Dari ide menjadi dampak: Menavigasi lanskap inovasi iklim
Asia Tenggara saat ini tengah menuju pemanasan sebesar 3°C, melampaui target yang ditetapkan oleh Kesepakatan Paris untuk membatasi pemanasan global hingga 1,5°C. Proyeksi ini memiliki konsekuensi yang signifikan untuk pasar dunia dan kesejahteraan penduduk Asia Tenggara.
Menggunakan drone, ARIA ingin mengubah ‘wajah lama’ industri pertanian
Terlahir dari keluarga dengan latar belakang bisnis mesin pertanian, William Sjaichudin telah lama mengenal petani dan dinamika pertanian Indonesia sejak kecil. Setelah lulus dari Purdue University sebagai pemain golf profesional, William kembali ke Indonesia untuk membantu bisnis keluarga. Ia menemukan bahwa industri pertanian Indonesia belum tertransformasi oleh kemajuan teknologi seperti industri lainnya.
Investasi teknologi iklim adalah prioritas utama untuk mencapai emisi net zero
Mencapai emisi nol bersih (net zero) secara global pada tahun 2050 menjadi agenda penting untuk mengatasi perubahan iklim dan menyelamatkan planet kita, bumi untuk generasi mendatang. Suhu global telah meningkat 1,1°C sejak tahun 1901, karena kelebihan emisi dari pembakaran bahan bakar fosil. Dampak negatif perubahan iklim semakin nyata, seperti pola cuaca ekstrim dan naiknya permukaan air laut. Semua dampak tersebut mengancam seluruh spesies tumbuhan, hewan, bahkan populasi manusia.
ARIA, solusi terpadu untuk layanan agrikultur Indonesia, raih pendanaan tahap awal sebesar US$ 5 juta yang dipimpin oleh East Ventures
ARIA, sebuah solusi terpadu layanan agrikultur Indonesia, kembali meraih pendanaan sebesar US$ 5 juta yang dipimpin oleh East Ventures, yang telah mengikuti putaran pendanaan pra-awal (pre-seed) pada Maret 2022. Pendanaan ini juga diikuti oleh investor di bidang agrikultur dan logistik, seperti Triputra Group, Michael Sampoerna, Arkana Ventures, GK-Plug & Play, dan investor strategis lainnya.
Membuka peluang raksasa agribisnis dengan pengoptimalan digitalisasi
Berdasarkan Survei Persepsi Perusahaan pada laporan East Ventures-Digital Competitiveness Index (EV-DCI) 2022, sektor agribisnis merupakan sektor yang dianggap belum maksimal dalam pemanfaatan digital. Dari total 71 perusahaan, baik itu startup kecil, menengah, dan korporasi besar yang mengikuti survei, sebanyak 57,7% responden menganggap sektor agribisnis belum memperoleh sentuhan digital yang maksimal.