Seni Berinvestasi di Pasar Ekonomi Internet Paling Cepat Berkembang di Asia Tenggara

1 November 2019

 

Didirikan pada tahun 2009, East Ventures adalah sebuah perusahaan modal ventura untuk startup tahap awal yang telah memberi investasi pada lebih dari 160 startup, termasuk startup unicorn seperti Tokopedia dan Traveloka. Mereka adalah salah satu perusahaan modal ventura dengan performa terbaik di dunia menurut laporan terbaru dari Preqin. Baru-baru ini, mereka berhasil menggalang dana investasi terbaru sebesar US$75 juta, yang berasal dari para investor ternama seperti Temasek.

Di masa-masa awal, East Ventures memang fokus memberikan investasi ke seluruh wilayah Asia Tenggara. Namun belakangan, fokus utama mereka hanya di Indonesia. Menurut Willson Cuaca, Managing Partner dari East Ventures, hal tersebut mereka lakukan karena Indonesia merupakan negara dengan ekonomi terbesar di Asia Tenggara.

Menurut laporan E-Conomy terbaru dari Temasek, pasar ekonomi internet di Indonesia bisa mencapai angka US$130 miliar pada tahun 2025. Populasi pengguna internet di luar kota besar diperkirakan akan tumbuh empat kali lipat pada rentang waktu yang sama, membuka kesempatan bagi para startup yang ingin masuk ke sektor tersebut.

Willson Cuaca menjelaskan bahwa Indonesia merupakan negara yang sangat tidak efisien. Sistem transportasi di negara tersebut memerlukan perbaikan besar, dan kamu pun harus terus waspada ketika berjalan di jalan raya. Segala hal yang terjadi merupakan skenario terburuk. Namun, di balik masalah-masalah tersebut, muncul kesempatan bagi kamu yang ingin menyelesaikannya.

“Ketika kamu tinggal di lingkungan seperti ini, kamu pun menjadi lebih kreatif untuk menyelesaikan masalah. Di saat muncul banyak masalah, dan adanya kekacauan di sebuah negara, di situ ada kesempatan,” ujar Willson.

Di sisi lain, jiwa kewirausahaan masyarakat Indonesia juga cukup tinggi. Itulah mengapa ada sekitar 60 juta Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Indonesia saat ini.

Bisnis Modal Ventura berkaitan erat dengan manusia

Willson menyatakan bahwa East Ventures didirikan untuk menjadi solusi dari masalah, membantu para entrepreneur untuk membuat sesuatu dari yang sebelumnya tidak ada (Zero) menjadi ada (One). Salah satu contoh utama dari hal tersebut adalah kemunculan Warung Pintar.

“Di Indonesia, ada banyak toko kelontong. Bisnis tersebut didirikan oleh satu atau dua orang, terkadang mereka membuka bisnis tersebut di pinggir jalan, dan tidak ada cara bagi mereka untuk menerapkan teknologi. Itulah mengapa kami berinvestasi di Warung Pintar,” ujar Willson.

Bicara tentang cara memilih founder berkualitas, Willson menyatakan bahwa East Ventures bukanlah bisnis teknologi, melainkan bisnis yang berhubungan erat dengan manusia.

“Semua orang bisa membuat rencana bisnis. Namun, kami harus mencari tahu apakah mereka mempunyai kemampuan eksekusi yang baik sejak pertama kali bertemu. Hal ini memang memerlukan insting, namun kamu akan bisa merasakannya. Investasi memang lebih menyerupai seni, bukan ilmu pasti.”

Baca Juga: Perjalanan 10 Tahun East Ventures

Fokus adalah kunci

East Ventures selalu menyarankan para founder mereka untuk memenangkan pasar lokal terlebih dahulu, sebelum melakukan ekspansi ke negara lain. Benar-benar fokus pada satu hal atau satu pasar tertentu merupakan sesuatu yang penting dalam menjalankan sebuah startup digital.

“Jika kamu mencoba untuk melakukan ekspansi sebelum memenangkan pasar lokal, kamu akan mendapat banyak masalah dan hambatan. Jika kamu hanya beroperasi di negara yang sangat besar seperti Indonesia, akan lebih mudah untuk melakukan berbagai hal,” ujarnya.

Hal lain yang menjadi fokus dari East Ventures adalah memastikan portofolio mereka bisa memberikan dampak yang positif dan memiliki metode yang baik dalam semua hal yang mereka lakukan. Dampak ini harus bisa menyentuh berbagai lapisan masyarakat, mulai dari Kelas-A, Kelas-B, hingga masyarakat kelas bawah. Salah satu contoh baik dari hal ini adalah startup unicorn seperti Tokopedia dan Traveloka yang bisa memberikan dampak positif bagi ratusan juta orang di Indonesia dan Asia Tenggara.

Berdasarkan laporan E-Conomy 2019 dari Temasek, ekonomi internet Indonesia telah mencapai angka US$40 miliar tahun ini. Data internal East Ventures menunjukkan bahwa portofolio mereka telah berkontribusi sebesar 45% terhadap angka tersebut. Di saat yang sama, mereka pun berhasil memberdayakan lebih dari 8,5 juta UMKM di Indonesia.