World Coffee Day - East Ventures Coffee-tech Portfolios
East Ventures

Share

1 Oktober, 2022

From Portfolios

Startup teknologi kopi beri kebaikan bagi semuanya, dari petani hingga konsumen

Startup teknologi kopi East Ventures mendukung ekosistem kopi end-to-end yang berkelanjutan

Siapa yang tidak suka kopi? Di East Ventures, kami sangat mencintai kopi. Portofolio kami memiliki tiga startup teknologi yang berfokus pada kopi: Otten Coffee, Fore Coffee, dan Morning.

Kopi sudah menjadi rutinitas khusus bagi banyak orang – minum secangkir kopi di pagi hari, mampir ke kedai kopi, atau menghabiskan waktu di kedai kopi di siang hari.

Kopi adalah komoditas tropis yang paling banyak diperdagangkan, dengan 25 juta keluarga petani kopi di dunia, dan merupakan 80% dari volume output komoditas tropis global. Konsumsinya juga meningkat setiap tahun. Menurut International Coffee Organization, konsumsi kopi dunia diproyeksikan tumbuh sebesar 3,3% menjadi 170,3 juta karung pada 2021/2022 dari 164,9 juta pada 2020/2021.

Di Asia Tenggara, kopi telah menjadi komoditas penting senilai US$ 6,2 miliar atau 16% dari ekspor kopi. Vietnam dan Indonesia merupakan produsen kopi terbesar kedua dan keempat dunia. Di Indonesia khususnya, Kopi merupakan komoditas terpenting ketiga di antara semua produk hasil perkebunan setelah kelapa sawit dan karet. Kontribusi kopi sebesar 16,15% terhadap PDB perkebunan, dan industri kopi menaungi sekitar 1,86 juta kepala keluarga petani dan 50 ribu pekerja.

Terletak di The Coffee Belt, sebuah wilayah di sekitar khatulistiwa yang paling cocok untuk menanam kopi, Indonesia memiliki varietas kopi single-origin terluas dan pilihan rasa dan karakter terbanyak. Indonesia telah mengalami pertumbuhan industri kopi hingga sebesar 250% dalam sepuluh tahun terakhir. 

Dalam rangka memperingati Hari Kopi Internasional pada 1 Oktober 2022, East Ventures ingin berbagi bagaimana startup teknologi kopi berkontribusi dalam meningkatkan nilai biji kopi, menjual kopi untuk diminum, dan mempraktikkan ekosistem kopi yang berkelanjutan dari hulu hingga hilir. Berikut adalah startup teknologi kopi kami yang telah mengembangkan ekosistem kopi di Indonesia dan Asia Tenggara, mulai dari petani hingga penikmat kopi.

Selamat Hari Kopi Internasional!

Morning

Morning Coffee Machine

Mesin kopi Morning

Morning adalah startup kopi terbaru yang diinvestasikan East Ventures pada tahun 2022. Co-Founder dan CEO Morning, Leon Foo, mengatakan bahwa Morning membantu memecahkan tiga masalah pada ekosistem kopi.

Pertama, Morning membantu menghadirkan kualitas dan kenyamanan membuat kopi dengan mesin kopinya, sehingga orang-orang dengan pemahaman terbatas dalam menyeduh secangkir kopi, tetap dapat menikmati di rumah. Kedua, Morning menciptakan platform marketplace di mana orang dapat membeli kopi terbaik dunia tanpa menghabiskan waktu membeli dari banyak situs yang berbeda. Ketiga, Morning berbagi cerita kopi dan roaster di seluruh dunia melalui platformnya sehingga para pecinta kopi dan roaster dapat saling belajar dan berbagi cerita.

“Teknologi kami yang dipatenkan membuat kopi terasa lebih enak. Cara kerja mesin kami – pompa, suhu, dan outputnya sedikit berbeda, kopi terasa lebih enak, dan semuanya hanya dengan satu sentuhan tombol,” kata Leon Foo.

Morning tidak mau berkompromi untuk mendapatkan biji kopi berkualitas baik dari praktik pertanian berkelanjutan di seluruh dunia. Praktik pertanian berkelanjutan berarti memastikan dari proses perkebunan kopi end-to-end dengan tidak merusak lingkungan, termasuk memastikan upah minimum dan harga kopi hijau berada pada level tertentu. Sekitar 15-20 roaster di seluruh dunia membantu Morning untuk mengolah dan mencampur kopi dari berbagai negara, dan membantu mereka menjaga kualitas. Leon menargetkan untuk meningkatkan jumlah roaster secara bertahap hingga memiliki 60 roaster, sehingga Morning dapat menghadirkan rasa kopi yang lebih berkualitas kepada pelanggan.

Praktik berkelanjutan lainnya juga tercermin dalam kemasan kapsul daur ulangnya. Tidak hanya menjaga kualitas kopi dalam kemasannya, Morning hanya menggunakan bahan kapsul berbahan aluminium atau bahan kompos lainnya, daripada menggunakan plastik.

“Target kami ke depan adalah terus membuat kopi berkualitas yang lebih baik dan lebih mudah diakses, dan memastikan penggunaan kemasan berkelanjutan dan praktik berkelanjutan dalam pembuangan, pengomposan, daur ulang, dan semua proses. Kami ingin membuat perbedaan dari sudut pandang platform melalui berbagi cerita dengan beberapa petani ini, memiliki konten yang menampilkan komunitas, dan membawa kesadaran publik ke sisi pertanian kopi,” tambah Leon.

Fore Coffee

Fore Coffee

Fore Coffee

East Ventures telah berinvestasi di Fore Coffee sejak pendiriannya pada tahun 2018. Nama ‘Fore’ berasal dari kata ‘Forest’ atau hutan, artinya Fore Coffee bertujuan untuk membawa kehidupan dan kebaikan bagi sekitarnya.

Menggunakan biji kopi Indonesia dari Aceh, Toraja, dan Jawa Barat, Fore Coffee mengutamakan kualitas kopi bagi para pelanggannya. Mengusung tema “Grind The Essentials” tahun ini, Fore Coffee ingin fokus mengolah kopi berkualitas dari petani hingga ke konsumen. Hal ini penting karena, sebagai produsen kopi terbesar keempat dunia, Indonesia menempati peringkat ke-45 dalam konsumsi kopi. Selain menggunakan biji kopi Indonesia, Fore terhubung langsung dengan para petani untuk memahami tantangan yang mereka hadapi dan bagaimana Fore dapat mendukung mereka.

Meskipun Fore Coffee mungkin bukan pencetus menu-menu populer seperti kopi susu gula aren, Fore Coffee menghadirkan sesuatu yang berbeda di setiap cangkir untuk pelanggan Indonesia. “Kami tidak hanya memberi Anda kopi, kami juga memberi Anda pengalaman. Kami percaya bahwa kopi terkait dengan kehidupan sosial, karena setiap manusia perlu berinteraksi dan bersosialisasi dengan orang lain. Oleh karena itu, kami menciptakan kehidupan sosial di Fore Coffee, di mana Anda dapat menikmati kopi Anda bersama teman, kolega, dan kerabat Anda,” kata Vico Lomar, Co-Founder dan CEO Fore Coffee.

Seiring dengan bertumbuhnya kepercayaan pelanggan terhadap produk-produk terbaik yang diberikan  Fore Coffee, telah mencatat pertumbuhan yang signifikan pada tahun lalu, dari 300-400 ribu cangkir per bulan pada tahun 2021 menjadi sekitar satu juta cangkir per bulan pada tahun 2022. Jumlah toko juga tumbuh 30% tahun ini, dengan 120 toko di 26 kota di seluruh Indonesia September ini. Fore Coffee menargetkan memiliki 140 gerai di akhir tahun 2022.

Fore Coffee memanfaatkan teknologi untuk mengedukasi pasar, meningkatkan pesanan dari aplikasi dengan menawarkan promosi. Di samping itu, Fore juga melihat adopsi teknologi di kota-kota lapis kedua dan ketiga ditemukan relatif tinggi. Melalui aplikasinya, Fore Coffee berharap dapat memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang perilaku pelanggan untuk mempersonalisasi pengalaman pelanggan ke depan.

Terkait kemasan yang ramah lingkungan, Fore Coffee juga memberikan perhatian khusus pada limbah yang dihasilkan, dengan  berusaha mengurangi limbah, seperti memakai gelas yang dapat digunakan kembali (untuk minuman dingin) dan cangkir kertas dengan kualitas biodegradable terbaik di dunia (untuk minuman panas). Tahun ini, Fore juga berkolaborasi dengan salah satu startup pengelolaan sampah di Indonesia untuk mengumpulkan gelas kertas dan plastik agar bisa didaur ulang di Jabodetabek.

“Kami percaya dengan filosofi asli kami. Fore berasal dari kata ‘hutan’, jadi tanggung jawab kami adalah menjaga dan merawat lingkungan. Ini sudah menjadi janji kami sejak awal,” tambah Vico.

Otten Coffee

Otten Store

Toko Otten

Didirikan pada tahun 2014 oleh Jhoni Kusno dan Robin Boe, Otten Coffee adalah startup teknologi kopi Indonesia yang mengubah budaya minum kopi di Indonesia dengan visi #MengopikanIndonesia. Tak lama setelah itu, pada tahun 2015, East Ventures berinvestasi dan dan terus mendukung perjalanan Otten. Jhoni dan Robin melihat bahwa konsumsi kopi mulai meningkat seiring peningkatan kesadaran masyarakat terhadap apa yang mereka konsumsi. Oleh karena itu, Otten memanfaatkan kesempatan ini dengan menyediakan berbagai macam kopi Indonesia dari Sumatera hingga Papua. Otten mengambil biji kopinya dari 100 daerah dan terus mengeksplorasi lebih banyak daerah potensial dengan cita rasa kopi yang berbeda.

“Kami membawa pengetahuan kopi yang lebih mendalam untuk para peminum kopi, baik di rumah maupun di luar. Kami juga mengedukasi berbagai model bisnis bagi pemilik bisnis kopi dan orang-orang yang ingin menjadi barista yang baik dengan menyajikan secangkir kopi yang enak untuk semua pecinta kopi,” kata Jhoni, Co-Founder dan CEO Otten Coffee.

Otten bekerja sama dan menjalin hubungan baik dengan para petani kopi di Indonesia. Tim Penelitian dan Pengembangan (R&D) Otten bekerja dengan petani kopi untuk memastikan para petani kopi mempraktikkan metode penanaman yang bertanggung jawab yang melestarikan lingkungan sambil tetap menjaga kualitas kopi.

Jhoni menjelaskan bahwa Otten memanfaatkan teknologi dalam memproses kopi dari awal hingga akhir. Mulai dari tahap produksi hingga memastikan kebutuhan pelanggan terpenuhi, juga mendukung ekosistem perdagangan kopi yang adil, mengembangkan sistem untuk perkiraan permintaan, manajemen inventaris, dan perencanaan produksi. Otten memanfaatkan teknologi untuk mengoptimalkan setiap langkah proses, yang akan berujung ke pertumbuhan pendapatan. Dalam mendekatkan diri dengan masyarakat, Otten telah menetapkan beberapa inisiatif, seperti mengadakan acara kopi, membuat workshop kopi, dan mengadakan salah satu kompetisi kopi paling bergengsi di komunitas kopi global.

“Kami bertujuan untuk menghubungkan para pemangku kepentingan di industri kopi Indonesia dengan terintegrasi secara vertikal, membuat specialty coffee dapat diakses melalui teknologi dan ekosistem digital untuk mengatasi masalah masyarakat dan membawa daya saing kopi Indonesia ke dunia,” kata Jhoni.