Sinergi Pemerataan Digitalisasi di Seluruh Negeri
Dari perspektif Andre Soelistyo, CEO of GoTo Group & GoTo Financial
Indonesia diperkirakan menjadi pemain ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara. Apa saja tantangan dan kendala yang dihadapi untuk mendorong penguatan ekonomi digital di Indonesia?
Pertama adalah menciptakan SDM yang mumpuni. Jumlah startup di Indonesia telah mencapai lebih dari 2.200 perusahaan dan akan terus berkembang. Hal ini menunjukkan bahwa regulasi di Indonesia cukup kondusif sehingga dapat mendorong ekosistem startup untuk berkembang. Namun, ada kekurangan tenaga kerja pada industri ekonomi digital.
Yang kedua adalah infrastruktur logistik yang memadai. Sebagai negara kepulauan, Indonesia masih memiliki tantangan untuk menciptakan infrastruktur logistik yang memadai dan terjangkau agar ekonomi digital dapat dinikmati oleh masyarakat di berbagai lokasi di Indonesia. Ketiga, kemudahan berbisnis bagi UMKM sebagai tulang punggung dari industri ekonomi digital. Dengan menyediakan berbagai sarana yang menunjang kemudahan berbisnis bagi UMKM Indonesia, maka UMKM dapat berkembang bersama dengan industri.
Pandemi menjadi momentum percepatan transformasi digital di berbagai bidang. Bagaimana melihat kondisi talenta Indonesia yang siap mengisi lapangan kerja di era industri 4.0?
Kolaborasi antara pemerintah dan pelaku industri teknologi perlu terus dilakukan agar para talenta digital dapat terbekali dengan skill set dan pengalaman yang sesuai dengan kebutuhan industri global, terutama mengingat pesatnya industri teknologi berkembang dan persaingan tidak dibatasi oleh geografi. Kami di GoTo turut serta dalam program pengembangan SDM digital lewat Kampus Merdeka yang digagas Kemendikbudristek. Kami juga menggelar program pengembangan talenta teknologi muda yaitu Generasi GIGIH. Di GoJek, ada GoAcademy, inkubator talenta dan Gojek Xcelerate. Sementara itu melalui Tokopedia, terdapat sejumlah inisiatif seperti Tokopedia Goes to Campus, Product Design Academy, Tokopedia DevCamp, dan berbagai kolaborasi dengan universitas lainnya.
Dengan potensi pasar Indonesia yang sangat besar, adopsi digital menjadi suatu keharusan. Apa saja sinergi yang dilakukan oleh GoTo dengan stakeholder lainnya dalam mendukung pemerataan digitalisasi?
Salah satu sinergi pemerataan digitalisasi khususnya bagi pelaku UMKM Indonesia adalah gerakan #BangkitBersama. Salah satu programnya adalah pelatihan bagi pelaku UMKM guna memperkuat daya saing lewat digitalisasi. Kemudian, GoTo Financial juga mengembangkan kompetensi UMKM non-kuliner melalui Komunitas Retail GoTo Financial (KONTAG). Komunitas ini bagian dari inisiatif Akademi Mitra Usaha (KAMUS) yang telah melatih lebih dari 50.000 UMKM di seluruh Indonesia selama 2021. Tentunya kami berintensi untuk terus mengeksplorasi berbagai kolaborasi lainnya dengan berbagai pihak guna mendukung pemerataan digitalisasi di seluruh negeri.
Merging antara GoTo dan Tokopedia merupakan keputusan besar yang dilakukan di tengah-tengah pandemi. Bagaimana sejauh ini perkembangan GoTo dalam memajukan UMKM melalui platform digital?
Keputusan membentuk GoTo menghasilkan sebuah platform yang menyatukan layanan on-demand, ecommerce, dan financial technology dalam satu ekosistem. Sejauh pengetahuan kami, platform GoTo adalah platform pertama yang melakukan hal ini di Asia Tenggara. Dari situ, kami memiliki infrastruktur dan sumber daya yang dapat membantu UMKM dalam menerapkan digitalisasi di setiap langkah operasional bisnis. Menurut riset LD FEB UI, omset mitra UMKM GoTo Financial di akhir tahun 2021 diperkirakan meningkat 37% (yoy) atau setara Rp 53,2 triliun.
Dari sisi konsumen, terjadi peningkatan penggunaan layanan digital yang membantu para UMKM untuk tumbuh. Menurut riset LPEM FEB UI, 7 dari 10 [pelaku usaha/pedagang di] Tokopedia mengalami peningkatan penjualan mencapai 133% selama pandemi. Kemudian, bagi pelaku UMKM, GoPay menjadi gerbang pembuka akses keuangan digital. Sebanyak 60% UMKM pertama kali bertransaksi non-tunai dengan GoPay.
Seiring dengan perkembangan teknologi, kejahatan siber juga semakin meningkat. Apa saja langkah kebijakan perusahaan dalam meningkatkan keamanan para pengguna produk dan layanan digital?
Kami berfokus pada tiga aspek dalam meningkatkan keamanan. Yang pertama adalah proteksi, menekankan pentingnya langkah perlindungan preventif. Kami mengimplementasikan kebijakan privasi serta membentuk tim Data Protection Officer. Kemudian, edukasi dengan meningkatkan literasi digital pengguna, mitra pengemudi serta merchants melalui kampanye #AmanBersamaGojek. Tokopedia juga secara aktif melakukan edukasi serupa kepada pengguna serta mitra pedagangnya. Terakhir adalah teknologi, dengan menghadirkan inovasi fitur dan teknologi untuk meningkatkan keamanan digital.