Super Financial App KoinWorks dukung UKM lewat inklusi finansial di tengah pandemi

6 Juli 2021

Mahakarya dua pakar fintech, Benedicto Haryono dan Willy Arifin, KoinWorks lahir dengan dua objektif utama. Pertama, membantu individu dan bisnis merealisasikan tujuan keuangan mereka. Kedua, menciptakan sebuah aplikasi yang menjawab berbagai kebutuhan finansial dan paling penting, mudah digunakan. 

Sejak berdirinya KoinWorks di tahun 2016, super financial app ini selalu berusaha menyediakan inklusi keuangan bagi setiap lapisan masyarakat Indonesia melalui peer-to-peer (P2P) lending. Tahun ini, khususnya, KoinWorks berkonsentrasi agar UKM dapat mengakses pembiayaan online dengan lebih mudah. Misi ini tentunya tidak muncul tiba-tiba, tetapi didukung oleh fakta melonjaknya jumlah permintaan pinjaman sebesar 32% selama pandemi. 

“Visi kami adalah memudahkan masyarakat Indonesia dalam memanfaatkan peluang dengan lebih baik melalui inklusi keuangan. KoinWorks berusaha memberikan akses untuk UKM ke layanan keuangan agar mereka bisa berekspansi, melakukan transaksi dengan cepat, mendapatkan barang dengan mudah serta meningkatkan transaksi dengan klien dan mengelola kas. Semua ini bisa dilakukan berkat bantuan teknologi dan data,” ujar Benedicto Haryono, CEO dan pendiri KoinWorks. 

Misi untuk memberikan inklusi keuangan juga disokong oleh fakta bahwa UKM merupakan pasar yang belum dimanfaatkan dan adanya kesenjangan pendanaan sebesar US$80 miliar untuk mereka. Hingga saat ini, hanya setengah dari pasar tersebut yang baru ditangani oleh industri perbankan Indonesia. Namun, perlu diingat bahwa hal ini bukanlah tanggung jawab yang harus diemban industri perbankan semata, karena berbagai dukungan dari para pemangku kepentingan terkait akan mempercepat laju ekonomi digital di Indonesia. 

Fokus KoinWorks ini juga mencerminkan poin utama pada laporan East Ventures Digital Competitiveness Index (EV-DCI) 2021 yang menyatakan bahwa COVID-19 telah mendorong dan mempercepat transformasi digital agar bisnis tetap bisa bertahan. Salah satu pihak yang dapat memanfaatkan momentum dan transformasi digital dengan baik adalah UKM. 

UKM memetik keuntungan dari transformasi digital karena jenis usaha ini mendominasi total bisnis di Indonesia. Sayangnya, dari total 64 juta UKM, baru 12 juta yang memanfaatkan peluang online. Oleh karena itu, KoinWorks mengambil langkah untuk mengedukasi UKM mengenai layanan keuangan digital. Penelitian EV-DCI 2021 juga menegaskan bahwa Fintech merupakan salah satu industri yang berkembang pesat di masa pandemi. Sekarang, Internet tidak hanya digunakan untuk memasarkan produk, tapi juga untuk mendapatkan pembiayaan. 

Majunya super financial app

2016 adalah tahun KoinWorks resmi berdiri. Berpegang pada prinsip bahwa setiap individu dan bisnis dapat mewujudkan impian finansial mereka hanya melalui satu platform digital dan perangkat dalam genggaman tangan, aplikasi KoinWorks diluncurkan dengan dua layanan utama: KoinP2P dan RoboLending (sekarang dikenal sebagai ‘KoinRobo’). KoinP2P adalah layanan peer-to-peer di mana investor bisa meminjamkan uang mereka kepada peminjam, baik individu atau UMKM. Layanan kedua, KoinRobo, memungkinkan investor untuk memilih bisnis dari bidang tertentu yang ingin mereka bantu. Hal ini tentunya memudahkan investor untuk menciptakan dampak sosial yang positif.

Sesuai data per Februari 2021, KoinWorks telah menjaring lebih dari 657.156 pengguna. Sejak lahirnya super financial app ini hingga sekarang, KoinWorks telah meminjamkan kurang lebih 3,82 triliun rupiah dengan rata-rata penyaluran sebesar 200 sampai 300 miliar rupiah per bulan. 

COVID-19 memang menguji kreativitas dan inovasi setiap perusahaan. Namun, KoinWorks menolak untuk tunduk di bawah tekanan dan tetap melaju dengan meluncurkan layanan yang lebih menyeluruh dan mencakup aset yang lebih komprehensif seperti KoinGold (investasi emas), KoinBond (obligasi), dan KoinGaji (pembayaran gaji). Kemampuan adaptasi KoinWorks terhadap musim dan medan yang kerap berubah serta komitmen yang kontinu untuk menghasilkan produk terbaik akhirnya berbuah manis. Hal tersebut dibuktikan dengan pertumbuhan pengguna sebesar 61% meski COVID-19 sedang merajalela. 

Kreativitas dan inovasi KoinWorks tidak berhenti di situ, karena Chief Operating Officer KoinWorks, Bernard Arifin, menjelaskan lebih lanjut bahwa KoinWorks sedang menggarap kemitraan strategis yang dapat memberikan lebih banyak kemudahan bagi UKM dan individu. “Kami telah bekerja sama dengan beberapa institusi, baik perbankan, e-commerce B2C dan B2B, platform logistik, layanan point of sales (POS) dan pihak lain yang membentuk ekosistem UMKM,” kata Bernard kepada Bisnis.com.

Meraih distribusi yang lebih merata di luar Jawa

Karena KoinWorks merupakan platform online, wajar jika penyaluran pinjaman tertinggi ada di provinsi-provinsi dengan infrastruktur digital terbaik. CEO Benedicto Haryono juga memaparkan lebih detail bahwa penyaluran pinjaman melalui KoinWorks menjamah wilayah Jabodetabek, pulau Jawa serta pulau lain seperti Kalimantan, Sumatra, dan Indonesia Timur.

Jakarta dan Jawa merupakan dua wilayah dengan penyaluran pinjaman tertinggi. Adanya kesenjangan yang cukup signifikan antara Jakarta dan Jawa dibandingkan pulau-pulau lain karena kedua daerah ini masuk dalam fase ekspansi pertama KoinWorks. 80% bisnis yang menggunakan layanan KoinWorks berlokasi di Jawa. Data EV-DCI juga menunjukkan fenomena ini. Dari 10 kota dengan daya saing digital tertinggi, 8 berasal dari wilayah Jabodetabek dan Jawa. 

Salah satu dari banyak tantangan yang ingin ditaklukkan KoinWorks adalah perluasan layanan dan jangkauan ke lebih banyak kota terpencil yang berada di luar area metropolitan. Meskipun KoinWorks memiliki pengguna dari hampir seluruh wilayah di Indonesia, membuat distribusi pengguna lebih merata di pulau-pulau lain selain Jawa adalah prioritas. Sumatra, Kalimantan, dan Indonesia Timur adalah tiga pulau yang menjadi fokus utama KoinWorks agar perataan distribusi pengguna dapat tercapai. Satu faktor yang mungkin menyebabkan distribusi pengguna tidak merata adalah konsep layanan keuangan digital yang masih asing di telinga banyak orang. 

Benedicto membuat pernyataan menarik mengenai dua wilayah yang berpotensi berkembang dalam jangka panjang jika mereka memutuskan untuk menjalani transformasi digital secara konsisten, yaitu Sumatra Utara dan Bali. Bali, khususnya, menjadi pusat perhatian karena berhasil menempati urutan ke-4 dalam daya saing digital.

Terus membina UKM di tengah pandemi dan banyaknya tantangan

Sebelum pandemi COVID-19 melanda, KoinWorks secara konsisten mengedukasi daerah terpencil tentang layanan keuangan digital secara rutin. Namun, melihat situasi sekarang yang telah berubah, akses ke area-area ini pun menjadi terbatas. Meski begitu, KoinWorks menolak mengikuti status quo. Dalam era new normal ini, KoinWorks mengadakan webinar dan berkolaborasi dengan lembaga pemerintah seperti Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif agar program sosialisasi dan literasi tetap terselenggara. 

Meski banyak tantangan lainnya, seperti data yang masih terfragmentasi dan banyaknya ketidakpastian, KoinWorks berkomitmen untuk terus berinovasi dalam membina UKM. Satu kendala yang sering dihadapi UKM adalah rendahnya tingkat persetujuan dalam mendapatkan pinjaman. Namun, KoinWorks mampu mengatasi masalah tersebut berkat data UKM lintas genre, mulai dari e-commerce, POS hingga perangkat lunak sumber daya manusia. Alhasil, terbentuklah fitur Pre-Approved Loan dari KoinWorks untuk mengatasi ketidakpastian tersebut. 

Pandemi juga mengukuhkan misi dan komitmen KoinWorks untuk mengembangkan UKM, seperti yang ditunjukkan oleh kasus salah satu klien KoinWorks yang tinggal di luar area metro, Dedy Liem. Ia menggunakan layanan KoinWorks untuk meningkatkan usaha seprai miliknya sejak tahun 2016. Bisnis Dedy merupakan salah satu dari banyak usaha yang terkena dampak COVID-19. KoinWorks pun membantu Dedy dengan mengubah skema pembayaran pinjaman (restrukturisasi). Akhirnya, Dedy dapat menjalani bisnisnya dengan lancar di masa pandemi. 

“Meningkatkan inklusi dan literasi finansial di Indonesia adalah semangat fintech yang sebenarnya. Berpegang pada semangat ini, KoinWorks berkomitmen menyediakan akses ke layanan keuangan bagi mereka yang kurang dan belum memahami jasa ini dengan baik,” tutup Benedicto.

“Inklusi keuangan adalah kunci untuk meningkatkan daya saing digital di setiap provinsi dan skor EV-DCI secara keseluruhan. Kami sudah menyaksikan kontribusi KoinWorks pada adopsi digital dengan merangkul mereka yang belum mengerti layanan keuangan digital. Pertumbuhannya luar biasa dan bahkan semakin cepat selama pandemi. KoinWorks memiliki potensi yang besar untuk terus bertumbuh, karena masa depan teknologi adalah fintech,” ujar David Fernando Audy, Operating Partner di East Ventures.