Mari kita kembali ke bulan Maret 2025, ketika kami, East Ventures, akhirnya menerima persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk melaksanakan IPO Fore.
Kabar baik ini hadir di tengah gejolak pasar di Indonesia yang disebabkan oleh ketidakpastian ekonomi global, ketegangan perdagangan, serta respons kebijakan moneter domestik.
Ketika kami bersiap mencatatkan saham Fore di Bursa Efek Indonesia (BEI), pasar sedang menghadapi dampak kebijakan tarif AS yang diumumkan oleh Presiden Donald Trump pada April 2025. Kebijakan ini tidak hanya menimbulkan kekhawatiran akan perang dagang yang berkepanjangan, tapi juga berpotensi mengganggu ekspor, dan memengaruhi sentimen investor secara keseluruhan.
Perdagangan internasional yang bergejolak dan kenaikan tarif yang terus-menerus turut memicu fluktuasi pasar, yang ditunjukan oleh penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hampir 8% setelah dibuka kembali pada tanggal 8 April 2025, pasca libur Idul Fitri.
Kondisi ini juga mengakibatkan penghentian perdagangan selama 30 menit di BEI untuk mengatasi volatilitas yang parah.
Menanggapi situasi ini, Bank Indonesia secara proaktif melakukan intervensi dengan mempertahankan suku bunga acuan di level 5,75% setelah menurunkannya dari 6% di awal tahun, serta mengintervensi pasar mata uang untuk menstabilkan nilai tukar rupiah di tengah gejolak eksternal.
Regulator juga telah melonggarkan peraturan pembelian kembali saham untuk meningkatkan stabilitas pasar di tengah iklim investasi yang rapuh yang ditandai dengan pergerakan saham yang ekstrim dan sentimen investor yang berhati-hati.
Pada saat itu, kami menghadapi ketidakpastian terkait kelanjutan atau penundaan IPO. Para pemangku kepentingan menghubungi kami, mempertanyakan kepastian dan potensi risiko yang akan dihadapi jika IPO tersebut gagal.
Namun, didorong oleh keyakinan yang kuat, kami memilih untuk menentang gravitasi, dan berhasil mencatatkan saham Fore di BEI pada tanggal 14 April 2025.
Babak baru dalam perjalanan Fore menuju pertumbuhan yang berkelanjutan
Kondisi pasar yang bergejolak namun penuh peluang ini menjadi latar belakang penting di balik keputusan Fore untuk memasuki pasar modal Indonesia. Langkah ini tidak hanya merefleksikan tantangan yang lebih besar, tetapi juga menunjukkan respons adaptif dalam sistem keuangan negara di tengah perang dagang dan ketidakpastian geopolitik yang sedang berlangsung.
Setelah periode koreksi dalam valuasi startup selama beberapa tahun terakhir, para investor terdorong untuk lebih fokus ke fundamental dan memilihperusahaan dengan model pendapatan yang jelas serta berpotensi menjadi pemimpin pasar.
Sektor-sektor seperti e-commerce, fintech, healthtech, dan F&B (makanan dan minuman) menonjol di pasar utama Asia Tenggara, termasuk Singapura, Vietnam, dan Indonesia.
Sejak didirikan pada tahun 2018 oleh Willson Cuaca, Co-Founder dan Managing Partner East Ventures, bersama dengan Robin Boe dan Jhoni Kusno, Co-Founder Otten Coffee, Fore telah berhasil melewati berbagai kondisi pasar yang menantang, termasuk pandemi COVID-19.
Sebagai perusahaan yang lahir dari tujuan kuat untuk memperkenalkan budaya kopi baru di Indonesia, didukung oleh keunggulan operasional dan kepemimpin dan eksekutif yang berpengalaman, Fore mampu melewati koreksi keuangan dan mencapai pertumbuhan jangka panjang.
Pencatatan saham Fore (PT Fore Kopi Indonesia Tbk) di BEI menandai momen penting bagi dunia brand konsumen di Indonesia. Sebagai brand F&B, debut suksesnya menjadi contoh utama bagi perusahaan startup lain yang ingin menyeimbangkan kekuatan brand, efisiensi operasional, dan profitabilitas yang berkelanjutan di lingkungan pasar yang menantang namun menjanjikan.
“Banyak yang meragukan apakah kami akan berhasil melakukan IPO atau tidak. Namun, kami memilih untuk melangkah maju dengan keyakinan, dan hal itu terbukti benar. Penawaran umum ini berhasil menarik minat signifikan dari 114.873 investor ritel dan mengalami kelebihan permintaan (oversubscribed) sebesar 200,63 kali,” jelas Mohammad Fahmi, Director of Strategy and Corporate Development Fore.
Selain itu, pada hari pertama perdagangannya, saham FORE melonjak 34,04% ke level Rp252 per lembar saham dan menembus batas atas auto rejection (ARA).
Fore secara konsisten menunjukkan kelincahan yang luar biasa dalam mengadaptasi produknya dengan preferensi konsumen yang terus berkembang dan menavigasi tantangan operasional pasca-IPO. Dana segar yang diperoleh dari penawaran umum perdana telah memungkinkan Fore untuk mempercepat ekspansi bisnisnya.
Pada semester pertama tahun 2025, Fore mencatat kinerja keuangan yang kuat dengan pendapatan tumbuh sebesar 47% secara tahunan, mencapai Rp662 miliar, melampaui proyeksi manajemen.
Pertumbuhan signifikan ini didorong oleh ekspansi gerai dan peningkatan efisiensi operasional, yang mencerminkan ketangguhan Fore dalam menghadapi kondisi ekonomi saat ini.
Selama periode tersebut, Fore berhasil membuka 29 gerai baru, menambah total gerai hingga 261 gerai yang tersebar di Indonesia dan Singapura.
Kinerja operasional yang solid juga tercermin dalam neraca keuangan perusahaan, dengan ekuitas yang mengalami peningkatan signifikan, dari Rp253 miliar pada akhir 2024 menjadi lebih dari Rp633 miliar pada Juni 2025.
Didukung oleh kesuksesan IPO dan kepercayaan investor yang kuat, Fore berada pada posisi strategis untuk melanjutkan pertumbuhan berkelanjutan sekaligus berkontribusi pada penciptaan lapangan kerja nasional, dengan tetap menjunjung tinggi komitmen terhadap kelestarian lingkungan.
Kepemimpinan dan perspektif yang tegas: Membawa Fore lebih dari sekadar bisnis kopi
Selama lebih dari satu dekade, East Ventures percaya untuk mendukung para founder hebat dengan potensi pasar yang menjanjikan. Kami mengukur kesuksesan tidak hanya melalui metrik finansial saja; tapi juga tentang perjalanan tentang kegigihan, kejujuran, dan kemampuan para founder untuk berkembang. IPO Fore mewujudkan filosofi ini.
Di luar pertumbuhan pendapatan dan profitabilitas yang kuat, perusahaan ini menceritakan kisah menarik tentang ketangguhan, ambisi, dan tujuan.
Sebagai pelopor investasi dan perusahaan venture capital (VC) yang terbuka pada seluruh sektor (sector-agnostic) di Asia Tenggara, East Ventures menyadari peran penting investasi dalam mempercepat kemajuan ekonomi negara.
Baik yang ditujukan untuk inisiatif pemerintah maupun bisnis swasta, arus masuk modal sangat penting untuk mendukung stabilitas investasi dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Banyak pelajaran yang bisa diambil dari cerita IPO Fore. Walaupun pertumbuhan pendapatan dan profitabilitas merupakan faktor yang penting bagi kesiapan IPO perusahaan, naratif yang bagus, penempatan brand dan pasar yang jelas, serta langkah berikutnya pasca-IPO tidak bisa dilupakan.
Bersama Fore, kami sedang membangun sesuatu yang lebih dari sekedar brand. Kami membangun kepercayaan bahwa ketangguhan dan ambisi tidak hanya dapat mewakili Fore saja, tapi juga seluruh perusahaan di Indonesia.
Memilih untuk melanjutkan IPO di tengah gejolak pasar global adalah keputusan yang berani. Kami menentang gravitasi, ditopang oleh keyakinan yang tak tergoyahkan.
Meskipun tampak berlawanan dengan intuisi banyak orang, pilihan ini menggarisbawahi keyakinan perusahaan terhadap manajemen yang kuat, profitabilitas, dan pertumbuhan yang berkelanjutan.
Misi Fore adalah untuk mengharumkan nama Indonesia, dan melantai di BEI hanyalah langkah pertama. Fore ingin menjadi pemenang dan pemimpin di negaranya sendiri—dan pada akhirnya, membawa Indonesia ke kancah dunia.
Jika Anda seorang founder startup yang ingin membawa bisnis Anda ke tahap berikutnya, kirimkan pitch Anda.