Startup e-commerce kecantikan, Sociolla, buktikan e-commerce bisa lawan polusi plastik

8 Juni 2022

Banyak kosmetik, perawatan kulit, atau produk kecantikan lainnya dikemas sangat menarik untuk memikat pembeli. Sadar atau tidak, limbah menjadi hal umum yang berkaitan dengan bisnis industri kecantikan. Dengan meningkatnya konsumsi terhadap barang kosmetik dan perawatan kulit yang mengarah pada tren belanja kecantikan impulsif, masalah limbah di industri kecantikan menjadi semakin kritis dibandingkan sebelumnya. 

Riset dari Cosmetic Packaging Market (2020-2025) menyebutkan hampir 50% produk kosmetik berbahan plastik. Laporan The Minderoo Foundation juga mengungkapkan bahwa industri kosmetik global telah menghasilkan lebih dari 120 miliar paket yang disebutkan setiap tahun, yang sebagian besar tidak dapat didaur ulang.

Menyikapi hal tersebut, e-commerce kecantikan terkemuka di Indonesia, Social Bella atau yang lebih dikenal sebagai Sociolla, telah mengambil beberapa inisiatif untuk mengatasi pencemaran plastik di Indonesia, khususnya di industri kecantikan.

Didirikan oleh Christopher Madiam, John Rasjid, dan Chrisanti Indiana pada tahun 2015, Sociolla telah berkembang dari e-commerce kecantikan menjadi sebuah ekosistem kecantikan terintegrasi (secara online dan offline), didukung oleh komunitas dan jurnal kecantikan. East Ventures telah menjadi investor awal yang percaya dan telah berinvestasi di Sociolla pada tahun 2015.

Sepanjang perkembangan bisnis, Sociolla memperhatikan keberlanjutan, tak hanya dari segi bisnis tetapi juga keberlanjutan lingkungan. Chrisanti Indiana, Co-Founder, dan CMO Sociolla mengungkapkan, perusahaan harus berkontribusi mengurangi kemasan yang akan dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA).

Inisiasi pertama adalah kampanye ‘Waste Down Beauty Up’ pada Januari tahun ini. Gerakan ini terdiri dari empat inisiatif utama yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran industri kecantikan Indonesia dalam mengurangi sampah plastik. Keempat inisiatif tersebut adalah:

  • Mendorong perilaku kesadaran membeli produk kecantikan dengan menawarkan produk kecantikan berukuran kecil/mini sebelum membeli produk ukuran biasa.
  • Mempromosikan kesadaran berbelanja dengan mendorong pembeli untuk mencari ulasan tepercaya sebelum membeli produk.
  • Mendorong pelanggan untuk menyelesaikan produk kecantikan mereka sebelum membeli yang baru.
  • Mempromosikan e-gift untuk menghindari hadiah yang tidak akan digunakan.

“Sebagai peritel kecantikan terkemuka di Indonesia, Sociolla telah berkomitmen untuk mendorong masa depan yang berkelanjutan bagi industri kecantikan di Indonesia. Kami ingin menggunakan kekuatan ekosistem kami untuk mengadvokasi, mempromosikan, dan membantu konsumen melakukan pembelian produk kecantikan secara sadar. Kami percaya kampanye Waste Down Beauty Up merupakan titik awal keberlanjutan dalam industri kecantikan,” kata Chrisanti.

Hingga saat ini, lebih dari 42 juta pengguna di seluruh Indonesia dalam jaringan ekosistem Social Bella telah bergabung dalam gerakan tersebut dan memberikan dampak nyata bagi lingkungan.

Sociolla juga telah berhenti menggunakan bubble wrap dalam pengiriman paket, menyematkan perusahaan sebagai perusahaan e-commerce signifikan pertama di Indonesia yang berkomitmen pada kebijakan zero bubble wrap. Perusahaan juga mengubah kemasan pengiriman menjadi kotak ramah lingkungan untuk memastikan keberlanjutan bisnis. Beralih dari bubble wrap ke kertas daur ulang diperkirakan dapat mengurangi penggunaan plastik perusahaan sekitar 250.000 meter/tahun.

Perusahaan juga meluncurkan Sukin x Sociolla Recycle Station, sebuah inisiatif yang bermitra antara Sociolla dan merek perawatan kulit global, Sukin, untuk menjalankan program daur ulang skala nasional pada Maret 2022. Saat ini, program daur ulang tersedia di 43 toko Sociolla di 25 kota di seluruh Indonesia. Untuk itu, Sociolla bekerja sama dengan Waste4Change, sebuah perusahaan pengelola sampah di Indonesia. Pecinta kecantikan dapat menempatkan kemasan kosong mereka untuk dikumpulkan dan dikirim ke fasilitas pengelolaan limbah yang dijalankan oleh Waste4Change dan akan didaur ulang menjadi material yang bernilai.

Dalam dua bulan sejak Sociolla memulai stasiun daur ulang, perusahaan telah berhasil mencegah 1,4 ton limbah kecantikan berakhir di tempat pembuangan sampah. Perilaku positif ini diyakini akan terus tumbuh dan memberikan dampak yang berkelanjutan, sehingga semakin banyak orang yang bertanggung jawab menjaga lingkungan hijau dan sadar akan penerapan 3R (reduce, reuse, dan recycle) dalam kehidupan sehari-hari.

“Inisiatif ini merupakan langkah besar dan tidak mudah untuk kami lakukan, tetapi ini sejalan dengan keinginan jangka panjang dan misi pertama Sociolla. Kami ingin membantu orang menemukan produk terbaik yang sesuai dengan kebutuhan mereka dan hanya membeli produk yang mereka butuhkan. Menjadi cantik tidak harus mubazir. Gerakan ini tidak hanya tentang merawat diri sendiri dengan cara yang terbaik tetapi juga dapat berkontribusi pada dunia dan lingkungan. Kami senang dapat membawa lebih banyak para pecinta kecantikan ke dalam pola hidup ini,” kata Chrisanti.

Mendukung Indonesia dalam mencapai SDGs dengan mengurangi polusi plastik

Indonesia tengah berjuang terhadap masalah serius, yakni polusi plastik. Bank Dunia menyatakan Indonesia menghasilkan sekitar 7,8 juta ton sampah plastik setiap tahunnya. Ada 4,9 juta ton sampah plastik yang salah kelola – baik itu tidak dikumpulkan, dan bocor dari tempat pembuangan sampah yang tidak dikelola dengan baik. Hanya 10% yang berakhir di pusat daur ulang.

Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia, dengan lebih dari 17.000 pulau, 81.000 kilometer garis pantai, dan ekosistem laut yang kaya. Ironisnya, sampah plastik telah mengancam dan merusak keanekaragaman hayati laut dan menjadikan Indonesia sebagai penyumbang sampah plastik terbesar kedua di lautan.

Dalam World Economic Forum 2020, pemerintah menyatakan komitmennya untuk mengatasi masalah sampah plastik, dan bertujuan untuk mengurangi sampah plastik laut sebesar 70% pada tahun 2025 mendatang. Selain itu, negara ini bertujuan untuk mencapai Indonesia bebas polusi plastik pada tahun 2040.

Inisiatif Sociolla dalam mengurangi polusi plastik dan mendidik pasar berkontribusi pada tujuan bangsa dan selaras dengan beberapa Tujuan Pembangunan Berkelanjutan PBB (UN-SDG), termasuk:

  • No.12: Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab.
  • No.13 : Mengambil tindakan segera untuk memerangi perubahan iklim dan dampaknya.
  • No.14: Melestarikan dan memanfaatkan samudera, laut, dan sumber daya kelautan secara berkelanjutan untuk pembangunan berkelanjutan.
  • No.15 : Melindungi, memulihkan dan mempromosikan pemanfaatan berkelanjutan ekosistem darat, mengelola hutan secara berkelanjutan, memerangi penggurunan, dan menghentikan dan membalikkan degradasi lahan dan menghentikan hilangnya keanekaragaman hayati.

Dengan menerapkan tindakan tersebut, Sociolla menunjukkan bahwa perusahaan digital juga dapat menciptakan dampak positif bagi lingkungan yang berkelanjutan. Pada saat yang sama, mendukung bangsa dan dunia untuk memerangi masalah lingkungan, dan bersama-sama mencapai SDG Indonesia.