East Ventures dan Temasek Foundation dengan bangga merampungkan Climate Impact Innovations Challenge (CIIC) 2025, kompetisi inovasi teknologi iklim terbesar di Indonesia. Program ini secara resmi memulai perjalanan inspiratifnya pada 5 Maret 2025 dan mencapai puncaknya dalam Grand Finale pada 11 Oktober 2025. Acara ini diselenggarakan sebagai sesi tematik pada forum prestisius Indonesia International Sustainability Forum (ISF) 2025, bertempat di Jakarta International Convention Center.
CIIC diluncurkan dengan tujuan mendukung inovasi teknologi iklim yang inovatif untuk diujicobakan dan ditingkatkan skalanya di Indonesia. Kompetisi ini berfokus pada tiga trek utama: Transisi Energi, Pertanian Berkelanjutan, dan Ekonomi Sirkular. Masing-masing trek ini memainkan peran penting dalam mendorong pergeseran global menuju keberlanjutan dan ketahanan iklim.
Tahun ini, CIIC 2025 mendapat antusias global yang luar biasa, menarik lebih dari 500 pendaftar dari 50 negara. Dari peserta yang sangat kompetitif ini, terpilih sembilan finalis. Selama beberapa bulan terakhir, para finalis telah mendapatkan pendampingan intensif oleh para pemimpin industri untuk menyempurnakan proyek dan memaksimalkan potensi dampaknya dalam menciptakan efek positif yang berkelanjutan terhadap lingkungan.
“CIIC 2025 merupakan titik balik penting dalam memajukan inovator iklim generasi berikutnya. Keberlanjutan dan menciptakan dampak positif selalu menjadi bagian dari DNA East Ventures, dan tahun ini kami antusias dengan hadirnya berbagai inovasi pionir yang banyak memanfaatkan AI untuk mendorong produktivitas dan mempercepat solusi iklim. Kami bersyukur dapat melanjutkan program ini bersama Temasek Foundation, serta para mitra pendukung, dan sangat terinspirasi oleh semua peserta yang telah berupaya keras untuk mempresentasikan ide-ide terbaik mereka dalam membangun Asia Tenggara yang sehat dan produktif untuk hari ini, esok, dan generasi mendatang,” ujar Avina Sugiarto, Partner East Ventures.
Setelah melalui proses deliberasi yang intensif dan mendalam, empat juri pada Grand Finale, yang merupakan investor terkemuka dan pemimpin industri, memilih tiga pemenang yang mendapatkan total hadiah sebesar Rp10 miliar serta berbagai dukungan eksklusif lainnya.
Tiga pemenang Climate Impact Innovations Challenge 2025:
- Aslan Renewables: Pembangkit listrik tenaga air modular tanpa bendungan atau waduk besar, menghasilkan listrik berbiaya rendah dengan efisiensi hingga 86%.
- Arukah Capital: Menghasilkan energi bersih dan bioproduk dari limbah pertanian, sambil memberikan 50% pendapatan karbon kepada petani kecil.
- SXD AI: Merancang dan mengembangkan bahan tekstil tanpa limbah, menghasilkan penghematan bahan 10x lipat, pengurangan emisi CO2 sebesar 80%, dan penghematan biaya hingga 55%.
Selain itu, Sinar Mas Agribusiness & Food memberikan dana hadiah sebesar US$50.000 kepada Arukah Capital.
“Sebagai wadah akselerasi keberlanjutan yang tangguh, CIIC dapat membantu Aslan Renewables, Arukah Capital, dan SXD AI, serta pemangku kepentingan lainnya, untuk mengurangi risiko, beralih dari tahap presentasi ke uji coba, dan meningkatkan skala solusi mereka dalam menciptakan dampak di seluruh Indonesia dan sekitarnya. Kami berharap dapat terus bekerja sama dengan East Ventures dan mitra strategis lainnya untuk membangun CIIC dengan kualitas pendaftar yang lebih kuat, komitmen mitra yang lebih luas, dan jalur penerapan yang lebih terperinci demi masa depan net-zero yang berketahanan iklim yang lebih baik,” ujar Heng Li Lang, Head, Climate & Liveability, Temasek Foundation.
“Menjadi bagian dari perjalanan ini dan bertemu dengan semua pihak yang terlibat—mulai dari East Ventures, Temasek Foundation, hingga para inovator hebat yang menjadi finalis tahun ini, merupakan suatu kehormatan yang luar biasa. CIIC telah menjadi mitra yang sangat berharga sejak awal persiapan kami untuk memasuki pasar Asia. Kami dengan senang hati mengumumkan bahwa Aslan Renewables berencana memulai pilot project pertamanya di Indonesia, dengan peluncuran yang ditargetkan pada tahun 2026. Melalui dukungan CIIC, kami dapat berkolaborasi dengan mitra lokal, dan kami tak sabar untuk segera memulai pembangunan serta menghadirkan sumber energi air bersih yang inovatif dan dapat dikembangkan lebih luas di Indonesia,” ujar Andrew Murray, Founder and CEO Aslan Renewables.
“Kami merasa terhormat atas kemenangan di trek Pertanian Berkelanjutan dalam program CIIC, yang menyoroti sumber daya dan talenta kelas dunia di Indonesia untuk inovasi iklim dengan skala global. Model bisnis Arukah dengan mengubah limbah pertanian menjadi biochar, memungkinkan petani memperoleh 50% pendapatan dari kredit karbon melalui kemitraan agribisnis—menciptakan pendapatan berkelanjutan sambil menyediakan dekarbonisasi yang dapat dikembangkan dan berkualitas tinggi. Kami menantikan untuk memperluas kesempatan ini di Indonesia bersama mitra lokal yang kuat dan regulasi yang mendukung. Terima kasih atas dukungan pendanaan katalis dari East Ventures dan Temasek Foundation, dana hibah dari Sinar Mas Agribusiness & Food, dan semua mitra yang telah kami temui melalui CIIC,” kata Joanna Yeo, Founder and CEO Arukah Capital.
“SXD merasa bangga memenangkan Climate Impact Innovations Challenge 2025. Terima kasih kepada East Ventures dan Temasek Foundation yang telah memperjuangkan nihil limbah (zero waste). Indonesia sangat istimewa bagi kami: meskipun termasuk wilayah yang paling rentan terhadap iklim, Indonesia juga merupakan pusat manufaktur yang dapat memimpin kita menuju masa depan yang lebih baik. Dengan dukungan CIIC, kami antusias untuk bermitra dengan pemimpin pemasok di kawasan, mulai dari pakaian hingga otomotif, untuk menjadikan desain tanpa limbah sebagai standar baru,” tutup Shelly Xu, Founder and CEO SXD AI.

Climate Impact Innovations Challenge 2025 turut didukung oleh para partner, termasuk Strategic Partners: PLN, Triputra Agro Persada; Investor Partners: Sinar Mas Agribusiness & Food, dan banyak lainnya.