Fraction meraih pendanaan US$3 juta yang dipimpin oleh East Ventures untuk mendemokratisasikan investasi dengan menawarkan kepemilikan parsial real estat dan aset lainnya dalam bentuk NFT
18 Januari 2022
Fraction, startup fintech yang berbasis di Hong Kong dan Bangkok, mengumumkan perolehan dana sebesar US$3 juta (sekitar 42 miliar rupiah) dalam putaran pra-seri A yang dipimpin oleh East Ventures dengan partisipasi dari Emtek Group (Grab, Bukalapak), Thakral Limited, V Ventures, dan sekelompok investor regional. Pengumpulan dana ini sejalan dengan penerimaan ICO Portal License Thailand (bergantung atas persetujuan aktivasi) dari Securities and Exchange Commission of Thailand (SEC) dan rencana yang telah diumumkan sebelumnya untuk menawarkan kepemilikan secara parsial (fractional ownership) dari beberapa aset real estat ikonik di Thailand pada Q1 2022 melalui platform fractional ownership end-to-end yang didukung oleh NFT dan blockchain.
Didirikan oleh mantan Managing Director dan Partner Lazard (LAZ.NYSE) dan seorang pengusaha berpengalaman di bidang teknologi, Fraction telah mengembangkan platform terpadu pertama di dunia pada bidangnya yang meliputi:
- Digitalisasi dan kepemilikan aset secara fraksi yang terintegrasi;
- Penawaran fraksi perdana kepada para investor (“Initial Fraction Offering” atau “IFO”);
- Platform perdagangan token fraksi pada pasar sekunder di antara para investor; dan
- Seluruh layanan untuk mengakomodasi pengalaman end-to-end.
Fraction akan menggunakan dana baru ini untuk mengeksekusi rencana yang telah diumumkan sebelumnya, yakni meluncurkan penawaran kepemilikan parsial real estat pertama, serta mempercepat pertumbuhan beberapa kelas aset, layanan, dan yurisdiksi untuk merevolusi dan mendemokratisasikan akses ke investasi dan modal bagi jutaan orang yang saat ini belum memiliki akses terhadap aktivitas investasi yang menghasilkan kekayaan.
“Menghilangkan hambatan dan memberikan akses yang sama ke berbagai peluang untuk mencapai kekayaan bagi semua orang telah menjadi isu global yang mendesak. Kami senang menjadi pelopor dalam menerapkan NFT dan solusi digital Ethereum terdesentralisasi untuk mengelola kepemilikan atas banyak aset secara parsial. Mulai dari sekarang, kami dapat mengaktifkan inklusi keuangan yang memungkinkan para investor kecil untuk berpartisipasi dalam kelas-kelas aset menarik yang tidak dapat diakses sebelumnya. Peluang pertumbuhan untuk Fraction sangatlah besar, di mana pasar tokenisasi real estat diperkirakan akan bernilai US$ 80 triliun dan kami senang dapat berada pada garis terdepan gelombang baru konvergensi keuangan dan teknologi blockchain,” kata Eka Nirapathpongporn, Co-Founder dan CEO Fraction dan mantan Managing Director dan Partner di Lazard, sebuah firma penasihat keuangan dan manajemen aset global yang berbasis di New York.
Mengomentari investasi tersebut, Willson Cuaca, Co-Founder dan Managing Partner East Ventures mengatakan, “Kami senang menjadi bagian dari visi Fraction untuk menciptakan akses ke investasi modal, di mana hingga saat ini hanya diperuntukkan bagi segelintir orang terpilih. Namun, kami semakin bersemangat akan peluang pertumbuhan yang besar dari platform ini; membuat digitalisasi dan kepemilikan secara parsial akan aset dunia nyata menjadi aktivitas sehari-hari yang mudah. Real estat adalah kelas aset pertama dan kami berharap dapat mendukung Fraction seiring dengan perkembangannya menjadi beberapa kelas aset dan yurisdiksi.”
“Kami sangat senang telah didukung oleh beberapa nama terkemuka di industri yang percaya pada visi Fraction dan kemampuan kami untuk mengubah paradigma investasi yang telah ada. Putaran pendanaan terbaru ini memungkinkan kami untuk terus menjembatani dunia keuangan tradisional dengan revolusi keuangan digital, dan penciptaan pasar modal yang sepenuhnya baru, di mana akan memberikan dampak berarti bagi jutaan orang.” tambah Shaun Sales, Co-Founder dan CTO Fraction.
Selain investor-investor terkemuka pada pendanaan pra-seri A ini, Fraction telah didukung oleh beberapa nama terkenal pada putaran pendanaan awal (seed funding), baik dari industri teknologi maupun keuangan tradisional, termasuk SINGHA Ventures, Tanarra Capital milik John Wylie dan Skystar Capital Indonesia.