East Ventures

Share

4 April, 2023

Insights

“Kami tidak pernah dengan sengaja mencari unicorn”: Willson Cuaca

Sejak East Ventures didirikan pada tahun 2009, kami tidak pernah sengaja mencari unicorn. Pernyataan ini disampaikan Co-Founder dan Managing Partner East Ventures, Willson Cuaca pada diskusi panel ‘Finding the Next Unicorn’ dalam OCBC NISP Business Forum 2023.

“Kami berinvestasi berdasarkan keyakinan, bukan mencari valuasi maupun unicorn. Kami tidak pernah dengan sengaja mencari unicorn, karena unicorn [terbentuk] by-product saat Anda mampu menciptakan nilai. Yang kami cari adalah permasalahan yang ingin Anda selesaikan, yang akan menentukan apakah solusi Anda adalah ‘painkiller’ atau hanya ‘vitamin’,” kata Willson.

Dalam industri digital, atribut dari startup digital yang baik adalah disruptif, menciptakan sesuatu tidak pernah ada menjadi ada, sehingga membutuhkan waktu dan sumber daya. Jadi, tujuan utama sebuah startup pada awalnya bukanlah untuk menghasilkan uang, tetapi untuk membangun produk yang kuat.

Dalam hal due diligence, kami selalu menilai “2P”: People (Orang) dan Potential Market (Pasar Potensial), karena produk yang baik dibangun oleh founder yang baik yang menargetkan pasar yang besar. Kami tidak menganggap diri kami sebagai investor digital, tetapi investor biasa yang berinvestasi pada orang-orang yang memanfaatkan teknologi digital untuk mendisrupsi atau mendobrak industri tradisional.

Membangun produk yang baik membutuhkan penciptaan nilai yang unik, berbeda (key differentiator) dan mampu bertahan dibandingkan produk umumnya (defensible) Untuk mencapai hal ini, startup perlu menetapkan posisi produk yang kuat, menemukan product-market fit, dan memanfaatkan teknologi untuk mendobrak model bisnis tradisional. Setelah faktor-faktor ini diterapkan, startup dapat menghasilkan pendapatan dan mengalami pertumbuhan eksponensial, yang disebut sebagai “pertumbuhan tongkat hockey” atau kurva J.

Begitu sampai pada tahap ini, kami tidak mendorong startup untuk ‘membakar uang’ untuk mendapatkan pelanggan, sebaliknya perusahaan perlu fokus untuk mencapai profitabilitas; karena akuisisi pelanggan lebih murah, dan pelanggan lebih cenderung mempertahankan produk.

Terlepas dari tantangan yang ditimbulkan oleh resesi global, tech winter, dan jatuhnya Silicon Valley Bank di Amerika Serikat, yang telah mempengaruhi valuasi startup, kami tetap berkomitmen untuk berinvestasi di Indonesia – pasar terbesar di Asia Tenggara. Willson juga berkata bahwa East Ventures terus menjalankan bisnisnya seperti biasa.

East Ventures telah menyaksikan peningkatan ekonomi digital Indonesia yang luar biasa selama 14 tahun. Pada tahun 2009, hanya 13 juta dari 230 juta penduduk yang memiliki akses ke internet, dengan total penetrasi internet sebesar 13%. Namun, populasi saat ini mencapai 272 juta, dan jumlah pengguna internet telah melampaui 200 juta, sehingga tingkat penetrasi internet sebesar 77%. Ini berarti bahwa lebih dari 170 juta orang telah bergabung dengan demografi online Indonesia dan dengan penuh semangat mengadopsi setiap solusi digital yang disajikan kepada mereka. Alhasil, Indonesia adalah kunci bagi setiap bisnis berbasis teknologi yang ingin menguasai pasar Asia Tenggara.

Tonton diskusi panel selengkapnya di bawah.