Efek Berantai Infrastruktur Digital

Efek Berantai Infrastruktur Digital Indonesia

2 August 2019

Sebagai venture capital, hal terpenting yang perlu dicermati dari investasi yaitu mendapatkan keuntungan finansial. Tapi perbedaan mendasar dari hipotesis investor lokal dan luar negeri adalah pada pendekatan dan perhitungan keputusan investasi.

Investor luar negeri melakukan pendekatan top down. Sebagai contoh, mereka akan melihat besarnya potensi pasar Indonesia, kemudian turun ke target market, lalu ke faktor pendukung dan risiko yang mempengaruhi market. Terakhir, waktu target keuntungan finansial tercapai.

Sementara sebagai investor lokal, pendekatan yang kami gunakan bottom up. Dengan merasakan berbagai masalah di bawah, kami berpikir apakah teknologi dan internet dapat menjadi alat untuk menyelesaikan masalah. Komponen apa saja yang perlu dibangun dan digunakan sehingga masalah tersebut terselesaikan 10 kali lebih cepat, lebih murah, dan lebih efisien.

Setelah rumusan masalah dan solusi ditemukan, baru kemudian dipikirkan model bisnis yang sesuai dan jalan mendapatkan keuntungannya.

Lihat saja bagaimana Gojek melihat kemacetan sebagai problem statement. Ojek yang sudah ada berpuluh-puluh tahun digabung dengan internet dan smartphone menjadi solusi transportasi cepat dan tepat, dan sekarang berkembang lebih dari sekadar aplikasi ojek online.

Ada pula Traveloka yang melihat Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar yang juga membutuhkan informasi penerbangan domestik sebagai problem statement awal. Dengan menggunakan internet sebagai platform untuk mendapatkan informasi penerbangan dengan mudah, Traveloka sekarang berkembang lebih dari sekadar aplikasi perjalanan.

Sementara Mokapos melihat kesulitan pedagang kecil mengatur sistem pembayaran sebagai rumusan masalah. Mereka membuat tools yang sampai sekarang membantu puluhan ribu pedagang kecil mengatur pembayaran kasir, inventori, customer engagement sehingga mempercepat proses transaksi. Para UMKM ini bisa mengakses tools yang dimiliki perusahan besar dengan harga terjangkau.

Lompatan solusi juga diperlihatkan oleh Tokopedia yang awalnya membantu pedagang rumahan agar bisa berjualan dengan mudah. Sampai sekarang, perusahaan ini telah membantu enam juta merchant dan menyediakan beragam layanan untuk mempermudah perdagangan dan transaksi. Lompatan solusi juga diperlihatkan oleh Tokopedia yang awalnya membantu pedagang rumahan agar bisa berjualan dengan mudah.

Demikian juga Warung Pintar yang membuat rumusan masalahnya ketika membantu warung kecil supaya lebih efisien dengan merenovasi tempat perniagaannya agar bersih, lengkap dengan internet dan aplikasi pembayaran serta order stok. Dalam waktu kurang dari dua tahun, sekarang Warung Pintar sudah berkembang ke lebih dari 2.500 warung.

Semua contoh di atas melalui pendekatan venture capital dalam bantuan pendanaan dan scaling tanpa sengaja membangun infrastruktur digital dengan lengkap. Masalah-masalah kecil di sekitar kita diselesaikan dengan pendekatan terarah, fokus, dan tepat sasaran. Sehingga, pada saat digabung mendapatkan compounding effect dan membuat infrastruktur digital Indonesia lengkap.

Ketika ada kemampuan memasak dan ingin berusaha kuliner, mereka bisa dengan cepat menghitung pendapatan harian, penggunaan bahan, dan menerima beragam mode pembayaran dengan Mokapos, dapat langsung melayani pelanggan lebih luas dengan Go-Food, dan menghitung pajak dengan Mekari. Semua dapat dilakukan 10 kali lebih cepat dari beberapa tahun yang lalu.

Bagi orang yang ingin menambah pendapatan dengan berdagang di depan rumah, cukup menghubungi Warung Pintar. Mereka akan mendapatkan modal, warung, pengaturan stok, dan pelatihan berdagang yang baik.

Begitu juga saat ada hasil kerajinan tangan yang ingin cepat dijual secara online, cukup menghubungi Sirclo yang akan membantu mendistribusikan barang tersebut ke semua online store. Tak hanya itu, ada layanan mengatur stok di gudang, pengiriman, dan membantu marketing sehingga barang tersebut dikenal banyak orang.

Inilah infrastruktur digital Indonesia yang dibangun dengan crowd sourcing brain power anak-anak terbaik bangsa.

Sumber: Katadata