Panduan ESG untuk startup

‘Tungku-tungku pembakaran di dunia membakar sekitar 2.000.000.000 ton batu bara per tahun. Ketika pembakaran ini terjadi dan menyatu dengan oksigen, 7.000.000.000 ton karbon dioksida dilepaskan ke atmosfer setiap tahunnya. Hal ini menjadikan udara sebagai ‘selimut’ yang lebih efektif bagi bumi dan membuat suhu meningkat. Dampaknya mungkin akan sangat besar dalam beberapa abad.’ Kutipan di atas diambil dari surat kabar tahun 1912 yang memperingatkan tentang konsekuensi pertumbuhan yang tidak terkendali. Kekhawatiran global mengenai kelangsungan hidup generasi mendatang dan planet terus meningkat hingga tahun 1987, ketika PBB mendefinisikan keberlanjutan sebagai “memenuhi kebutuhan saat ini tanpa mengorbankan kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka.”

Menata kembali pertanian Indonesia dengan memperkuat rantai pasokan

Indonesia dikenal sebagai salah satu negara agraris utama dunia, produsen dan eksportir tanaman terbesar di dunia seperti karet, kopra, inti sawit, minyak sawit, kopi, kakao, dan rempah-rempah. Namun, teknologi dan produktivitas pertanian Indonesia tertinggal dari negara-negara tetangga. Tapi, kami yakin kita dapat meningkatkan industri ini melalui peningkatan rantai pasokan.

Gokomodo, solusi rantai pasok agribisnis Indonesia, umumkan pendanaan seri A sebesar US$ 26 juta yang dipimpin oleh East Ventures

Gokomodo, platform rantai pasok agribisnis Indonesia, mengumumkan pendanaan seri A sebesar US$ 26 juta yang dipimpin oleh East Ventures. Investor lain yang juga berpartisipasi pada pendanaan ini adalah SMDV, Eight Capital, K3 Ventures, Triputra, Waresix, Indogen Capital, Sahabat Group, dan Sampoerna Financial. Jumlah pendanaan ini merupakan salah satu pendanaan seri A dengan pendanaan terbesar yang pernah ada di Indonesia.

Membuka peluang raksasa agribisnis dengan pengoptimalan digitalisasi

Berdasarkan Survei Persepsi Perusahaan pada laporan East Ventures-Digital Competitiveness Index (EV-DCI) 2022, sektor agribisnis merupakan sektor yang dianggap belum maksimal dalam pemanfaatan digital. Dari total 71 perusahaan, baik itu startup kecil, menengah, dan korporasi besar yang mengikuti survei, sebanyak 57,7% responden menganggap sektor agribisnis belum memperoleh sentuhan digital yang maksimal.