Leadership
Upaya untuk mencapai efisiensi logistik: Andree Susanto, Founder & CEO Waresix
Pada tahun 2021, nilai ekonomi digital Indonesia telah mencapai US$ 63 miliar dan terus tumbuh diperkirakan dapat mencapai US$ 360 miliar pada tahun 2030. Bagaimana startup memainkan peran penting sebagai katalis pertumbuhan ekonomi digital?
Dalam pertumbuhan ekonomi digital, yang kita lakukan sebagai katalis adalah mempercepat alur informasi dan dikaitkan dengan permasalahan yang ada. Di sektor logistik, kami mendapatkan informasi yang lebih cepat sehingga bisa berimprovisasi dari segi perencanaan. Kami juga bisa mengetahui dimana gudang yang penuh atau port yang sedang mengantri, lalu bisa mengatur rencana yang lebih baik.
Hal ini juga akan dilakukan di industri lain. Percepatan informasi membantu kami untuk mengambil keputusan berdasarkan data. Kita tidak bisa melakukan inovasi ketika informasi dan data yang diperlukan tidak diketahui. Intinya adalah meningkatkan visibilitas antar stakeholder sehingga alur distribusi lebih lancar ke seluruh Indonesia. Hal ini tentunya juga akan membantu semua UMKM yang ada.
Perekonomian global menghadapi krisis multidimensional atau perfect storm akibat resesi global, krisis energi, dan tensi geopolitik. Apa saja strategi yang disiapkan Waresix menghadapi kondisi tersebut?
Indonesia kaya akan energi dan komoditas yang menjadi salah satu pilar dunia saat terjadi krisis energi global. Waresix sebagai pelaku di bidang logistik, mencoba membantu pemilik barang, pengusaha truk (transporter), atau brand untuk memandang logistik sebagai suatu keunggulan. Ketika terjadi gangguan pada rantai pasokan dunia, Indonesia juga terkena imbas.
Ketika pelaku logistik tidak bisa membantu produsen dalam mendistribusikan produk secara optimal, maka akan berdampak besar terhadap opportunity cost produsen. Waresix sebagai intergrator fokus di sini untuk membantu semua pelaku industri Indonesia tidak kehilangan opportunity cost.
Intinya, strategi kami di luar kondisi makroekonomi yang tengah mengalami krisis adalah menjaga keunggulan kompetitif karena logistik merupakan tulang punggung perekonomian. Jadi selama kita menjaga daya saing, kita akan mencapai efisiensi logistik dan membantu pelaku bisnis di sektor logistik.
Di tengah digitalisasi yang tumbuh pesat, infrastruktur digital dan fisik masih belum merata di Indonesia. Bagaimana Waresix memanfaatkan peluang tersebut untuk mendorong pemerataan digital dan pertumbuhan ekonomi digital di daerah-daerah tier 2 dan 3 Indonesia?
Infrastruktur digital dan fisik merupakan sebuah tantangan. Ini yang menyebabkan perbedaan harga barang yang sama di tempat berbeda, khususnya tier 2 dan 3 akan lebih mahal. Sebagai integrator logistik, hal yang sudah kami lakukan fokus di optimalisasi jaringan. Kami mencoba untuk memberikan sharing capacity dan capability. Dengan informasi dan data komprehensif yang kami miliki, membantu setiap pelaku bisnis untuk bisa sharing capacity saat mereka mengirim barang.
Dengan kondisi infrastruktur yang belum merata, Waresix punya peranan penting di bidang logistik untuk pemerataan ekonomi ke tier 2 dan 3. Perbedaan mendasar, harga barang yang sama bisa berbeda di setiap wilayah yang disebabkan biaya logistik. Hal ini yang bisa dilakukan Waresix terkait pemerataan untuk untuk meminimalisir perbedaan harga barang antar wilayah.
Seperti apa kolaborasi yang dilakukan Waresix untuk mengembangkan ekosistem digital yang berkelanjutan?
Efisiensi logistik. Dengan membangun ekosistem logistik yang efisien, Indonesia dan perusahaan dalam negeri bisa lebih kompetitif dan dikenal di pasar global. Jadi peranan Waresix untuk memajukan pertumbuhan ekonomi di Indonesia itu sendiri, jadi dari logistik.
Di sisi lain, kami juga mencoba untuk mensejahterakan atau memperbaiki cara kerja dan aktivitas masing-masing pelaku logistik. Kami membantu mereka untuk meningkatkan produktivitas dan menghubungkan ekosistem dengan pihak asuransi, lembaga keuangan, perbankan, fintech, dan perusahaan procurement. Ini membuat mereka punya akses ke platform digital yang tidak mereka miliki sebelumnya.
ini juga berhubungan dengan pemerataan infrastruktur di wilayah tier 2 dan 3, dimana Waresix punya andil menumbuhkan ekosistem digital setelah adanya pemerataan.
Industri logistik nasional masih menghadapi tantangan dalam meningkatkan efisiensi dan efektivitas operasional bisnis. Sebagai pemain integrator logistik, dukungan seperti apa yang dibutuhkan pelaku industri untuk mempercepat transformasi dan meningkatkan efisiensi sistem logistik?
Kami tahu metode kerja di sektor logistik itu konvensional. Tantangannya adalah meyakinkan mereka untuk lebih terbuka terhadap metode baru. Hal ini terbantu dengan adanya pandemi yang memaksa mereka untuk beradaptasi terhadap digital sehingga lebih efisien. Ini juga belum menyeluruh di dunia logistik. Sebelumnya mereka tidak mau mencoba metode kerja digital, namun kami mencoba membantu mereka beradaptasi.
Kami butuh dukungan dari para pelaku usaha di sektor logistik tentang keterbukaan terhadap cara kerja yang baru. Keterbukaan tersebut akan meningkatkan efisiensi pada semua pihak.
Pemerintah akan melanjutkan pengembangan ekosistem logistik nasional (National Ecosystem Logistic) hingga 2024. Bagaimana Anda melihat implementasi yang berjalan hingga kini dan bentuk kebijakan apa yang masih diperlukan dari sisi pemain logistik?
Saya sangat mendukung setiap gerakan baik dari pihak swasta maupun pemerintah untuk melakukan perubahan ke arah yang lebih baik. Kami terhubung dengan banyak platform yang sudah dibentuk untuk mendukung mereka dari sisi backend dan eksekusi. Akan tetapi, setiap ekosistem yang dibuat oleh pemerintah pusat dan daerah mungkin berbeda-beda.
Ini langkah yang bagus, namun mestinya mereka bisa lebih paham cara untuk mengintegrasikannya dengan baik. Tidak masalah ketika banyak daerah membuat ekosistem sendiri asal punya grand plan, karena akan membantu kami dalam hal eksekusi. Ketika mereka bisa melakukan konsolidasi informasi, tentunya akan membantu perencanaan secara keseluruhan.
Resiliensi bergantung pada kemampuan beradaptasi di tengah berbagai kondisi, pun ketika terjadi disrupsi. Bagaimana model bisnis dan talenta digital yang diperlukan untuk terus membuka potensi ekonomi digital yang baru?
Dari awal, pendekatan kami adalah menyelesaikan masalah aset tidak produktif di ekosistem logistik Indonesia. Selama kita benar-benar melakukan problem solving tentunya memberikan nilai ke pihak yang kita layani. Jadi selama kita tetap berpegang pada prinsip, kita masih mendapat benefit dan bisnis yang berkelanjutan.
Oleh karena itu, kami membangun tim dengan keahlian logistik dari latar belakang yang beragam. SDM dengan keahlian logistik untuk membantu operasional, SDM dengan keahlian teknologi untuk membantu pengembangan, dan SDM keahlian problem solving untuk memberikan solusi yang terintegrasi. Jadi intinya adalah selalu beradaptasi terhadap setiap perubahan dan memperhitungkan efisiensinya.
Agenda pertumbuhan ekonomi digital yang inklusif juga ditandai dengan keselarasan dengan SDG melalui penerapan ESG, bagaimana penerapannya di Waresix dan apa saja tantangan yang dihadapi?
Dari sisi karbon, kami mengefisienkan rantai pasok dengan meminimalisir jarak yang ditempuh untuk mencapai konsumen sehingga mengurangi kebutuhan karbon. Dengan adanya efisiensi tersebut, dampak sosialnya adalah membantu para mitra logistik untuk lebih efisien dan meningkatkan pendapatan bulanan. Hal ini juga terkait dengan wealth distribution karena meningkatkan taraf hidup para pengusaha truk.
Apakah ada perubah dari sektor logistic tech setelah pandemi? Apa saja tantangan yang dihadapi para pelaku pada industri ini?
Dari sisi volume logistik, dampaknya adalah supply disruption. Saat ini kondisinya sudah mulai kembali ke keadaan sebelum pandemi. Dari sisi e-commerce dan retail, cenderung lebih konsumtif. Dengan adanya peningkatan inflasi, interest rate, dan harga bahan bakar tentunya berpengaruh terhadap keputusan konsumen untuk berbelanja. Akan tetapi, bisnis dan industri akan terus melakukan produksi untuk berkembang karena ini kesempatan mereka untuk ekspor.
Prediksi kami sektor retail memang mengalami penurunan, namun sektor tertentu lainnya cukup tinggi. Kesempatan ini kami coba manfaatkan dengan menjangkau pemilik truk dan pemasok untuk membantu distribusi atau proses logistik pelanggan kami.
Industri logistik dasarnya turunan dari perdagangan yang selalu mengalami perubahan. Bagaimana peran digitalisasi dalam menjaga ketersediaan tenaga kerja selalu terpenuhi?
Dari awal melakukan penetrasi pasar, kami mencoba mengubah metode kerja dari seluruh mitra transporter. Ada mitra yang terbuka dan ada yang tetap bertahan dengan metode mereka. Untuk mitra yang terbuka itu, kami mendorong mereka untuk menangani sektor tertentu yang sedang mengalami permintaan yang tinggi.
Akan tetapi, setiap sektor pasti mengalami siklus naik turun. Dengan adanya digitalisasi dan pemahaman terhadap pemetaan jaringan distribusi, kami bisa tahu mitra yang memiliki kapabilitas untuk menangani daerah tertentu. Ketika mereka menangani hal tersebut, artinya kami membantu bisnis mereka agar tetap berkelanjutan. Di sisi lain, ketika mereka menangani lebih banyak pekerjaan maka pendapatan mereka meningkat. Artinya kami juga coba membantu mereka dari sisi wealth distribution untuk perusahaan level small and medium.
Unduh East Ventures – Digital Competitiveness Index 2023 di sini.