusi yang cukup signifikan bagi perekonomian Indonesia, belum semua sektor yang telah merasakan manfaat digital yang maksimal.
Berdasarkan Survei Persepsi Perusahaan pada laporan East Ventures-Digital Competitiveness Index (EV-DCI) 2022, sektor agribisnis merupakan sektor yang dianggap belum maksimal dalam pemanfaatan digital. Dari total 71 perusahaan, baik itu startup kecil, menengah, dan korporasi besar yang mengikuti survei, sebanyak 57,7% responden menganggap sektor agribisnis belum memperoleh sentuhan digital yang maksimal. Sektor agribisnis ini meliputi sektor pertanian, perkebunan, peternakan, dan perikanan.
Padahal sektor agribisnis merupakan industri yang memiliki kontribusi sangat masif bagi perekonomian Indonesia. Sektor ini berkontribusi sekitar 11% dari total Pendapatan Domestik Bruto (PDB) Asia Tenggara, dan 13,28% terhadap PDB Indonesia di tahun 2021. Kondisi dan peluang ini sebenarnya menjadi salah satu perhatian khusus dari berbagai pihak, termasuk East Ventures sebagai investor terdepan yang mendukung ekosistem digital Indonesia.
Dalam acara East Ventures Summit 2022* pada bulan Juli lalu, beberapa founders dari ekosistem East Ventures, mengungkapkan sejumlah faktor utama yang membuat sektor agribisnis masih kurang memanfaatkan digital secara maksimal, yakni kondisi infrastruktur Indonesia dan Sumber Daya Manusia (SDM). Menurut Samuel Tirtasaputra, CEO & Co-Founder of GoKomodo, cara pengelolaan industri agribisnis masih sangat kuno. Hal ini karena sebagian besar lahan pertanian Indonesia tersebar di seluruh pulau dan berada di daerah terpencil. Oleh karena itu, arus informasi cenderung lebih lambat.
“Sebagian besar talenta muda Indonesia lebih suka mengejar karir ke kota besar dan industri yang lebih modern. Kita kekurangan keahlian di bidang pertanian. Itulah mengapa teknologi sangat lambat diadopsi di sektor ini. Pendidikan dan praktik pertanian yang benar masih kurang di negara kita,” ujar Samuel.
Utari Octavianty, Chief Sustainability Officer (CSO) Aruna, mengungkapkan, pemerataan SDM dan infrastruktur digital menjadi kunci untuk mengurangi masalah besar yang dihadapi para nelayan yang sebagian besar di pesisir pantai. Indonesia memiliki 17.000 pulau, tapi belum semua pulau terjangkau dengan jaringan internet bahkan listrik.
Temuan survei EV-DCI 2022 juga memperkuat kondisi tersebut. Hampir 80% responden dari 71 perusahaan menilai cakupan sinyal telepon yang belum merata menjadi kendala utama yang dimiliki Indonesia terkait infrastruktur digital. Adapun, 75% responden menilai kualitas sinyal telepon belum baik terutama yang berada di daerah terpencil Indonesia.
Sebagai perusahaan venture capital yang sektor agnostik dan percaya terhadap ekosistem digital Indonesia sejak awal, East Ventures turut mendorong pemanfaatan digital dalam sektor agribisnis melalui investasi maupun peningkatan sinergi dalam ekosistem digital. Saat ini, East Ventures berinvestasi pada beberapa perusahaan agritech maupun ekosistem rantai pasok untuk mendukung agribisnis, seperti Chickin, Aruna, Greens, Aria, dan Pasarnow.
Peningkatan infrastruktur digital dan edukasi vital untuk pemanfaatan digital di agribisnis
Meskipun digitalisasi menjadi salah satu faktor kunci bagi industri agribisnis, namun digitalisasi hanya menjadi salah satu solusi untuk membuka potensi sektor agribisnis seluas-luasnya.
Dua faktor utama agar dapat mengoptimalkan pemanfaatan digital di sektor agribisnis. Pertama, peningkatan infrastruktur digital di setiap daerah melalui kebijakan Pemerintah. Saat ini, Pemerintah Indonesia sendiri berencana fokus menggarap jaringan internet pada 2021 hingga 2022 di 12.548 kelurahan/desa di wilayah 3T (terdepan, terluar, dan tertinggal), maupun non 3T, khususnya di wilayah pesisir, guna meningkatkan ekonomi masyarakat pesisir.
Selain itu, peningkatan edukasi dan pelatihan internet, media sosial, dan e-commerce juga perlu didorong. Pada pertengahan Mei 2021, tercatat 38,78 juta angkatan kerja hidup dari sektor pertanian dan perikanan.
Adapun, portofolio dalam ekosistem East Ventures tak hanya turut mendisrupsi industri dengan teknologi, tapi berusaha untuk meningkatkan edukasi kepada para pengguna yang berkecimpung di agribisnis. Misalnya, startup perikanan, Aruna, yang meningkatkan pengetahuan para nelayan di industri perikanan, untuk menghubungkan mereka dengan pasar yang tepat, harga yang tepat, dan standar global. Hal ini menjadi penting, karena masih banyak nelayan yang hidup di garis kemiskinan.
Dengan memanfaatkan digital di sektor agribisnis, dan mendorong peningkatan infrastruktur digital dan edukasi, diharapkan para tenaga kerja, baik di bidang pertanian, peternakan, maupun perikanan dapat mampu memperbaiki pemasukan dan taraf hidup mereka, dan diharapkan dapat menjadikan Indonesia sebagai negara agraris terkemuka di dunia.
*East Ventures Summit 2022 adalah acara summit perdana yang diselenggarakan oleh East Ventures pada 20-21 Juli 2022 di Bali, Indonesia. Dengan tema “Navigating Crisis: Balancing Innovation and Resilience”, East Ventures Summit 2022 mengumpulkan keluarga besar EV, dari investor (limited partners/LPs), pendiri startup, dan tim EV untuk mengikuti acara penyambutan, Annual General Meeting (AGM) tatap muka pertama setelah 3 tahun, diskusi panel, Pitching by the Sea, dan gala dinner.