Peresmian IDN Media Hyper Local Sulsel, Millennial Sambut Antusias

23 April 2019

Makassar, IDN Times – Media daring yang menyajikan suara Millenial dan Generasi Z, IDN Times, di tahun keempat terus memperluas jangkauan melalui kanal hyperlocal. Kini mereka hadir di regional Sulawesi Selatan melalui kanal IDN Sulsel.

IDN Sulsel diresmikan melalui kegiatan IDN Times Millennial’s Forum, di Gedung Rektorat Universitas Hasanuddin, Makassar, Selasa (23/4). Hadir Founder and CEO IDN Media Winston Utomo, Editor in Chief IDN Times Uni Lubis, Rektor Universitas Hasanuddin Prof Dwia Aries Tina Pulubuhu, dan Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah.

Acara dengan tema Unleashing Innovation: Embracing Entrepreneurship DNA dihadiri seratusan lebih mahasiswa lintas kampus dalam kota. Mereka mendengarkan pengalaman Winston dan Uni di bidang media, serta kiat Nurdin dan Dwia dalam membangun karakter kepemimpinan.

Peresmian IDN Sulsel ditandai penandatanganan plakat dan prasasti oleh Gubernur Nurdin. Dia berharap media ini menjadi pendorong dan motivasi bagi millennial di daerahnya untuk lebih berkembang.

“Selamat. Semoga IDN mengangkat potensi millennial kita, jadi berkah dan wadah menyalurkan aspirasi dan gagasannya,” kata Nurdin.

1. Mahasiswa antusias menyimak pemaparan dalam forum

IDN Times Millennial’s Forum digelar di Ruang Senat, lantai 2 Gedung Rektorat Unhas, kampus Tamalanrea. Sejak pukul 7.00 pagi, mahasiswa dari berbagai latar belakang sudah ramai memenuhi area kegiatan untuk memulai dimulainya acara.

Sebelum menyimak pemaparan setiap narasumber dalam forum, hadirin disajikan video pengenalan IDN Times dan IDN Times Millennial’s Forum. Mereka juga diajak untuk ikut ambil bagian pada IDN Times Community Writers, yang jadi wadah kaum muda menulis dan menyebarkan gagasannya kepada khalayak.

2. IDN Sulsel hadir untuk kalangan muda

Editor in Chief IDN Times Uni Lubis menerangkan, kanal regional IDN Sulsel hadr untuk menyediakan informasi terkini dan aktual untuk millennial di Makassar dan sekitarnya. Laman juga akan diisi dengan cerita informatif yang erat kaitannya dengan nuansa dan kebudayaan lokal.

IDN hyperlocal ditargetkan berdiri pada 34 provinsi se- Indonesia tahun ini. Sehingga millennial yang akan jadi pemimpin masa depan punya bekal informasi yang berkualitas.

“2045 millennial akan jadi leader. Mengapa tidak dari sekarang untuk menyiapkan masa keemasan mereka,” ucap Uni.

3. Millennial jangan bangga dengan bonus demografi

Rektor Unhas Prof Dwia mengajak anak-anak muda untuk terus mengaktualisasi diri. Jangan sampai bonus demografi yang selama ini jadi kebanggaan, justru tidak berarti karena hidup tidak diarahkan ke jalan yang benar.

Dwia menyebut IDN Times Community Writers sebagai salah satu ajang tepat mengembangkan diri. “Kalian punya power, suarakan keinginan, speak up, bicarakan apa yang selayaknya,” kata dia.

4. Catat lima hal yang dapat mengubah hidupmu

Winston, jelang lima tahun sejak mendirikan IDN Times dan IDN Media, mencatat lima hal berharga. Lima hal ini penting diterapkan anak muda jika ingin sukses dan mencapai impian di masa depan.

Yang pertama, mengambil hikmah dari setiap kejadian. Saat terjadi masalah, yakini itu sebagai akibat perbuatan sendiri agar tidak gampang menyalahkan orang lain.

Kedua, utamakan pengalaman dibanding uang. Lalu tidak takut gagal atau takut mencoba. Selanjutnya, usahakan kontrol ego dan perbanyak mendengarkan orang lain termasuk kritik. Dan semua itu akan lebih baik jika kamu tahu tujuan hidupmu.

“Semua orang ingin sukses. Tapi apa yang kamu lakukan jangan sama dengan orang lain,” ucap Winston.

5. Nurdin Abdullah: jaga integritas

Gubernur Nurdin Abdullah memaparkan sejumlah tahapan dalam kehidupan hingga akhirnya dia mencapai posisi sekarang. Salah satu yang selalu dia tanamkan adalah menjaga integritas.

Integritas banyak dipelajari Nurdin saat menyelesaikan pendidikan hingga jenjang S3 di Jepang. Negara kecil dengan minim sumber daya alam itu bisa maju karena orang-orang atau sumber daya manusianya selalu menjaga kepercayaan serta berupaya mengedepankan kepentingan orang banyak.

“Orang Jepang punya teamwork yang solid. Kita, kadang tahu, tapi tidak mau dibagi. Mau menonjol sendiri, merasa pintar dan hebat,” katanya.

“Penyakit yang menggurita di kita ego sektoral. Ini tantangan kita, bagaimana perkuat tim sehingga kita muncul sebagai orang hebat,” dia menambahkan.