Avina Sugiarto and Mari Elka Pangestu for the Women with Impact by East Ventures
East Ventures

Share

14 Maret, 2023

Insights

Menutup kesenjangan: Berinvestasi pada wanita dapat mendorong pertumbuhan ekonomi

Kesetaraan gender bukan hanya masalah moral tetapi juga menjadi faktor utama pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. Berinvestasi pada wirausaha perempuan dan mengatasi ketidaksetaraan yang semakin dalam dapat menciptakan masyarakat yang lebih stabil, tangguh, dan inklusif sehingga menguntungkan semua orang.

Pesan ini adalah bagian dari pidato sambutan Mari Elka Pangestu di acara Women with Impact oleh East Ventures, dalam rangka merayakan Hari Perempuan Internasional 2023. Mari saat ini adalah mantan Direktur Pelaksana, Kebijakan Pembangunan dan Kemitraan Bank Dunia & Dewan Pengawas di United in Diversity Foundation. Women with Impact adalah inisiatif East Ventures untuk mempromosikan kesetaraan gender, khususnya bagi para founders dan perempuan profesional di industri teknologi.

Dalam pidatonya, Mari mengungkapkan, menurut Bank Dunia dan penelitian lainnya mempromosikan kesetaraan gender dapat menghasilkan triliunan dolar dan meningkatkan PDB per kapita jangka panjang sebesar hampir 20% di seluruh negara.

Partisipasi perempuan dalam ekonomi sebagai pembuat kebijakan, wirausaha, pekerja, dan tokoh masyarakat juga bermanfaat bagi masyarakat secara keseluruhan, termasuk dengan menciptakan kesempatan kerja bagi perempuan lain dan meningkatkan investasi dalam kesehatan dan pendidikan anak.

Ketimpangan tersebut mempengaruhi para wirausaha perempuan dalam hal-hal berikut: 

  • Wanita yang memulai bisnis jumlahnya lebih rendah 25% dibandingkan jumlah pria. 
  • Perempuan juga cenderung bekerja dengan upah lebih rendah, berkembang lebih lambat, sehingga produktivitas dan keuntungan mereka di UKM kira-kira setengah dari bisnis milik laki-laki.
  • Sebanyak 36% perempuan memiliki kemungkinan lebih kecil dibandingkan pria untuk memiliki ekspektasi pertumbuhan yang tinggi. Adapun perusahaan tahap awal (pre-seed) yang dapat mengakses modal tumbuh 30% lebih cepat, wirausaha perempuan menghadapi hambatan dalam mengakses modal.

Untuk mengatasi masalah ini, tambahnya, kita memerlukan pendekatan ekosistem holistik yang berfokus pada empat pilar utama: pembiayaan; keterampilan dan jaringan; pasar dan teknologi, serta lingkungan yang mendukung. Menghilangkan hambatan dan memberi kesempatan yang sama bagi perempuan untuk memulai dan mengembangkan bisnisnya dapat memberi peluang nilai tambah bersih secara global hingga US$ 5 triliun hingga US$ 6 triliun. 

1. Pembiayaan

Perempuan menghadapi masalah keuangan dan modal yang lebih besar daripada wirausaha laki-laki. Hal ini tampak dari temuan World Bank, dimana terjadi kesenjangan pendanaan sebesar US$ 1,7 triliun di seluruh dunia. Diperlukan kolaborasi yang serius dan berdampak antara program pendidikan serta pelatihan finansial untuk memberikan pengetahuan gender bagi karyawan perbankan dan jasa keuangan. Dengan demikian, kita dapat mengatasi bias gender dalam keputusan pinjaman.

2. Keterampilan dan jaringan

Perempuan seringkali kurang percaya diri untuk melakukan sesuatu atau mengambil peran kepemimpinan, terutama karena hal tersebut dianggap tidak umum, sehingga ada masalah budaya dan perlawanan secara pasif. Dibutuhkan program pelatihan yang tepat sasaran dan terintegrasi dengan pelatihan dan jejaring untuk bisnis mereka, dan juga pemberdayaan keterampilan sosial-emosional, terutama ketika mereka (wirausaha perempuan) baru memulai.

3. Pasar dan teknologi

Kurang dari 2% transaksi rantai pasok secara global berasal dari perusahaan yang dipimpin perempuan. Oleh karena itu, kita perlu membuat program pemberdayaan untuk mendukung wirausaha perempuan untuk mendapatkan akses masuk ke modal ventura, peluang pengadaan publik, dan bantuan untuk masuk ke pasar domestik, maupun internasional, termasuk peluang e-commerce

4. Lingkungan yang mendukung

Menurut penemuan Bank Dunia, perempuan di seluruh dunia menghadapi permasalahan praktis dan peraturan yang signifikan untuk menjadi wirausaha. Isu tersebut berkaitan dengan diskriminasi bias gender, akses kredit, dan memulai bisnis. Oleh karena itu, kita harus mengubah undang-undang dan peraturan yang berkontribusi pada bias gender.

Kesimpulannya, berinvestasi pada perempuan bukan hanya hal yang benar untuk dilakukan tetapi juga merupakan hal yang cerdas untuk ekonomi dan masyarakat. Kita dapat menciptakan masa depan yang lebih adil dan sejahtera bagi semua orang dengan bekerja sama mengatasi ketidaksetaraan yang dihadapi wirausaha perempuan. Tujuan ini membutuhkan kerja sama antara pemerintah, swasta, dan semua kelompok yang peduli terhadap pemberdayaan perempuan.