Climate Impact Innovations Challenge memberikan dana hadiah sebesar Rp10 miliar kepada SunGreenH2, Hydrogen Refinery, dan AC Biode untuk mengujicobakan solusi mereka di Indonesia
East Ventures dan Temasek Foundation dengan bangga merangkum Climate Impact Innovations Challenge (CIIC) 2024, kompetisi inovasi teknologi iklim terbesar di Indonesia. Acara ini merupakan puncak dari perjalanan inspiratif yang dimulai pada tanggal 4 Maret 2024 dan diakhiri dengan Grand Finale pada tanggal 6 September 2024 yang diselenggarakan sebagai sesi tematik dalam acara bergengsi Indonesia International Sustainability Forum (ISF) 2024 di Jakarta Convention Center.
Climate Impact Innovations Challenge 2024 mengumumkan para finalis dengan solusi revolusioner untuk mendorong keberlanjutan di Indonesia dan sekitarnya
East Ventures, perusahaan venture capital (VC) terkemuka yang telah mendukung lebih dari 300 perusahaan teknologi di Asia Tenggara, bersama dengan Temasek Foundation, organisasi non-profit filantropi berbasis di Singapura yang mendukung inisiatif pembangunan berkelanjutan, mengumumkan para finalis Climate Impact Innovations Challenge (CIIC) 2024, kompetisi inovasi teknologi iklim terbesar di Indonesia. Tahun ini, CIIC 2024 berfokus pada pencarian solusi iklim yang dapat diimplementasikan di Indonesia berdasarkan tiga trek: Transisi Energi, Pertanian Berkelanjutan, dan Ekonomi Sirkular.
Coba, iterasi, gagal di awal – Kisah startup founder Rekosistem
Sebelum mendirikan Rekosistem, Ernest Layman dan Joshua Valentino, yang merupakan kawan satu kampus, bekerja di dunia korporat. "Joshua sangat peduli isu sosial dan etis, dan saya peduli lingkungan. Dari situ kami bekerja sama—Joshua menjadi sopir truk," canda Ernest, "dan saya menjadi investor." Begitulah awal Rekosistem dibentuk.
Membangun Chickin: Berawal dari peternak hingga memimpin industri
Chickin berawal dari tiga orang teman kuliah yang makan ayam geprek bersama dan sama-sama memiliki hasrat untuk menciptakan dampak positif yang nyata di Indonesia: Tubagus Syailendra, Ashab Alkafi, dan Ahmad Syaifulloh Imron.