Inside Indonesia's most financially literate provinces
East Ventures

Share

24 Oktober 2023

EV-DCI

Lima provinsi paling melek finansial di Indonesia dan yang bisa dipelajari dari mereka

Revolusi keuangan sedang terjadi di seluruh kepulauan Indonesia. Industri keuangan Indonesia sedang bertransformasi signifikan  dengan dorongan industri teknologi finansial (fintech).

Edisi terbaru dari East Ventures – Digital Competitiveness Index (EV-DCI) 2023 menunjukkan bahwa perkembangan fintech sangat besar didorong dengan  besarnya jumlah populasi usia produktif dan berpenghasilan besar. Perpaduan antara inovasi keuangan dan edukasi telah mengubah sektor ekonomi dan  memberdayakan masyarakat lebih luas. 

Tiga pendorong utama pertumbuhan fintech adalah perpaduan antara nilai transaksi, literasi, dan inklusi keuangan. “Literasi keuangan mengenai fintech dan pinjaman online diperlukan untuk mendorong literasi masyarakat agar masyarakat memiliki pemahaman yang lebih baik dan dapat mencegah terjadinya gagal bayar secara tiba-tiba,” ujar Airlangga Hartarto, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia, dalam laporan EV-DCI 2023.

Dengan menjamurnya platform fintech untuk berbagai kebutuhan saat ini, kami ingin melihat lebih dekat lima provinsi dengan literasi keuangan tertinggi dan upaya pemerintah dalam mendukung perkembangannya.

Indeks literasi keuangan tahun 2022 berdasarkan provinsi

Riau

EV-DCI 2023 menunjukkan bahwa daya saing digital Riau berada di peringkat ke-21 di antara 38 provinsi. Namun, provinsi ini menorehkan skor yang luar biasa dengan memiliki indeks literasi keuangan tertinggi yaitu 67,27%, menurut laporan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada tahun 2022.

Riau didukung oleh pilar Infrastruktur yang kuat, dengan lebih banyak desa yang memiliki konektivitas internet yang kuat. Uniknya, pilar Keuangan justru mengalami penurunan. Namun, tingkat literasi keuangan yang mencapai 67,27% menjadi lebih tinggi  dibandingkan dengan provinsi-provinsi lain yang jumlah penduduknya lebih besar. Tingkat literasi Riau  juga jauh lebih tinggi daripada rata-rata nasional yang hanya 49,68%.

Untuk meningkatkan literasi keuangan , OJK setempat telah meluncurkan berbagai program edukasi keuangan. Sebagai contoh, mereka berkolaborasi dengan pemerintah mengadakan kegiatan Training of Trainers (ToT) bagi guru-guru ekonomi SMA di Riau yang terpilih dari 100 sekolah pada tahun 2017. Yang terbaru adalah meluncurkan program Literasi dan Edukasi Keuangan untuk Perempuan Aisyiyah di Riau. Program ini melibatkan lebih dari 150 peserta dan diikuti dengan penandatangan komitmen bersama untuk meluncurkan Literasi dan Edukasi Pasar Modal kepada 1.000 perempuan Riau.

Nusa Tenggara Barat

Hanya satu peringkat di bawah Riau, daya saing digital Nusa Tenggara Barat berada di posisi ke-22 tahun ini, dengan indeks literasi keuangan sebesar 65,45%. Laporan EV-DCI 2023 menunjukkan bahwa pilar Keuangan meningkat, begitu pula dengan adopsi e-wallet. 

Kepala OJK cabang Nusa Tenggara Barat juga mengungkapkan bahwa peningkatan tersebut sangat dipengaruhi oleh gencarnya sosialisasi dan edukasi yang dilakukan kepada seluruh pemangku kepentingan di tengah pembatasan COVID-19. Edukasi masyarakat secara online dan offline juga dilakukan dengan mengikuti protokol COVID-19. Lembaga keuangan, baik bank maupun non-bank, menjadi lebih mudah diakses. Layanan mereka tidak lagi terpusat di kota, tetapi sudah menjangkau kecamatan dan desa.

Kepulauan Bangka Belitung

Naik 12 peringkat dibandingkan tahun sebelumnya, daya saing digital Kepulauan Bangka Belitung berada di posisi ke-17 dalam EV-DCI tahun ini. Pilar Infrastruktur menyumbang skor terbesar, didukung oleh peningkatan ‘Rasio Desa dengan Sinyal Kuat dan Sangat Kuat’. Dengan infrastruktur yang lebih baik, masyarakat dapat mengakses informasi dan edukasi mengenai produk keuangan secara mudah.

Dengan tingkat literasi keuangan sebesar 62,34%, OJK Kepulauan Bangka Belitung bersinergi dengan pemerintah melalui percepatan akses terhadap belanja daerah, edukasi, dan praktik layanan keuangan. Beberapa lembaga keuangan juga memprakarsai program-program untuk meningkatkan literasi keuangan di provinsi ini. Sebagai contoh, salah satu bank swasta terbesar di Indonesia, Bank Central Asia (BCA), meluncurkan program regional 2022 yang disebut ‘Gerakan Bangga Buatan Indonesia,’ – yang dikemas dengan berbagai kegiatan seperti pop-up market, kompetisi mural, talkshow literasi keuangan, dan lain-lain. Hal ini juga bertujuan untuk memperkuat pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Bangka Belitung.

Selain itu, Galeri Investasi Digital (GID) Bursa Efek Indonesia (BEI) diluncurkan di Kepulauan Bangka Belitung untuk mempermudah akses masyarakat terhadap informasi pasar modal dan investasi bursa.

Kalimantan Utara

Didukung oleh penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang tinggi, daya saing digital Kalimantan Utara berada di peringkat ke-23 dalam EV-DCI 2023. Laporan OJK juga menunjukkan bahwa literasi keuangannya mencapai 58,70%. Menariknya, Kalimantan Utara mendorong para siswa tentang pentingnya menabung secara antusias.

Pemerintah daerah dan OJK berkolaborasi dalam meluncurkan program KEJAR pada Desember 2022, yang juga mendukung gerakan ‘Satu Rekening Satu Pelajar.’ Program ini bertujuan untuk meningkatkan literasi keuangan provinsi di unit-unit pendidikan melalui budaya menabung bagi siswa sekolah.

Bali

Meskipun berada di posisi ke-7 dalam EV-DCI 2023, daya saing digital tertinggi di antara lima negara lainnya, literasi keuangan Bali berada di posisi ke-5. Pandemi COVID-19 telah mengguncang Bali, dan menurunkan pilar Ekonomi Bali secara menyeluruh, dan masih belum pulih sepenuhnya hingga saat ini.

Meski demikian, literasi keuangannya yang sebesar 57,66% patut diacungi jempol. Pemerintah daerah dan OJK telah memprakarsai program-program provinsi untuk meningkatkan literasi keuangan. Salah satunya adalah edukasi literasi keuangan kepada para penyandang disabilitas, anggota Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK), pelaku UMKM, dan tokoh masyarakat di Desa Bengkala, Kabupaten Buleleng, melalui kegiatan ‘OJK Ngiring ke Banjar.’ Baru-baru ini, OJK juga meluncurkan Learning Management System Edukasi Keuangan (LMSKU) OJK Championship Tahun 2023 (LOC 2023), untuk meningkatkan literasi keuangan para siswa SMA di Bali.

Selain itu, Bali memiliki antusiasme yang tinggiuntuk menjadi pusat komunitas digital di Indonesia  dan menciptakan peluang kerja bagi para pelaku ekonomi kreatif.

Menyeimbangkan antara literasi dan inklusi keuangan

Meskipun angka literasi keuangan di lima provinsi ini cukup tinggi, masih ada kebutuhan mendesak untuk menyeimbangkannya dengan inklusi keuangan. Literasi keuangan saja tidak dapat memastikan bahwa semua warga negara dapat mengakses alat dan sumber daya yang dibutuhkan untuk berpartisipasi dalam sistem keuangan.

Semakin baik inklusi keuangan, semakin banyak kesenjangan yang dijembatani. Menggabungkan inklusi dan literasi keuangan dapat membantu masyarakat membuat keputusan keuangan yang lebih baik dan memperluas peluang bagi masyarakat yang belum memperoleh layanan keuangan. 

Bagi para pelaku usaha – peran Anda sebagai katalisator sangatlah penting. Dengan memahami kebutuhan dan tantangan unik di berbagai provinsi, pelaku usaha dapat menyesuaikan produk dan layanan mereka agar lebih inklusif dan mudah diakses.

Indonesia masih memiliki banyak tugas dalam mendorong pemerataan ekonomi yang lebih besar dan memberi keadilan digital bagi seluruh rakyat Indonesia. Pencapaian ini dapat terwujud jika semua pemangku kepentingan berkolaborasi – pemerintah, bisnis, dan masyarakat.


Unduh laporan EV-DCI 2023 di sini.