The application of technology in healthcare will be one of the most significant opportunities for Indonesia
East Ventures

Share

25 Juni 2024

Insights

Investasi teknologi kesehatan untuk mengatasi tantangan terbesar Indonesia

Kondisi sektor kesehatan di Indonesia 

Pandemi COVID-19 telah menunjukkan kesenjangan yang genting dalam hal infrastruktur layanan kesehatan / healthcare di Indonesia dan memperlihatkan letak kekurangan sistem kesehatan  yang membutuhkan solusi yang terukur. Perubahan tidak terjadi dalam semalam, terutama untuk sektor kesehatan, yang terdiri dari berbagai industri yang saling terkait dengan pengawasan regulasi yang ketat. Namun justru karena industri ini sangat diatur, regulasi memainkan peran besar dalam membentuk tren yang ada dan akan datang. 

Omnibus Law UU Kesehatan (UU No. 17 tahun 2023) yang baru disahkan memicu reformasi besar untuk merevitalisasi sistem layanan kesehatan Indonesia setelah pandemi COVID-19. Omnibus Law berfokus pada peningkatan kualitas dan akses tenaga kesehatan dan layanan kesehatan di Indonesia serta mendukung langkah Indonesia menuju kebutuhan farmasi yang mandiri. Reformasi ini menunjukkan bahwa sektor kesehatan akan berkembang di beberapa bidang utama:

  1. Pemerintah, masyarakat, dan inovasi layanan kesehatan mulai bergerak ke arah akses yang lebih baik terhadap layanan kesehatan yang terjangkau.
  2. Pemerintah mengamanatkan agar fasilitas pelayanan kesehatan memprioritaskan produk farmasi dan alat kesehatan dalam negeri.
  3. Produsen farmasi dan alat kesehatan di Indonesia wajib memprioritaskan bahan baku dalam negeri.

Selain itu, adanya pelonggaran pembatasan investasi asing pada tahun 2021 diharapkan dapat terus menarik investasi asing ke sektor kesehatan, terutama di area yang kurang terlayani dan layanan kesehatan khusus (specialized services). Semua perubahan peraturan terkini seputar kesehatan di Indonesia telah menciptakan lingkungan yang lebih kondusif untuk investasi dan inovasi kesehatan.

Mengatasi tantangan terbesar Indonesia

Layanan kesehatan di Indonesia mulai meningkat dalam pemanfaatan teknologi. Untuk mengatasi tantangan kesehatan yang paling mendesak di Indonesia, kita membutuhkan inovasi yang dapat mengubah cara kita mendiagnosis dan mengobati penyakit serta memberikan layanan kesehatan. Kami melihat peluang di mana startup teknologi di bidang kesehatan dapat secara signifikan meningkatkan hasil layanan kesehatan di tiga bidang utama: tantangan biaya, solusi yang intuitif, dan penanganan penyakit tidak menular (PTM).

1. Efektivitas biaya

Selama beberapa dekade, biaya layanan kesehatan telah meningkat secara global. Di Indonesia, pengeluaran layanan kesehatan mencapai 3,41% dari produk domestik bruto (PDB) pada tahun 2020. Tingkat pengeluaran ini berarti masyarakat menanggung sebagian besar biaya kesehatan mereka sendiri. Pada tahun yang sama, 31,78% dari total pengeluaran kesehatan di Indonesia merupakan biaya out-of-pocket (OOP), di atas angka maksimum yang direkomendasikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebesar 20%. Meskipun sistem kesehatan Indonesia saat ini sudah mencatat kemajuan, masih ada potensi untuk perbaikan guna mengurangi beban keuangan dan meningkatkan hasil kesehatan, misalnya:

  • Otomatisasi & efisiensi: Teknologi kesehatan digital dapat meringankan tugas-tugas administratif seperti penjadwalan janji temu, penagihan, dan pemrosesan klaim asuransi dengan otomatisasi. Solusi tersebut dapat mengurangi kebutuhan akan staf administrasi yang banyak dan menurunkan biaya operasional.
  • Perangkat pemantauan kesehatan: Perangkat dan aplikasi pemantauan kesehatan yang dapat dikenakan (wearable health monitoring device) dapat membantu mendeteksi dini masalah kesehatan, sehingga bisa dilakukan intervensi tepat waktu yang mengurangi biaya jangka panjang. Salah satu perusahaan portofolio kami, Aevice Health, mengembangkan perangkat untuk memantau penyakit pernapasan kronis seperti asma dan Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK). Perangkat yang dikenakan dapat membantu pasien memantau kondisi mereka di rumah, memantau respons mereka terhadap pengobatan, dan berkomunikasi lebih efektif dengan dokter dan tenaga medis. Penggunaan alat ini dapat mengurangi insiden kunjungan berulang ke rumah sakit yang mahal dan meningkatkan hasil perawatan kesehatan pasien.
  • Analisis data: Analisis big data dalam pelayanan kesehatan dapat mengidentifikasi pola dan memprediksi wabah penyakit, memungkinkan sistem kesehatan mengalokasikan sumber daya yang lebih efektif dan menghindari biaya penanganan darurat yang mahal. Mesh Bio yang juga perusahaan portofolio East Ventures, menggunakan analisis data untuk membantu pengambilan keputusan klinis dan menyediakan analisis prediktif untuk perawatan diabetes. Dengan layanan HealthVector® Diabetes mereka, perawatan pasien diabetes tipe II dapat ditingkatkan dengan stratifikasi risiko Penyakit Ginjal Kronis yang potensial, sehingga pasien dapat mengurangi faktor risiko dan menghindari perawatan yang lebih mahal di masa depan.

2. Intuitif

Salah satu perubahan besar yang terjadi setelah dan akibat pandemi COVID-19 adalah semakin kaburnya batas antara pasien dan konsumen. Pasien yang menerima perawatan medis kini juga membutuhkan perlakuan seperti konsumen yang mencari informasi kesehatan. Pasien sekarang menginginkan lebih banyak transparansi dan personalisasi dari dokter dan pelayanan kesehatan yang mereka terima. Ke depannya, sektor kesehatan akan membutuhkan lebih banyak inovasi untuk mengimbangi permintaan akan transparansi dan layanan kesehatan yang intuitif.

Teknologi kesehatan digital, seperti portal pasien dan aplikasi kesehatan seluler, dapat menghadirkan interface yang mudah digunakan, sehingga meningkatkan keterlibatan dan manajemen mandiri pasien. Inovasi yang intuitif akan memudahkan penjadwalan janji temu, melihat hasil tes, mengakses informasi kesehatan, menerima pengingat pengobatan, dan berkomunikasi dengan penyedia layanan kesehatan dari rumah. Selain itu, dengan kemajuan dalam teknologi kesehatan genomik, rencana perawatan di masa depan akan dipersonalisasi berdasarkan riwayat, risiko, dan kebutuhan individu pasien, sehingga meningkatkan kepuasan dan kesehatan pasien.

3. Mengatasi penyakit tidak menular 

Penyakit Tidak Menular (PTM), yang meliputi penyakit kardiovaskular, penyakit pernapasan kronis, diabetes, dan kanker, merupakan penyebab utama kematian di Indonesia dan mengambil porsi terbesar dari total pengeluaran BPJS. Pada tahun 2022, biaya BPJS untuk PTM mencapai Rp 24,06 triliun dengan jumlah kasus mencapai 23,27 juta. Menurut WHO, cara terbaik untuk mengatasi PTM adalah melalui pencegahan, identifikasi dini, dan pengobatan yang efektif. Dengan inovasi dalam perawatan kesehatan, seperti genomik, pasien dapat menerima diagnosis dan rencana perawatan yang lebih tepat dan lebih awal.

Perusahaan portofolio kami seperti Nusantics, NalaGenetics, PathGen, dan Mesh Bio adalah beberapa perusahaan teknologi kesehatan yang membuat langkah signifikan dalam mengurangi dampak PTM. Nusantics dan PathGen menggunakan bioteknologi untuk membuat alat tes deteksi dini kanker dan penyakit lainnya. NalaGenetics memanfaatkan bioteknologi dan data untuk meningkatkan hasil perawatan kesehatan pasien dan mengurangi biaya selama perawatan PTM. Layanan HealthVector® Diabetes dari Mesh Bio meningkatkan perawatan diabetes tipe II dengan memprediksi potensi komplikasi seperti penyakit ginjal kronis, sehingga pasien dapat melakukan perubahan gaya hidup yang penting untuk mencegah perkembangan penyakit.

Fokus East Ventures di sektor kesehatan

Pada tahun 2023, East Ventures mengumumkan Healthcare fund pertama kami senilai US$30 juta yang didedikasikan untuk mendukung solusi layanan kesehatan inovatif di Indonesia. Sebagai bagian dari ekosistem East Ventures, perusahaan-perusahaan portofolio layanan kesehatan kami akan mendapatkan keuntungan dari sinergi strategis untuk meningkatkan skala bisnis mereka di Indonesia.

Sebelum pembentukan dana ini, East Ventures telah secara aktif berinvestasi di perusahaan-perusahaan startup di bidang kesehatan di Asia Tenggara. Saat ini, kami memiliki portofolio yang mencakup seluruh layanan kesehatan dari hulu ke hilir. East Ventures telah menjadi yang terdepan dalam investasi genomik sejak tahun 2018, ketika bidang ini masih relatif baru. Kami berinvestasi di perusahaan startup seperti NalaGenetics dan Nusantics, yang kini menjadi yang terdepan di komersialisasi solusi perawatan kesehatan berbasis genomik di Indonesia dan Asia Tenggara.

Di luar genomik, portofolio teknologi kesehatan kami mencakup perusahaan seperti Intellect, Diri Care, Mindtera, Riliv, FitHub, Klar, Amili, and Etana. Perusahaan-perusahaan ini merintis kemajuan dalam kesehatan mental, perawatan yang dipersonalisasi, kebugaran, teknologi diagnostik, bioteknologi, dan bidang fokus lainnya. Apa yang dimulai sebagai tesis yang baru untuk East Ventures pada tahun 2013 telah berkembang menjadi pilar dan bidang keahlian inti kami, mulai dari pendanaan hingga inisiatif berskala besar.

Kami optimis bahwa penerapan teknologi di bidang kesehatan akan menjadi salah satu peluang paling signifikan bagi Indonesia dalam dekade mendatang. Jika Anda adalah startup founder yang bergerak di sektor kesehatan, kirimkan proposal Anda di sini.


Oleh Maria Marcia, Investment Professional East Ventures