Fore Coffee food and beverages journey
East Ventures

Share

14 Februari 2025

From Portfolios

Perjalanan Fore Coffee dan budaya baru dalam tren kopi di Indonesia

Industri makanan dan minuman (Food & Beverages atau F&B) kopi di Indonesia mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan dalam satu dekade terakhir. Hal ini disebabkan semakin banyaknya brand dan kedai kopi yang bermunculan di tengah persaingan ketat. 

Fakta ini didukung oleh konsumsi kopi masyarakat Indonesia yang terus meningkat oleh berbagai kalangan usia, yang juga diproyeksikan akan meningkat pada tahun ini mencapai hampir lima juta karung dari 3,5 juta pada tahun 2018 lalu.

Persaingan yang ketat dan meningkatnya tingkat konsumsi telah menciptakan ekosistem yang dinamis bagi para pelaku usaha kopi lokal. Salah satu pemain besar dalam industri ini adalah Fore Coffee, brand F&B asal Indonesia yang berhasil menarik perhatian masyarakat dan meraih kesuksesan di industri kopi.

Fore Coffee menawarkan berbagai jenis minuman, baik kopi maupun non-kopi, yang diciptakan melalui riset mendalam dan inovasi oleh para profesional di bidangnya, yang menggunakan bahan-bahan berkualitas tinggi dan autentik yang berasal dari produsen lokal.

Melalui pendekatan ini, Fore Coffee menciptakan dampak positif secara menyeluruh dan memberikan nilai tambah bagi berbagai pihak yang terlibat, mulai dari petani hingga pelanggan. Inilah aspek yang menjadi kunci pertumbuhan Fore Coffee hingga saat ini.

Di balik kisah sukses Fore Coffee, terdapat perjalanan panjang dan penuh tantangan yang mungkin tidak banyak diketahui masyarakat, terutama saat menghadapi pandemi COVID-19 yang melanda dunia pada awal tahun 2020.

Awal kisah perjalanan Fore Coffee

Seluruh cerita tentang Fore Coffee dimulai pada tahun 2018, ketika Willson Cuaca, Co-Founder dan Managing Partner East Ventures, bersama dengan Robin Boe dan Jhoni Kusno, Co-Founder Otten Coffee, memiliki ide besar untuk mendirikan kedai kopi untuk mengembalikan kejayaan industri kopi Indonesia, khususnya biji kopi Arabika untuk jenis kopi specialty.

Ide tersebut akhirnya terwujud pada 8 Agustus 2018, saat Fore Coffee membuka gerai pertamanya di kawasan Senopati, Jakarta Selatan. Pada saat yang sama, Robin Boe ditunjuk sebagai CEO dan Co-Founder, sementara Jhoni Kusno berperan sebagai Co-Founder.

Fore Coffee berkembang menjadi jaringan kedai kopi premium terjangkau terkemuka di Indonesia dengan menggabungkan keunggulan operasional dan inovasi dalam produk musiman untuk memperkaya budaya kopi di Indonesia.

Nama “Fore” merupakan abrevasi dari “Forest” yang berarti hutan, melambangkan harapan agar kedai kopi ini dapat tumbuh tinggi, cepat, dan kuat, sekaligus memberikan kehidupan bagi sekitarnya, layaknya ekosistem sebuah hutan.

Dalam konteks ini, memberikan kehidupan tidak hanya berarti menciptakan lapangan kerja, tetapi juga menyajikan kopi specialty terbaik yang layak dinikmati oleh masyarakat Indonesia sebagai salah satu negara penghasil kopi terbesar di dunia.

Setahun kemudian, Fore Coffee semakin memperkuat posisinya di pasar F&B kopi Indonesia dengan memperluas jangkauannya ke luar Jakarta dan membuka gerai di Medan, Bandung, dan Surabaya.

Pada saat itu, Fore Coffee berhasil mendirikan 118 kedai kopi di berbagai kota besar di Indonesia. Langkah ini semakin mempertegas strategi go-to-market Fore Coffee yang mengutamakan ekosistem yang berkelanjutan.

Menghadapi masa yang paling sulit

Ketika pandemi COVID-19 melanda pada awal tahun 2020, hampir seluruh industri mengalami kesulitan, termasuk industri F&B kopi. Kondisi ini memaksa Fore Coffee untuk melakukan reorganisasi dan adaptasi dengan situasi yang ada.

Perusahaan membentuk tim transisi yang bertujuan untuk menyusun kembali aspirasi brand, restrukturisasi keuangan, dan mengembangkan strategi bisnis berkelanjutan di industri F&B.

Selain itu, Willson Cuaca dan tim East Ventures menunjuk Elisa Suteja sebagai CEO menggantikan kepemimpinan Robin Boe.

Salah satu strategi Fore Coffee dalam beradaptasi dengan pandemi adalah meluncurkan produk kopi botol 1 liter bernama “FOREveryone” yang dibuat dalam menanggapi perubahan perilaku konsumen akibat COVID-19.

Demi bertahan, manajemen Fore Coffee juga harus mengambil keputusan sulit. Perusahaan terpaksa menutup lebih dari setengah gerainya dari 133 menjadi 66 di beberapa kota di Indonesia.

Ini bukanlah pilihan yang mudah, tetapi Fore Coffee menghadapi tantangan internal yang mengharuskan adanya langkah efisiensi berskala besar demi menjaga kelangsungan operasional bisnis.

Meski demikian, akibat pandemi COVID-19, manajemen Fore Coffee harus menerapkan berbagai inisiatif untuk menyesuaikan diri dengan perubahan lanskap bisnis. Beberapa langkah yang dilakukan antara lain mengoptimalkan layanan di gerai offline, meningkatkan sistem untuk memperkuat operasional penjualan online, menutup enam gerai lagi hingga tersisa 60 gerai, serta menunjuk Vico Lomar sebagai Co-CEO pada September 2020.

Pondasi Fore Coffee menjadi lebih kuat dari sebelumnya

Setelah melalui masa penuh tantangan pada tahun 2020, Fore Coffee terus maju dan menjalani tahun 2021 dengan optimisme yang lebih tinggi. Pada April 2021, Vico Lomar resmi ditunjuk sebagai CEO baru Fore Coffee, dengan membawa pengalaman lebih dari 20 tahun di industri F&B.

Sebagai ahli dalam bidang operasional F&B, Vico berfokus pada peningkatan efisiensi operasional untuk memastikan bahwa semua gerai Fore Coffee di seluruh Indonesia mempertahankan kualitas dan keunggulan secara konsisten.

Salah satu inovasi Fore Coffee adalah pembukaan flagship store pertama di Yogyakarta, sekaligus menjadi cabang terbesar di Indonesia saat itu. Cabang ini mengusung konsep interior yang memadukan unsur tradisional dan futuristik, serta berkolaborasi dengan seniman lokal. Flagship store ini mencatat kinerja luar biasa, dengan penjualan di atas rata-rata sepanjang tahun 2021.

Selanjutnya, Fore Coffee mulai melakukan ekspansi dengan total 96 kedai kopi dan memperkenalkan Fore Deli yang menawarkan berbagai pilihan sandwich, panini, dan pastry lainnya.

Di bawah kepemimpinan Vico Lomar, Fore Coffee mencapai pencapaian penting pada kuarter tiga 2021, dengan mencatatkan Earnings Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization (EBITDA) positif di tingkat gerai. Salah satu faktor utama keberhasilan ini adalah pengurangan biaya promosi hingga 50% pada tahun 2021.

Momentum positif ini terus berlanjut ke tahun berikutnya, di mana Fore Coffee berhasil mencatatkan EBITDA positif pada tingkat perusahaan dan mengoperasikan 122 gerai di seluruh Indonesia. Pada tahun 2022, perusahaan memperkenalkan salah satu minuman khasnya yang paling populer, yaitu Butterscotch Sea Salt Latte.

Selain Butterscotch Sea Salt Latte, Fore Coffee juga meluncurkan Fore Junior, lini produk non-kopi yang ditujukan untuk pelanggan yang lebih muda. Minuman ini dirancang khusus untuk anak-anak usia 5-13 tahun dengan rasa yang menyegarkan dan disesuaikan dengan preferensi mereka.

Strategi Fore Coffee untuk melakukan ekspansi

Tahun 2023 menjadi pencapaian yang besar bagi Fore Coffee karena berhasil mengoperasikan 172 gerai dan membuka cabang internasional pertamanya di Bugis Junction, Singapura.

“Gerai internasional pertama Fore Coffee membawa misi yang sama yakni tidak hanya menyajikan menu kopi khas kami yang dicintai masyarakat Indonesia, tetapi juga memperkenalkan kopi dan budaya Indonesia lebih dalam di luar negeri,” ujar Vico Lomar pada hari pembukaan.

“Perjalanan Fore Coffee baru saja dimulai. Kami menjunjung tinggi prinsip keberlanjutan dalam ekspansi dan operasional gerai internasional kami,” tambahnya.

Menjelang akhir tahun 2023, Fore Coffee mencapai pencapaian penting lainnya dengan memperoleh sertifikasi halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) untuk semua produk terdaftarnya. Sertifikasi ini menjadi bukti komitmen Fore Coffee dalam memenuhi kebutuhan pelanggan, terutama masyarakat Indonesia. Selain itu, sertifikasi halal ini juga sejalan dengan peraturan pemerintah dan semakin meningkatkan kredibilitas produk Fore Coffee.

Memasuki tahun 2024, Fore Coffee mengadakan acara spesial bertajuk “Women in Coffee untuk memperingati Hari Kartini. Acara ini dibawa oleh dua wanita inspiratif, Sabrina Mayang dan Marchieta Almathea, yang merupakan Top 6 Finalis Fore Grind Master 2023.

Acara ini bertujuan untuk merayakan peran wanita dalam industri kopi, sekaligus menyediakan wadah bagi para peserta untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang kopi yang kini telah berkembang menjadi bagian tidak terpisahkan dari gaya hidup modern.

Membawa inovasi ke tingkat selanjutnya, Fore Coffee berkolaborasi dengan brand parfum lokal Indonesia, HMNS Perfume, untuk menciptakan produk minuman aromatik revolusioner yang menggabungkan pengalaman sensorik antara rasa dan aroma melalui perpaduan kopi serta parfum.

Kolaborasi ini menjadi inovasi pertama di Indonesia, menghadirkan tiga minuman unik yaitu Aromatic Pandan Jasmine Latte, Aromatic Creamy Rose, dan Aromatic Golden Jasmine Tea.

Selain itu, Fore Coffee juga telah memperluas eksistensinya secara signifikan dengan melipatgandakan jumlah gerainya dibandingkan tahun 2022. Hingga tahun 2024, perusahaan telah sukses mendirikan 232 gerai di 46 kota di Indonesia, semakin memperkuat posisinya sebagai salah satu kedai kopi dan brand terkemuka di Indonesia.

Pertumbuhan yang berkelanjutan di masa depan

Dengan menekankan keunggulan operasional, manajemen produk berkualitas tinggi, dan mendorong inovasi dalam model bisnisnya, Fore Coffee berhasil mencatatkan peningkatan EBITDA yang melampaui semua pesaing di sektor F&B kopi.

Sebagai pemimpin brand kopi premium terjangkau terdepan di Indonesia, Fore Coffee tetap berkomitmen untuk terus berinovasi dan menjalankan bisnis yang berkelanjutan.

Hal ini memastikan pertumbuhan perusahaan tetap kuat dan memiliki daya saing yang tinggi, terutama dalam memimpin tren pasar yang dinamis serta memenuhi kebutuhan pelanggan melalui produk premium berkualitas tinggi dengan harga terjangkau.

Selama hampir tujuh tahun, Fore Coffee telah memainkan peran penting dalam membentuk budaya kopi (coffee culture) baru di Indonesia, dengan ekspansi pesat di 43 kota di Indonesia dan Singapura, serta tetap mempertahankan harga yang terjangkau tanpa mengorbankan kualitas produk di setiap gerainya.

Keberhasilan ini didorong oleh keahlian tim penelitian dan pengembangan yang secara konsisten terus menciptakan produk inovatif yang disesuaikan dengan preferensi pelanggan dalam segmen pasar premium terjangkau.

Sebagai perusahaan venture capital (VC) terkemuka yang beroperasi di berbagai sektor di Asia Tenggara, East Ventures menyadari peran penting industri F&B, terutama kopi, dalam mendorong pertumbuhan ekonomi regional.

Dengan seiring meningkatnya tingkat konsumsi kopi, kami percaya bahwa Fore Coffee memiliki posisi yang kuat untuk memimpin dan memperluas industri ini lebih jauh.

East Ventures berkomitmen penuh untuk mendukung startup F&B di Indonesia dan Asia Tenggara, termasuk ISMAYA Group, SaladStop! Group, Runchise, UENA, dan Har Har Chicken!.

Kami yakin bahwa sektor ini memiliki potensi besar untuk ekspansi cepat dan pertumbuhan ekonomi yang signifikan di seluruh Asia Tenggara.