Learning from Eastern Indonesia's climb up the digital competitiveness ladder
East Ventures

Share

19 Januari, 2023

EV-DCI

Upaya provinsi Indonesia Timur ‘naik kelas’ dalam daya saing digital

Melihat perkembangan Papua Barat, Nusa Tenggara Timur, dan Sulawesi Barat yang dapat membantu meningkatkan daya saing digital provinsi lain 

Meningkatkan daya saing digital di kawasan Timur Indonesia merupakan suatu hal sulit dengan berbagai tantangan, mulai dari infrastruktur hingga pendidikan digital yang mencegah adopsi digital lebih cepat.

Wilayah Timur Indonesia secara konsisten mendominasi provinsi dengan peringkat terendah dalam hal daya saing digital di seluruh nusantara selama tiga tahun. Namun, sejumlah pemerintah daerah di kawasan Timur telah mengambil langkah signifikan dalam meningkatkan kapabilitas digital di provinsinya masing-masing.

Menurut laporan East Ventures – Digital Competitiveness Index (EV-DCI) 2022, enam provinsi di kawasan Timur naik peringkat dari tahun lalu, dipimpin oleh Papua Barat dan Nusa Tenggara Timur. Adapun, Sulawesi Barat (Sulbar) telah memulai beberapa inisiatif untuk meningkatkan kapabilitas digitalnya, meski konsisten pada peringkat tahun lalu.

Artikel ini menyoroti tiga provinsi Timur Indonesia yang mencapai peningkatan signifikan berkat upaya yang berhasil mendorong daya saing digital.

1. Papua Barat

Dari seluruh provinsi timur, Papua Barat mengalami peringkat tertinggi, yang naik dari peringkat ke-30 terbawah dengan skor 27,6 pada tahun 2021 menjadi peringkat ke-19 dengan skor 34,3 pada tahun 2022. Peningkatan infrastruktur dan literasi digital menjadi faktor tingginya skor tersebut.

Papua Barat telah melaksanakan pembangunan infrastruktur digital yang berfokus pada jaringan backbone Palapa Ring Timur, menara BTS 4G, dan konektivitas internet yang menjangkau lokasi-lokasi terpencil.

Literasi digital juga meningkat, yang berdampak pada peningkatan skor pada pilar sumber daya manusia. Provinsi Papua Barat dengan skor 3,61 menjadi provinsi teratas se-Timur Indonesia, menurut hasil Survei Literasi Digital 2021.

2. Nusa Tenggara Timur

Peringkat daya saing digital Nusa Tenggara Timur meningkat dari peringkat 29 di tahun 2021 menjadi 26 pada tahun 2022, diikuti dengan peningkatan skor EV-DCI yang naik dari 29,3 menjadi 32,3 pada tahun yang sama.

Infrastruktur digital telah meningkatkan pertumbuhan berbagai sektor di provinsi ini. Kementerian Komunikasi & Informatika telah meresmikan 16 base transceiver station (BTS) hingga 2021, dari total 421 BTS yang akan dibangun di provinsi tersebut. Sejalan dengan pemanfaatan koneksi internet, literasi digital di kalangan warga dan generasi muda didorong oleh masyarakat dan pemerintah, tidak hanya untuk meningkatkan kemampuan digital mereka, tetapi juga untuk mempromosikan pariwisata melalui digital.

Dari pemain digital, Grab, terungkap ada peningkatan aktivitas bisnis di dua wilayah: Kupang (Nusa Tenggara Timur) dan Jayapura (Papua). Temuan ini terlihat dari tingkat petir di dua wilayah di mana Grab berada. Studi kolaboratif ini dilakukan antara Grab dengan universitas negeri, LPEM FEB UI.

Temuan kedua adalah peluang bisnis baru di kedua kota tersebut. Sekitar 30% merchant GrabFood dan 50% GrabKios adalah usaha baru. Ketiga, adopsi produk keuangan lebih tinggi dengan kepemilikan e-wallet, dan 60% mitra pengemudi memiliki skema asuransi.

3. Sulawesi Barat

Sulawesi Barat mempertahankan peringkat ke-33 pada tahun 2022, tetapi kami melihat upaya pemerintah daerah untuk meningkatkan kemampuan digital. Salah satu contohnya adalah Festival Sandeq, sebuah acara budaya yang menampilkan kompetisi perahu tradisional yang diadakan pada tahun 2022. Pemerintah bertujuan untuk meningkatkan kesadaran digital warga dengan mendorong mereka untuk membagikan foto dan video festival di platform media sosial.

Selain itu, Pemerintah daerah bersama dengan perguruan tinggi nasional, Institut Pertanian Bogor (IPB) telah mengembangkan platform gambar beresolusi tinggi, yang disebut data desa presisi, yang terdiri dari data numerik dan deskriptif yang menggambarkan kondisi nyata desa. Data desa yang tepat bertujuan untuk membantu pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya dalam berbagai aspek, menyediakan informasi dan data yang akurat, sehingga dapat membangun desa atau menawarkan bantuan tepat sasaran.

“Tidak ada pilihan lain selain mengadopsi pendekatan digital. Sebagai provinsi yang terpecah 18 tahun lalu, Sulbar masih banyak yang harus dikejar dari berbagai sisi, seperti kebijakan berbasis data bisa memberikan hal yang baik bagi kita,” ujar Akmal Malik, Plt. Gubernur Sulbar saat pertemuan dengan East Ventures dalam Katadata Regional Summit 2022.

The acting governor of West Sulawesi, Akmal Malik received the EV-DCI placard from East Ventures’ Operating Partner, David Audy, Jakarta, November 2022

Plt Gubernur Sulawesi Barat, Akmal Malik menerima plakat EV-DCI dari Operating Partner East Ventures, David Audy, Jakarta, November 2022

Ia juga menekankan pentingnya kolaborasi antara Pemerintah, perguruan tinggi, akademisi, dan masyarakat dalam berbagai pendekatan untuk meningkatkan kesadaran, literasi, dan daya saing digital di kalangan masyarakat Sulbar.

David Fernando Audy, Operating Partner East Ventures mengapresiasi upaya pemerintah dalam mendorong transformasi digital di setiap provinsi. “Kami menyadari bahwa setiap pemerintah daerah memiliki pendekatan yang disesuaikan untuk menghasilkan kesadaran dan transformasi digital di provinsi mereka. Selain itu, jika kita ingin mendorong daya saing digital antar provinsi, kita perlu terus mendorong kolaborasi antara semua pemangku kepentingan. East Ventures berharap laporan EV-DCI kami akan menjadi tolok ukur untuk membantu setiap wilayah dan kota melacak dan meningkatkan daya saing digital mereka,” kata David.