Benedicto Haryono, Co-Founder & CEO KoinWorks
East Ventures

Share

5 April, 2023

Leadership

Startup diharapkan bisa bantu transformasi digital berjalan mulus: Benedicto Haryono, Co-founder & CEO of KoinWorks

Nilai ekonomi digital Indonesia diperkirakan mencapai US$ 63 miliar dan diperkirakan tumbuh mencapai US$ 360 miliar pada 2030. Bagaimana startup memainkan peran penting sebagai katalis pertumbuhan ekonomi digital?

Startup memegang peranan penting tapi dalam skala berbeda. Dulu kita melihat startup sebagai katalis pertama, karena ekonomi digital masih kecil, tapi sekarang skalanya jauh berbeda. Tidak hanya sebagai pemain dan katalis, startup juga sebagai fasilitator. 

Kami melihat industri keuangan sudah cukup masif melakukan digitalisasi. Hal ini juga diikuti oleh industri-industri lain. Akan tetapi hal yang cukup penting bagi kami adalah startup menjadi top leader yang diharapkan bisa memberikan guidance sehingga transformasi digital industri lebih mulus.

Selain itu, membangun kebijakan saat ini memiliki efek lebih besar, jauh lebih penting dibandingkan 3-5 tahun lalu. Dulu mungkin pemerintah belum terlalu melek, jadi efeknya tidak terlalu besar. Semoga startup bisa lebih proaktif, dan pemerintah pun lebih terbuka untuk berdiskusi.

Perekonomian global diperkirakan akan menghadapi perfect storm atau krisis multidimensional. Apa saja strategi yang disiapkan KoinWorks untuk menghadapi kondisi tersebut? 

Kami tidak berpikir sampai ke situ, tapi tentunya pasti ada perubahan secara makro yang perlu diantisipasi. Misalnya, kami membuat portofolio yang lebih intensif dibandingkan tahun sebelumnya. Kami juga melihat perubahan pada customer behavior. Misalnya, merchant yang mulai kembali ke offline. Mereka memiliki channel online dan mulai kembali offline untuk tetap berkembang mengikuti konsumen yang sudah kembali berbelanja online dan offline

Jadi, pertama tentu saja industri mengalami pergeseran. Kedua, kondisi makro ekonomi menuntut untuk lebih defensif. Ketiga, sisi likuiditas investor digital juga mengalami perubahan. Jadi kami mencoba beberapa upaya kerjasama strategis, baik dari sisi investor maupun lembaga keuangan. Akan tetapi kami melihat sisi investor mungkin terlalu terdampak kondisi global. Jadi Kami harap tahun depan bisa mulai bekerja sama dengan mereka. 

Di tengah digitalisasi yang tumbuh pesat, infrastruktur digital dan fisik masih belum merata di Indonesia. Bagaimana KoinWorks memanfaatkan peluang tersebut untuk mendorong pemerataan digital dan pertumbuhan ekonomi digital di daerah-daerah tier 2 dan 3 Indonesia?

Ini menjadi peluang dan masalah bagi kami di waktu bersamaan. Peluang pasti ada, tetapi masih ada gap yang bisa kita isi. Jadi, strategi kami tahun depan banyak masuk ke daerah-daerah tier 2 dan 3 dan menyasar level kecil dan mikro. Dua tahun ke depan kita akan buat strategi khusus untuk level kecil dan mikro di daerah tier 2 dan 3. 

Di sisi lain, kami melihat masalah infrastruktur fintech cukup vital karena menjadi kunci bagi kami dalam melayani pengguna dengan baik, misalnya KYC (Know-Your-Customer) dan customer behavior check. Ini menjadi masalah dan tentunya juga butuh kesiapan pemerintah.

Startup membawa inovasi teknologi yang berdampak nyata bagi ekonomi digital dan kolaborasi menjadi hal penting didalamnya, seperti apa dan bagaimana KoinWorks berkolaborasi untuk menumbuhkan ekosistem digital yang berkelanjutan?

Dari sisi infrastruktur, KoinWorks lebih pasif karena kami lebih fokus ke financial base. Yang kami bangun adalah environment yang lebih terhubung dengan mitra kami. Saat ini kami sedang dalam proses membangun infrastruktur API yang lebih baik sehingga mitra bisa masuk ke ekosistem dan mendapat solusi pendukung dari kami. Infrastruktur yang kami butuhkan justru pondasi yang kuat terlebih dahulu dibanding infrastruktur dasar.

KoinWorks meluncurkan KoinWorks NEO untuk mendukung transformasi UMKM. Bagaimana keberlanjutan program tersebut dalam memperkuat potensi dan daya saing digital di daerah?

Sejauh ini cukup bagus, 100 ribu orang sudah terdaftar dengan rate 50%. Fokus kami tahun depan adalah perbaikan infrastruktur. Sebagai model bisnis penyedia service, kami memiliki partner penyedia infrastruktur. Kendala utama kami saat ini adalah keandalan partner dengan provider mereka ataupun kami dengan provider kami sendiri. Dari situ, kami ingin membangun provider atau mitra cadangan agar transaksi end customer tidak terganggu.

Rasio Non-Performing Loan (NPL) diperkirakan akan meningkat di tengah situasi global dan ancaman resesi. Bagaimana strategi yang disiapkan KoinWorks dalam menghadapi situasi tersebut?

Pertama, kami lebih ke basic materials. Konsumen pasti pakai mungkin mereka consume less tapi gak less, Kami juga ada beberapa sektor yang tidak kami sentuh sama sekali. Salah satunya adalah aset properti karena meningkatnya lingkungan hidup juga berdampak cukup buruk pada properti. 

Di sisi lain, kami juga memperkuat collection capability, tidaknya hanya dari sisi under-rating tapi juga collection. Kedua, tentunya kami juga ingin terus mengembangkan internal governance sehingga collection team bisa bekerja dengan baik. 

Resiliensi bergantung pada kemampuan beradaptasi di tengah berbagai kondisi, pun ketika terjadi disrupsi. Bagaimana model bisnis dan talenta digital yang diperlukan untuk terus membuka potensi ekonomi digital yang baru?

Kalau model bisnis tidak terlalu banyak berubah, tetapi dengan masuk ke sektor small and micro, strategi utamanya adalah terkait pembiayaan. Kami ingin memberi pasokan barang secara langsung dibandingkan memberi cash. Ketika kita memberikan cash ke level micro, risiko mereka gagal bayar lebih tinggi karena mereka suka ambisius tentang sesuatu. 

Kedua, tenaga kerja selalu menjadi isu. Opsi pertama, idealnya merekrut SDM berpengalaman dan idealis. Akan tetapi, ini membutuhkan banyak waktu. Opsi kedua, melatih dan mengembangkan SDM yang kita miliki sehingga mendekati level ideal yang kita inginkan. Saya rasa kami saat ini sudah memasuki opsi kedua, karena opsi pertama terlalu mahal. Semoga program pelatihan dan pengembangan yang kami buat semakin terstruktur.

Agenda pertumbuhan ekonomi digital yang inklusif juga ditandai dengan keselarasan dengan SDG melalui penerapan ESG, bagaimana penerapannya di KoinWorks dan apa saja tantangan yang dihadapi?

Apa yang kami lakukan berdampak besar terhadap UMKM, namun selama ini kami belum pernah secara serius mengukur dampak tersebut. Oleh karena itu, kami melakukan sedikit perubahan di internal dengan menghadirkan SVP of Impact untuk mulai membentuk impact framework di KoinWorks. 

Dari sisi environment, dampak yang dihasilkan KoinWorks lebih di social dibandingkan environment. Ini karena untuk saat ini, usaha kecil dan mikro belum terlalu peduli terhadap lingkungan karena mereka lebih fokus untuk menghidupi keluarga mereka. Bukan berarti kami tidak menghadirkan green business. Kami memiliki portofolio terkait itu, tapi memang tahun depan kami butuh untuk menghadirkan program terkait. 

Salah satu instrumen pendukung perkembangan ekonomi digital adalah dalam perlindungan hak konsumen. Bagaimana koinworks melihat UU PDP berdampak bagi dorongan terhadap ekosistem digital?

Saya belum melihat keseluruhan dokumen, tapi berdasarkan ringkasannya saya cukup kecewa dengan kebijakan pemerintah. Seharusnya fokus pemerintah paling penting adalah membangun atau memberikan standar tertentu terhadap data interchange, dimana pemilik data bisa memilih untuk berbagi data kepada pihak lain untuk tujuan tertentu. Akan tetapi, yang lebih ditekankan pemerintah adalah terkait sanksi. Jadi sepertinya saat ini lebih fokus menekankan data security, bukan data ownership

Kami di KoinWorks juga menekankan data security, namun menurut saya ini hanya cost at the moment tapi kita tidak melihat adanya value dari sisi bisnis.


Unduh East Ventures – Digital Competitiveness Index 2023 di sini.