Semua harus bersinergi mengembangkan ekosistem digital: Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Indonesia

Salah satu topik bahasan dalam KTT G20 di Bali yang lalu dan menjadi perhatian utama negara negara dengan ekonomi terkuat di dunia adalah transformasi digital untuk mendukung ketahanan dan resiliensi ekonomi. Perekonomian Asia bertumbuh dengan kecepatan yang lebih tinggi dari kecepatan global. Ekonomi Indonesia sendiri tumbuh diatas 5 persen dan diharapkan akan terus berlanjut memanfaatkan momentum pemulihan ekonomi pasca pandemi.

Kita harus berpikir seperti startup yang bergerak cepat: Sandiaga Uno, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia

Saya meyakini bahwa pariwisata memiliki ketangguhan dan resiliensi dan ekonomi digital. Saya selalu menyebut di diskusi sebelumnya adalah event lead recovery. Kita akan menyelenggarakan banyak event tahun ini, event sport tourism Kejuaraan Dunia Menembak 2023 di Januari, ASEAN Tourism Forum (ATF) di Yogyakarta, FIFA U-20 World Cup 2023, dan banyak lagi.

Antisipasi dan tantangan pasca COVID: Budi Gunadi Sadikin, Menteri Kesehatan Republik Indonesia

Digitalisasi ini mengubah kehidupan di banyak industri. Banyak yang sudah signifikan contohnya seperti industri musik, sejak ada iPod, bergeser ke Spotify, secara masif mengubah model bisnis dari industri tersebut. Dan secara perlahan-lahan ke hampir semua industri. Transformasi digital dari perbankan, bisnis hotel dengan adanya Airbnb kena, bisnis transportasi, juga restoran.

Mendorong digitalisasi yang berkelanjutan : Arsjad Rasjid, Ketua Umum KADIN (Kamar Dagang dan Industri Indonesia)

Ada beberapa aspek yang bisa mendorong digitalisasi yang berkelanjutan di indonesia. Pertama, infrastruktur: pemerataan infrastruktur untuk menyediakan akses broadband berkecepatan tinggi hingga ke pelosok daerah. Indonesia memiliki potensi hingga 74.000 desa yang dapat dijangkau layanan digital terutama fintech. Selain itu, terdapat 204,7 juta penduduk yang telah terkoneksi internet pada 2022 dengan 370,1 juta penduduk yang telah menggunakan smartphone.

Momentum untuk menilai UMKM yang memiliki resiliensi: Teten Masduki, Menteri Koperasi dan UKM Indonesia

Sebelum pandemi COVID-19, UMKM yang terhubung ke digital hanya 8 juta. Ketika pandemi, hampir 21 juta UMKM yang terhubung. Ini merupakan suatu lompatan besar. Transformasi digital UMKM salah satunya dipicu pandemi COVID-19 kemarin yang mendorong UMKM mencari alternatif untuk tetap bertahan.

Mengakselerasi pembangunan kelautan dan perikanan yang berkelanjutan: Sakti Wahyu Trenggono, Menteri Kelautan dan Perikanan Indonesia

Dengan potensi sumber daya kelautan dan perikanan Indonesia yang melimpah, KKP mengakselerasi pembangunan kelautan dan perikanan yang berkelanjutan untuk mendukung ketahanan ekonomi, pertumbuhan berkualitas, dan berkeadilan dengan mengedepankan ekologi sebagai panglima berlandaskan prinsip-prinsip ekonomi biru (blue economy).

Digitalisasi bantu tingkatkan kompetensi dan integritas: Budi Karya Sumadi, Menteri Perhubungan Indonesia

Salah satu yang paling krusial adalah transportasi udara, karena sektor yang padat modal dan mudah mengalami perubahan apabila ada tekanan ekonomi. Oleh karena itu saya sampaikan kepada teman-teman saat itu, pelajarannya adalah kita sedikit kalang kabut, kemudian kita terapkan proses pembatasan, dan akhirnya pemulihan. Hasilnya, pertumbuhan ekonomi tumbuh 5,3% serta Transportasi dan Pergudangan tumbuh 19,9%. Artinya pemulihan kita memang cepat, akan tetapi masih tertinggal. Hal tersebut memang butuh waktu.

Data menjadi “alat intelijen kebijakan”: Akmal Malik, Pj. Gubernur Sulawesi Barat

Satu hal yang dapat kita ambil manfaatnya dari perkembangan dunia digital adalah penguasaan akses pada data. Data memungkinkan kita mengolahnya menjadi berbagai informasi yang dibutuhkan. Pemerintah yang merespon paling baik terhadap resesi ekonomi adalah pemerintah yang paling siap menghadapinya. Dari pandemi yang baru saja berlalu di akhir tahun kemarin, kita bisa belajar banyak hal, termasuk salah satu hal yang iyama adalah mau tidak mau kita harus siap dengan transformasi digital.