Press Release
Moosa Genetics, startup genomik hewan dan bioteknologi, mengumumkan pendanaan baru yang dipimpin oleh East Ventures
Moosa Genetics, startup genomik hewan dan bioteknologi di Indonesia, mengumumkan perolehan pendanaan yang dipimpin oleh East Ventures, perusahaan venture capital (VC) terkemuka dan pionir investasi startup teknologi di seluruh sektor (sector-agnostic) yang berfokus di Asia Tenggara, dengan partisipasi dari beberapa angel investor. Pendanaan ini akan dialokasikan untuk membangun laboratorium, tim, pemasaran, dan kemitraan daging wagyu untuk memenuhi permintaan pelanggan.
“Kami sangat senang menerima kepercayaan dan dukungan dari East Ventures. Investasi ini memvalidasi visi kami untuk memajukan industri peternakan di Indonesia. Kami percaya bahwa Moosa Genetics berada di garis depan dalam membuka peluang peternakan sapi lokal. Melalui teknologi reproduksi dan molekuler hewan modern, kami memungkinkan produksi dan kualitas daging lebih baik namun dengan harga yang lebih rendah, sehingga bisa memberikan manfaat besar bagi industri dan konsumen. Kami berharap dapat menghadirkan lebih banyak antusiasme di bidang ini di masa depan,” kata Dr. Ivan R Sini, PhD, Chairman dan Co-Founder Moosa Genetics, dan Ketua Umum Asosiasi Genomik Indonesia.
Didirikan pada tahun 2016 oleh Dr. Ivan R Sini, PhD (Chairman), dibantu oleh Dr. Deddy F. Kurniawan, DVM (Co-CEO), Jeremia Michael Sutandy (Co-CEO dan Managing Director), Prof. Arief Boediono, PhD (Chief Scientific Officer), dan Ir. Sigit Prastowo, PhD (Chief Geneticist Officer), Moosa Genetics hadir untuk merumuskan ulang dan menetapkan standar baru kualitas terbaik dalam industri peternakan Indonesia.
Industri peternakan sapi di Indonesia sangat terfragmentasi dan sekitar 80%-nya didominasi oleh peternak skala kecil. Sebagian besar terkonsentrasi di Pulau Jawa – Provinsi Jawa Timur sendiri menyumbang sekitar 30% dari populasi sapi di Indonesia. Petani skala kecil seringkali memelihara sapi untuk tabungan mereka daripada untuk pasar komersialisasi sehingga menghambat potensi pasokan daging dalam negeri secara signifikan.
Sebagian besar peternak sapi juga merupakan peternak dengan keterampilan menggunakan sistem produksi yang minim, dengan input dan output rendah, serta menghadapi tantangan dalam mengembangkan bisnis peternakan mereka. Hal ini mencakup terbatasnya akses keuangan dan modal, kurangnya jaminan, dan sektor keuangan tradisional yang berhati-hati dalam memberikan pinjaman karena risiko yang ada. Akibatnya, produksi dalam negeri hanya mampu memenuhi sekitar 40% permintaan daging sapi Indonesia sehingga menyebabkan ketergantungan Indonesia pada impor daging sapi, khususnya dari Australia.
Moosa Genetics menghadirkan inovasi berbasis bioteknologi untuk mewujudkan revolusi peternakan sapi dan daging sapi di Indonesia. Moosa Genetics memanfaatkan teknologi transfer embrio dan teknik seleksi gen inovatif seperti CRISPR, sebuah teknologi untuk memodifikasi DNA secara selektif, untuk mentransformasikan industri peternakan sapi dan produksi daging sapi. Dengan cara ini, Moosa Genetics meningkatkan hasil dan kualitas daging sekaligus mengurangi biaya.
Moosa Genetics didorong oleh misi visioner untuk meningkatkan jenis sapi lokal, yang dikenal sebagai “Sapi Merah Putih”, ke standar unggul sehingga akan meningkatkan peluang ekonomi dan kualitas daging. Sapi Merah Putih merupakan simbol keunggulan sektor peternakan dan daging sapi Indonesia.
Namun, Moosa Genetics menyadari rumitnya proses pemuliaan dan mengakui bahwa tidak ada solusi tunggal perbaikan genetik yang dapat menentukan versi ideal sapi lokal untuk Indonesia. Harapan besar akan ciri-ciri, seperti ketahanan terhadap penyakit dan kualitas daging yang unggul, harus dibuktikan nilai ekonominya secara empiris.
“Untuk mengatasi tantangan tersebut, Moosa Genetics menekankan pentingnya kolaborasi antara pemangku kepentingan industri, penyedia platform, dan peneliti yang berdedikasi untuk menilai dan mengukur peningkatan terhadap standar peternakan sapi saat ini secara komprehensif,” kata Dr. Ivan.
“Kami senang menjadi bagian dari perjalanan Moosa Genetics dan mengumumkan dukungan kami melalui putaran investasi ini. Pendekatan inovatif Moosa Genetics terhadap peternakan sapi melalui bioteknologi memiliki potensi mendorong revolusi industri peternakan, mengatasi tantangan dan tuntutan penting di bidang peternakan, sekaligus memastikan produksi pangan berkelanjutan dan meningkatkan ketahanan pangan dalam negeri. Dengan peluang besar yang ada di Indonesia, kami yakin Moosa Genetics mendorong perubahan dan pertumbuhan positif di bidang ini,” kata Avina Sugiarto, Partner di East Ventures.
Moosa Genetics telah beroperasi di dua lokasi di Sumatera Barat dan akan bermitra dengan peternak di setiap wilayah.