East Ventures

Share

10 Januari 2025

Insights

Tahun 2025 akan penuh peluang untuk perusahaan startup setelah musim dingin pendanaan yang panjang

Perusahaan startup diperkirakan akan lebih mudah mendapatkan pendanaan di tahun 2025 setelah menghadapi tahun 2024 yang sulit. Di mana biaya meningkat, minat investor meredup, dan tantangan geopolitik yang memperlambat pertumbuhan.

Pelaku industri mengatakan kepada The Straits Times bahwa lanskap pendanaan lokal diperkirakan akan berkembang pesat pada tahun 2025, didorong oleh pemotongan suku bunga yang sesuai harapan dan lebih banyak investasi yang menargetkan kawasan Asia Tenggara.

Startup yang dapat menunjukkan pertumbuhan berkelanjutan akan memiliki keunggulan kompetitif, mengingat bahwa investor menjadi lebih hati-hati dalam beberapa tahun terakhir, jelas mereka.

“Investor memprioritaskan perusahaan dengan fundamental yang kuat, unit ekonomi yang jelas dan permintaan pasar yang terbukti nyata. Ini berarti startup harus menunjukkan jalur yang jelas menuju profitabilitas dan pertumbuhan yang berkelanjutan untuk mendapatkan pendanaan,” ungkap Chua Kee Lock, chief executive Vertex Holdings milik Temasek.

Pernyataan ini muncul setelah periode musim dingin pendanaan berkepanjangan yang melanda ekosistem startup global sejak tahun 2021. Di mana suku bunga yang tinggi dan ketidakpastian geopolitik akibat peristiwa seperti perang Rusia-Ukraina, mendorong investor untuk beralih ke aset yang lebih aman.

Chua Kee Lock menyampaikan bahwa Asia Tenggara, khususnya Singapura, akan menarik banyak Venture Capital yang ingin menanamkan modalnya di tahun 2025, meskipun adanya tantangan global yang terjadi.

“Singapura memiliki fundamental yang kuat dan dukungan pemerintah yang proaktif, membuatnya sebagai pusat startup terkemuka di wilayah ini.”

Willson Cuaca, Co-Founder dan Managing Partner East Ventures, mengungkapkan bahwa pendanaan akan terus berlangsung ditahun 2025, namun dana yang ditanamkan juga ‘semakin cerdas’.

“Keberhasilan dalam mendapatkan pendanaan bukanlah tentang mengejar dan sembarangan melemparkan istilah-istilah terbaru seperti Artificial Intelligence (AI) dalam startup Anda. Apa yang benar-benar penting adalah menangani masalah yang berdampak dan nyata, serta pasar yang dapat dijangkau dalam skala besar,” kata Willson Cuaca.

Startup komunikasi cloud seperti Toku, merupakan salah satu contoh perusahaan startup yang telah merasakan perubahan dalam lanskap pendanaan. Toku berhasil mendapatkan pendanaan dalam beberapa tahun terakhir sekitar US$5 juta untuk setiap putaran pendanaan. Namun CEO Toku, Thomas Laboulle, mengatakan bahwa ekspektasi para investor telah berubah. 

“Tantangannya bukanlah bagaimana bisa berada di depan investor, tetapi tantangan perusahaan startup adalah mengubah pola pikir dan ekspektasi mereka. Mayoritas fokus untuk mendukung portofolio mereka yang sudah ada dan memberikan pembatasan yang lebih ketat pada penerapan pendanaan baru,” terangnya.

Willson Cuaca mengatakan bahwa ‘secret sauce‘ bagi para founder startup pada tahun 2025 terletak pada membangun fondasi bisnis yang kuat. Sebab para investor akan lebih memperhatikan perusahaan-perusahaan dengan potensi jangka panjang, bukan hanya yang fokus pada tren jangka pendek. 

Founders yang tetap berpijak pada realitas dan memberikan nilai akan selalu menonjol, bahkan di masa-masa yang penuh ketidakpastian,” jelasnya.


Artikel asli telah terbit di The Strait Times, 17 Desember 2024, halaman 18.