
Insights
Danantara Indonesia: Membangun ekonomi nasional sebagai destinasi investasi yang stabil dan menarik
Investasi asing memainkan peran penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia. Masuknya modal dari luar negeri membawa berbagai dampak positif, termasuk peningkatan sumber pemasukan, transfer teknologi dan pengetahuan, penciptaan lapangan kerja, serta perbaikan kualitas infrastruktur.
Untuk mendapatkan hasil tersebutl, pemerintah dan juga sektor swasta harus memastikan bahwa Indonesia dapat dilirik sebagai destinasi investasi yang andal dan menarik. Iklim investasi yang stabil dan kondusif juga tetap menjadi salah satu faktor utama yang dipertimbangkan oleh para investor dalam mengambil keputusan penanaman modal.
Selama lima tahun terakhir, Indonesia menunjukkan tren positif dalam Penanaman Modal Asing (PMA). Pada kuartal pertama tahun 2020, PMA yang masuk ke tanah air mencapai Rp98 triliun, lalu meningkat secara stabil dan mencatat pertumbuhan 134% hingga Rp230 triliun pada kuartal pertama tahun 2025 – sebuah pencapaian yang luar biasa..
Seiring dengan pencapaian ini, pemerintah Indonesia terus berupaya meningkatkan kepercayaan investor dengan mencapai target pertumbuhan ekonomi tahunan sebesar 8% sebagai bagian dari visi Indonesia Emas 2045. Salah satu langkah besar yang diambil adalah pembentukan dana kekayaan negara (Sovereign Wealth Fund) Daya Anagata Nusantara (Danantara).
Selain mengoptimalkan investasi Indonesia di luar negeri, pembentukan Danantara bertujuan menarik investor global ke dalam negeri serta meningkatkan daya saing Indonesia di kancah global melalui kolaborasi dengan sektor swasta domestik.
Dalam acara East Ventures Summit 2025, kami berkesempatan mendengarkan visi Danantara Indonesia yang dipaparkan oleh Pandu Sjahrir, Chief Investment Officer Danantara.
Bagaimana Danantara Indonesia menciptakan stabilitas investasi di Indonesia
Presiden Prabowo Subianto telah mencanangkan visi strategis untuk Danantara, yakni membuka babak baru bagi dana kekayaan negara milik Indonesia. Konsep ini awalnya dicetuskan oleh Profesor Soemitro Djojohadikoesoemo pada awal tahun 1970-an yang bertujuan membentuk sebuah perusahaan induk untuk mengelola seluruh aset negara di bawah satu lembaga.
Didirikan pada Februari 2024, Danantara Indonesia ditugaskan untuk mengelola dan mengoptimalkan portofolio aset Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang nilainya lebih dari Rp10.000 triliun. Mandatnya adalah menyalurkan aset-aset ini ke dalam investasi strategis jangka panjang yang selaras dengan prioritas ekonomi Indonesia.
Untuk mengelola aset besar tersebut secara optimal, Danantara telah membentuk dua divisi internal: induk operasional dan induk investasi. Induk operasional yang dipimpin oleh Dony Askaria, berfokus pada pengawasan operasional BUMN, pengelolaan seluruh aset secara efisien, dan penerapan praktik tata kelola yang bertanggung jawab.
“Sebagai induk operasional, kami ingin membangun perusahaan kelas dunia. Saat ini, ada sekitar 845 perusahaan yang telah dinaungi oleh Danantara Indonesia. Tugas kami adalah merampingkan bisnis perusahaan-perusahaan tersebut dan fokusnya ialah optimalisasi, efisiensi, memaksimalkan dividen, dan menjadi bagian dari perusahaan Global Fortune 500,” jelas Pandu Sjahrir, Chief of Investment Danantara.
Danantara berambisi menjadi pengatur serta pengelola modal yang memungkinkan investasi di sektor-sektor strategis menjadi lebih efisien. Saat ini sedang dilakukan restrukturisasi, di mana Danantara merencanakan transformasi bisnis untuk menciptakan nilai tambah dan menerapkan praktik manajemen risiko bagi BUMN Indonesia, termasuk peningkatan efisiensi operasional dan penguatan induk BUMN.
Di sisi lain, induk investasi—yang dipimpin oleh Pandu Sjahrir—memiliki tanggung jawab untuk menginvestasikan kembali dividen yang dihasilkan oleh perusahaan-perusahaan yang dikelola serta mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia secara keseluruhan.
Danantara Indonesia telah mengkategorikan beberapa kelas aset untuk investasi guna memaksimalkan keuntungan. Kelas aset tersebut mencakup energi dan utilitas terbarukan, layanan kesehatan, infrastruktur digital, transportasi, pangan, dan pertanian.
Properti atau real estat juga menjadi salah satu kelas aset utama dalam portofolio investasi Danantara, karena menawarkan potensi pengembalian yang signifikan.
“Tujuan strategis Danantara Indonesia adalah menciptakan pertumbuhan ekonomi melalui investasi, penciptaan lapangan kerja, manajemen risiko, dan keuntungan investasi. Dan kami harus bekerja sama dengan sektor swasta serta bermitra dengan investor global untuk mendorong inovasi,” tambah Pandu.
Pendanaan kekayaan negara Indonesia akan melalui empat fase transformasi: menilai fundamental bisnis, merampingkan organisasi, mengimplementasikan strategi, dan menciptakan nilai jangka panjang. Keempat fase ini dirancang untuk mengakomodasi tujuan kedua induk.
“Untuk tahun pertama, fokus utamanya akan lebih kepada proyek brownfield (aset bisnis yang sudah ada dan matang). Jika ada elemen greenfield (bisnis tahap awal), kami akan lebih berhati-hati untuk mengambil risiko,” ujar Pandu.
Meskipun baru didirikan, Danantara telah mencatat kemajuan yang signifikan. Pada April 2025, mereka telah merampungkan dana investasi bersama senilai US$4 miliar dengan Qatar Investment Authority (QIA). Dana ini akan difokuskan pada sektor-sektor strategis seperti hilirisasi mineral, energi terbarukan, ketahanan pangan, layanan kesehatan, dan infrastruktur digital di Indonesia.
Selain kemitraan di luar negeri, pemerintah Indonesia juga berupaya melibatkan sektor swasta dalam negeri untuk memperkuat iklim investasi. Danantara memiliki tujuan untuk bekerja sama dengan pelaku bisnis lokal yang memiliki keahlian dalam sektor yang spesifik guna mendorong pertumbuhan industri dan menciptakan lapangan kerja bernilai tinggi.
“Kolaborasi dengan sektor swasta lintas industri artinya kami bertindak sebagai penyedia pembiayaan modal dan mitra lokal, sementara pihak swasta akan membangun nilai dari investasi tersebut,” tegas Pandu.
Sudut pandang pihak swasta untuk mengoptimalkan peluang
Bagi sektor swasta, kehadiran Danantara Indonesia merupakan peluang emas untuk menjalin kemitraan strategis di berbagai sektor prioritas nasional seperti ketahanan pangan, energi terbarukan, layanan kesehatan, dan infrastruktur digital.
Danantara Indonesia beroperasi dengan pendekatan kolaboratif yang bertujuan memperkuat dan memberdayakan sektor swasta dengan memberikan dukungan lokal agar perusahaan mampu menjalankan proyek berskala besar.
Sebagai salah satu pemain besar di sektor swasta, Sinar Mas Golden Agri-Resources (GAR) melihat potensi jangka panjang yang besar dalam lanskap investasi Indonesia yang terus berkembang, terutama di sektor-sektor yang selaras dengan prioritas nasional. Perusahaan tetap fokus pada area di mana mereka memiliki kekuatan operasional yang mendalam, khususnya ketahanan pangan, pertanian berkelanjutan, dan pengembangan hilirisasi agribisnis.
“Kami mendorong pengembangan kapabilitas digital dalam bisnis kami, namun kami juga melihat potensi ke luar. Perusahaan akan mencari solusi yang dapat mendorong transformasi, meningkatkan efisiensi, bahkan mendisrupsi model bisnis yang sudah ada,” ujar Jesslyne Widjaja, Direktur Eksekutif Golden Agri-Resources.
Pengadopsian teknologi kini sudah menjadi kebutuhan, bukan pilihan. Perusahaan besar seperti Sinar Mas berfokus pada penguatan sektor inti mereka seperti agribisnis, properti, manufaktur, dan teknologi finansial, sembari secara aktif menjajaki peluang baru dan hilirisasi yang dapat menciptakan nilai jangka panjang.
Dengan merangkul kolaborasi dari seluruh pemangku kepentingan, pemerintah Indonesia mendorong terciptanya iklim investasi yang sehat dan menarik bagi investor asing. Tanggung jawab Danantara dalam menghasilkan keuntungan dari investasi di luar negeri, sama pentingnya dengan memastikan bahwa arus modal internasional memberikan manfaat nyata bagi bangsa Indonesia.
“Tugas kami tidak hanya berfokus pada investasi dalam negeri, tetapi juga global. Setiap investasi yang kami lakukan di luar negeri harus membawa kemajuan teknologi, pengetahuan, dan keahlian kembali ke Indonesia,” ujar Pandu.
Untuk membangun bisnis berkelanjutan dan berskala besar, sebuah perusahaan harus melihat lebih dari sekadar keuntungan. Perusahaan perlu memiliki tujuan yang lebih besar daripada sekadar keuntungan finansial. Inilah mengapa kepercayaan terhadap sumber daya manusia, pemangku kepentingan, dan konsumen sangat penting bagi sektor swasta.
Keunggulan operasional juga menjadi fondasi penting untuk memperluas dan menumbuhkan bisnis yang tangguh. Selain itu, kemampuan beradaptasi dan inovasi adalah kunci untuk menghadapi perubahan cepat dan tetap kompetitif dalam lanskap yang terus berkembang.
“Kami percaya bahwa memiliki bisnis yang berlandaskan tujuan (purpose-driven business) juga sangat penting. Karena dengan memiliki tujuan, Anda bisa menarik talenta, mitra, dan pelanggan ke dalam bisnis Anda, serta membangun bisnis yang berkelanjutan dalam jangka panjang,” tambah Jesslyne.
Paparan strategis ini terangkum dalam acara East Ventures Summit 2025, melalui diskusi panel yang menghadirkan Pandu Sjahrir, Chief Investment Officer Danantara, dan Jesslyne Widjaja, Direktur Eksekutif Golden-Agri Resources. Sesi ini dipandu oleh Willson Cuaca, Co-Founders dan Managing Partner East Ventures, serta Roderick Purwana, Managing Partner East Ventures, sebagai moderator.
Sebagai venture capital (VC) terdepan yang bergerak di seluruh sektor (sector-agnostic) di Asia Tenggara, East Ventures menyadari peran penting dari sebuah investasi dalam mempercepat kemajuan ekonomi nasional. Baik aliran modal yang masuk ke program pemerintah maupun ke perusahaan swasta, semuanya memiliki peran vital dalam memperkuat stabilitas investasi dan mendorong pertumbuhan jangka panjang.
Terlepas dari ketidakpastian situasi ekonomi global dan geopolitik yang sedang berlangsung, East Ventures tetap berkomitmen penuh untuk mendukung ekosistem startup Indonesia. Kami “defying gravity” (menentang gravitasi) dan memilih untuk terus maju.
Bukan hanya bertahan melewati siklus pasar, fokus kami adalah membangun lebih jauh dan mendukung para founder yang mampu bangkit dari tantangan serta memanfaatkan segala kemungkinan dalam dinamika industri teknologi Asia Tenggara.
East Ventures terus maju dan bergerak bersama ekosistem kami menuju pencapaian visi jangka panjang Danantara untuk ekonomi Indonesia yang lebih kuat dan inklusif.
Jika Anda adalah pendiri startup dan sedang meningkatkan skala bisnis, kirimkan pitch Anda di sini.