CEO healthcare nusantic Revata Utama
East Ventures

Share

6 Februari 2025

From Portfolios

Adaptif dan determinasi: Kunci CEO Nusantics dalam membangun startup yang sukses

Ketika Nusantics meluncurkan alat tes PCR pertamanya untuk COVID-19 pada tahun 2020, perusahaan ini seperti ditakdirkan untuk menjadi sebuah kisah sukses di industri bioteknologi. Namun, dibalik itu, Nusantics menghadapi berbagai tantangan yang mengancam kelangsungan operasionalnya.

Revata Utama, CEO sekaligus Co-Founder Nusantics, baru-baru ini berbincang dengan Marketing-Interactive dan mengungkap perjalanan perusahaan tersebut yang hampir runtuh serta perjuangannya untuk bangkit kembali menuju stabilitas. Refleksinya menggambarkan kegigihan, berbagai keputusan sulit, dan determinasi yang dibutuhkan untuk membangun kembali perusahaan dari ambang kehancuran.

Pada pertengahan 2023, perusahaannya hampir mengalami kebangkrutan. “Pendapatan kami menurun tajam setelah tes COVID-19 tidak lagi menjadi sebuah kewajiban. Ketergantungan kami pada produk alat tes PCR membuat kami tidak siap menghadapi transisi,” ungkapnya.

Perusahaan bioteknologi yang awalnya menjanjikan ini harus menghadapi kenyataan pahit. Terpaksa memotong operasional yang tidak penting, memangkas pengeluaran, dan berjalan secara diam-diam menjadi strategi untuk bertahan. Itu adalah transformasi yang menyakitkan tetapi tidak bisa dihindari bagi perusahaan yang telah kehilangan visi awalnya.

Titik kehancuran: Apa yang salah?

Kejatuhan Nusantics disebabkan oleh ketergantungan yang berlebihan pada keuntungan produk terkait COVID-19 dan perubahan strategi pada tahun 2021 yang membuat perusahaan rentan pasca-pandemi. Ketika Revata Utama menjadi CEO pada Juli 2023, kondisi kas perusahaan memburuk, persentase utang yang dimiliki enam kali lebih tinggi dibandingkan simpanan, dan sistem bisnisnya tidak terorganisir.

Transformasi kepemimpinan Revata menjadi sangat penting pada saat itu. Awalnya ia menjabat sebagai CTO, kemudian beralih ke peran COO untuk merampingkan operasional sebelum akhirnya mengambil posisi CEO di tengah kekacauan. “Kami beroperasi tanpa laporan keuangan yang memadai atau arah yang jelas,” terang Revata. Ketidakteraturan internal ini semakin memperburuk tekanan eksternal akibat menurunnya permintaan dan skeptisisme investor selama “musim dingin teknologi.”

Kepemimpinan selama krisis dan bangkit kembali

Demi bertahan, Nusantics menarik diri dari sorotan publik. Masa kampanye pemasaran dan branding besar pun terlupakan. Sebagai gantinya, perusahaan fokus kembali pada kompetensi utama yaitu diagnostik untuk manusia dan hewan.

Divisi perawatan kulit dihapuskan, perusahaan kembali memusatkan perhatian pada produk seperti tes HPV PCR serta diagnostik patogen udang. Industri yang sangat penting bagi sektor kesehatan dan akuakultur di Indonesia.

Kemitraan strategis menjadi landasan utama dalam fase pemulihan ini. Kolaborasi dengan Kementerian Kesehatan, Biofarma, Diagnos Laboratory, Bio Medika, dan Innoquest membantu Nusantics mendapatkan kembali kredibilitasnya. Untuk diagnostik hewan, Nusantics bekerja sama dengan Suri Tani Pramuka (anak perusahaan JAPFA Group), serta Central Proteina Prima di bawah Charoen Pokphand Group. Nusantics juga menerapkan strategi efisien seperti memanfaatkan acara perusahaan lain untuk menjangkau pelanggan dan meluncurkan program langganan yang terjangkau.

“Dengan memproduksi secara lokal, kami mengurangi biaya dan membuat diagnostik lebih mudah diakses,” jelas Utama. Peralihan ini bukan hanya keputusan finansial, tetapi juga keputusan moral di sebuah negara yang masih melakukan impor alat kesehatan dan sering menjadi beban besar bagi pasien.

Transisi Revata Utama dari CTO ke CEO juga mengharuskannya menguasai disiplin yang sebelumnya tidak familiar, seperti keuangan dan pemasaran. Tanpa adanya CMO di perusahaan, ia harus menangani tanggung jawab tersebut, merancang strategi penjualan, dan menyusun pengalaman pelanggan yang tepat. “Untungnya, saya memiliki tim yang kuat dan sejalan dengan visi perusahaan. Begitu arah kami menjadi jelas, tim mampu unggul dalam penjualan,” terangnya.

Mentalitas bertahan ini juga diterapkan dalam manajemen karyawan. Meskipun pertumbuhan secara pertumbuhan berjalan lambat, Nusantics mulai melihat titik terang pada tahun 2024, upaya perusahaan membuahkan hasil. Earning Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization (EBITDA) meningkat sembilan kali lipat dan kerugian bersih menurun secara drastis.

Melihat kedepan

Jika ada satu kata yang bisa mendefinisikan perjalanan Nusantics, itu adalah ketangkasan. Dari fokus awal pada mikrobioma kulit hingga beralih ke pengujian COVID-19 dan diagnostik hewan, perusahaan ini telah menunjukkan kegigihan untuk terus beradaptasi. “Jika kita tetap stagnan, kami akan tertinggal,” ujar Utama.

Perubahan arah ini tentu tidak lepas dari kesalahan, tetapi hal itu menegaskan satu kebenaran mendasar dalam industri bioteknologi yaitu inovasi membutuhkan adaptasi yang terus-menerus. Sejak 2024, Nusantics bertekad menghubungkan penyedia layanan kesehatan primer dengan laboratorium klinis serta menjadi brand terkemuka dalam pengujian patogen akuakultur. Ketangkasan ini dipadukan dengan pendekatan kembali ke dasar yang telah menjadi fondasi bagi kebangkitan perusahaan.

Didukung oleh East Ventures dan Illumina Accelerator, Nusantics kini bersiap menghadapi babak keuangan berikutnya dan momentum ini bisa menguntungkan mereka.

Investor masih aktif mencari target yang tepat di sektor healthtech, yang menurut laporan e-Conomy SEA 2024 dari Google, Temasek, dan Bain & Co, termasuk dalam tiga industri teratas yang diperkirakan akan mengalami peningkatan volume investasi.

Hal ini terjadi meskipun sektor healthtech seperti farmasi online dan teknologi diagnostik merupakan salah satu industri yang mengalami stagnasi dalam kesepakatan investasi pada paruh pertama tahun 2024.

East Ventures, investor awal Nusantics, mengidentifikasi healthtech sebagai sektor yang patut diperhatikan pada 2025. Perusahaan venture capital (VC) lainnya  terus berkolaborasi dengan pemerintah Indonesia dan Singapura dalam berbagai inisiatif kesehatan, sekaligus mendorong integrasi AI ke dalam sektor tersebut.

Di Nusantics, rencana tengah disusun untuk menggalang pendanaan tambahan, yang menurut Revata dapat menjadi sinyal bagi pasar bahwa perusahaan ini stabil, dapat diandalkan, dan siap berkembang. “Kondisi pasar diperkirakan akan membaik pada 2025. Saya yakin ini adalah saat yang tepat bagi Nusantics untuk menunjukkan kekuatannya sebagai perusahaan.”

Perjalanan Nusantics adalah bukti ketahanan dan pentingnya fondasi yang kuat. Bagi Revata, ini juga merupakan perjalanan yang sangat personal, bukan sekadar tentang bertahan sebagai bisnis, tetapi juga mewujudkan visinya tentang apa yang bisa dicapai Nusantics. Saat perusahaan memasuki babak baru, kisahnya menjadi pengingat bahwa bahkan di masa-masa tersulit, inovasi dan transformasi selalu memungkinkan untuk dilakukan.

Artikel asli telah diterbitkan di Marketing-Interactive pada tanggal 15 Januari 2025.